Puspen
TNI (LawuPost) Penguatan Kapabilitas Intelijen TNI harus dijabarkan dalam
berbagai azas, baik stratejik, taktis maupun operasional bagi kebutuhan
politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan pertahanan. Kata kuncinya adalah,
mari kita lakukan optimalisasi soliditas dan sinergitas serta membuang
jauh-jauh ego sektoral pada Komunitas Intelijen TNI. Demikian dikatakan
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memimpin upacara Serah Terima
Jabatan Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) Achmad Faridz
Washington kepada Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, di GOR Ahmad Yani,
Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (14/7/2016).

Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo menuturkan bahwa, kondisi Intelijen Nasional saat ini masih
memerlukan peningkatan kualitas yang mampu memberikan jaminan bagi keamanan
negara, karena kedepan masih sangat banyak masalah yang harus
diselesaikan dan
perlu dicermati serta disikapi dengan Strategi Intelijen.

“Perkembangan ancaman
nyata berupa aksi-aksi terorisme tak lagi dapat dibantah, karena secara nyata
terus menunjukkan pergerakan yang luar biasa masif dan menyebar di hampir semua
belahan dunia, baik negara maju maupun negara berkembang,” tegas Panglima TNI.

Ancaman nyata
lainnya, menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo TNI yaitu berupa masifnya
peredaran narkoba yang sudah merambah hingga di desa-desa, yang bisa saja
menjadi horor dan tragedi generasi bangsa, karena akan menghancurkan manusia
dan peradabannya.
“Hal ini saya
ingatkan kembali, sekaligus sebagai penegasan akan pentingnya penguatan
intelijen, mengingat sampai saat ini kita masih harus melakukan
penguatan-penguatan Kapabilitas Intelijen TNI secara nyata,” kata Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Panglima
TNI menjelaskan, dalam perspektif pertahanan negara, perkembangan situasi akan
mempengaruhi ketahanan nasional, sehingga harus segera dijawab dengan konsep
dan operasi yang sungguh mampu menghadapi ancaman tersebut. “Inilah salah satu
bentuk nyata yang berulangkali saya ingatkan, dan kita tak boleh lengah
sedikitpun karena di pundak kita ada tanggungjawab melindungi segenap tumpah
darah Indonesia,” katanya.
“Guna kepentingan
tersebut, Intelijen atau sering disebut dengan secret service adalah
bagian yang melekat dari fungsi pemerintahan yang penting. Dihadapkan kepada
tantangan keamanan nasional dan internasional di masa kini yang semakin
kompleks, sehingga memerlukan intelijen yang profesional, namun tetap dalam
koridor supremasi hukum negara demokrasi,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam konteks
tersebut, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwasanya TNI harus
sungguh-sungguh memiliki informasi akurat setiap perkembangan situasi dalam
lingkungan strategi, dimana Asisten Intelijen Panglima TNI memiliki peran,
tugas dan fungsi yang sangat strategis.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos.,
M.M.