Puspen TNI (LawuPost.Com) Kondisi politik dan ekonomi serta keamanan kawasan Asia Pasifik saat ini
sedang menghangat. Berbagai permasalahan di tingkat global, regional dan
nasional Indonesia menjadi spektrum ancaman yang berdampak terhadap keamanan
nasional yang perlu diantisipasi. Untuk itu, TNI telah menyiapkan kebijakan, strategi
dan upaya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi kondisi keamanan tersebut.
Demikian slide paparan Panglima TNI Marsekal TNI
Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya
TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., pada acara Round Table
Discussion (RTD) tentang
“Mengantisipasi Kondisi Keamanan Kawasan Asia Pasifik Guna Mengurangi
Implikasinya Dalam Rangka Ketahanan Nasional”, yang diikuti oleh segenap
pejabat terkait dari Kementerian, Lembaga Negara dan Universitas, bertempat
di Ruang Kresna Gedung Astragatra Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Rabu
(23/5/2018).
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, berbagai tren permasalahan di tingkat global, regional dan
nasional yang tersebar dalam spektrum ancaman mensyaratkan perlunya pemahaman,
pemikiran, mekanisme dan model baru yang adaptif untuk menghadapi berbagai
bentuk ancaman baru. “Sesuai amanat
Undang-Undang, TNI berkewajiban
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, harus selalu siap siaga,” tegasnya.
Dalam paparannya, Panglima TNI juga menyampaikan
bahwa TNI selaku Garda Terdepan dan Benteng Terakhir NKRI telah menyiapkan
konsep kesiapsiagaan TNI dalam rangka melaksanakan tugas pokok yang diamanatkan
Undang-Undang dalam hal menangkal segala kemungkinan ancaman. Oleh karena itu, disiapkan konsep
kesiapsiagaan Komando Gabungan TNI yang didukung oleh kesiapan Alutsista,
personel dan anggaran TNI.
Dijelaskan oleh Panglima TNI bahwa kesiapsiagaan
Komando Gabungan (Kogab) TNI tersebut diwujudkan dalam bentuk Komando Gabungan
yang menjalankan 4 (empat) Operasi Militer Perang TNI, yaitu Operasi Pasukan
Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI, Operasi Siaga Tempur Laut, Operasi Pengamanan
Perbatasan Ambalat dan Operasi Pertahanan Udara.
“Selain itu juga digelar total 48 Operasi Militer
Selain Perang (OMSP) TNI yang terdiri dari 21 operasi di dalam negeri dan 27
lainnya operasi di luar negeri dalam misi penugasan PBB. Kedepan akan dibentuk
3 (tiga) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) TNI dan pangkalan
TNI terpadu yang berlandaskan konsep Trimatra Terpadu,” jelas Panglima TNI.
Di sisi lain, Panglima TNI menerangkan bahwa saat
ini TNI sedang melaksanakan pembangunan Pangkalan TNI Terpadu, yang direncanakan
di 5 (lima) pulau terdepan dan daerah strategis, yaitu Natuna, Saumlaki,
Morotai, Biak dan Merauke. “Pangkalan
TNI Terpadu ini merupakan konsep yang ditujukan untuk mendukung kesiapsiagaan Kogab
maupun Kogabwilhan. Pembangunan yang telah berjalan adalah di Natuna dan
direncanakan pembangunan pangkalan terpadu di Saumlaki dan pulau atau daerah
lainnya,” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI bahwa terkait pembinaan
kesiapsiagaan operasional, TNI melaksanakan latihan secara rutin, baik pada
tingkat satuan, angkatan maupun tingkat gabungan TNI. Pada beberapa waktu lalu,
telah dilaksanakan latihan PPRC TNI dan merupakan latihan gabungan TNI yang
melibatkan 6.398 personel dan berbagai jenis Alutsista dari ketiga matra TNI
yang diselenggarakan secara serentak di Timika, Morotai dan Pulau Selaru. “Latihan yang baru saja dilaksanakan tersebut
diharapkan dapat memelihara tingkat kesiapsiagaan TNI dalam melaksanakan OMP
dan OMSP TNI,” jelasnya.
Turut hadir sebagai narasumber dan pembahas diantaranya
Kepala Staf Kepresidenan RI diwakili oleh Laksda TNI (Purn) Ir. Leonardi, M.Sc.
(Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan RI), Kepala BNPT Komjen Pol Drs. Suhardi
Alius, Deputi II Bidang Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam M.H., Dr. (HC)
Drs. Lutfi Rauf, M.A., Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Prof.
Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Ph.d., Pengamat Militer/ Dekan Fakultas HI,
Komunikasi dan Hukum dari President University Prof. Anak Agung Banyu Perwita,
Ketua IM Centre untuk dialog dan perdamaian, pembina dari institut titian
perdamaian di Indonesia Prof. Dr. Icksan Malik, Dosen Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman
Posting Komentar