Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) SMAN 3 Ciamis Menjadi Tujuan Program ADEM dari Papua | Lawu Post

SMAN 3 Ciamis Menjadi Tujuan Program ADEM dari Papua

Rabu, 02 Agustus 20170 comments

Ciamis (LawuPost.Com) - Sekolah sebagai pengemban utama misi pendidikan hendaknya hanya digunakan untuk tujuan Pendidikan. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.

Wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu “Wiyata” dan “Mandala”. Kata “Wiyata” mempunyai arti pelajaran atau pendidikan, sedangkan kata “Mandala” mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata wiyatamandala  mengandung arti lingkungan pendidikan pengajaran. Dengan demikian Wawasan Wiyatamandala diartikan sebagai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran di sekolah.


Berdasarkan pokok pengertian tersebut, maka wawasan wiyatamandala adalah cara pandang kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga sekolah pada khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan.

Dalam usaha mewujudkan situasi dan kondisi yang aman, tentram dan nyaman selama KBM berlangsung, tentunya ada banyak faktor dan komponen yang harus menjadi perhatian kita semua supaya  kelancaran proses KBM agar berjalan tertib dan terhindar dari gangguan, baik dari dalam maupun luar sekolah. “Dari hal inilah diperlukan satu kesatuan pandangan yang sama dari warga sekolah mengenai eksistensi sekolah. Kesatuan pandangan inilah yang kita sebut wawasan wiyatamandala,” kata Kepala SMAN 3 Ciamis, H. Dede Hidayat, S.Pd,MM.Pd, ketika diklarifikasi tim Lawu News di ruangannya, seputar program ADEM di SMAN 3 Ciamis.

Menurutnya, peran siswa dalam wiyata mandala dituntut berperan secara aktif setiap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan pendidikan, wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi disekolah kepada guru atau kepala sekolah, membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya, siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam belajar, pemanfaatan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap dalam kondisi optimal, mengikuti kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses belajar-mengajar, siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS, menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses KBM.



Lebih jauh H. Dede, menjelaskan bahwa program ADEM ini menjadi program andalan Papua. Karena Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang telah berjalan selama 11 tahun belum mampu mengembangkan segala aspek di Papua, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM)-nya. “Dua program pemerintah yang saat ini menjadi primadona bagi warga Papua dan Papua Barat untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pengetahuan dan kemampuannya itu adalah Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK). Program tersebut diluncurkan empat tahun lalu untuk ADEM dan lima tahun lalu untuk ADIK, “jelasnya.

Bahkan, tandas H. Dede, jumlah siswa-siswi Program ADEM dari tahun ke tahun terus bertambah. "Program ADEM ini memang sebagai upaya percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat melalui skema pendidikan di tingkat SMA dan sederajat, sebab membangun Papua tidak hanya membangun infrastruktur semata, tetapi manusianya (SDM) juga harus dibangun agar Human Development Indeks-nya bisa sejajar dengan SDM yang ada di daerah lain, khususnya Jawa. Membangun Papua ini kan membangun saudara kita juga, sehingga tidak ada perbedaan, bahkan harus menjadi perhatian kita semua agar masyarakat Papua dan Papua Barat ini juga bisa berkembang seperti saudara-saudaranya yang berada di daerah lain," tandasnya.

Ketika dikonfirmasi tim Lawu News, Dina Fomair (17) di sela-sela kegiatan MPLS tampak segar bugar, dengan berseri-seri menyatakan kebanggaannya bersekolah di SMAN 3 Ciamis. Saya sangat bersyukur bersekolah di SMAN 3 Ciamis. Sambutan dari teman-teman satu sekolah sangat begitu baik tidak ada istilah diskriminasi ras. Saya berbaur bertukar pengalaman seputar kebudayaan antara Papua dan Pulau Jawa, begitu pula sambutan hangat dari para guru yang ada disini terutama kepada Kepala Sekolah (H. Dede Hidayat, S.Pd.MM.Pd) yang sudah menerima saya sebagai anak asuhnya, “kata Dina Fomair sambil memperlihatkan muka keharuannya. Hal senada diucapkan Milania Al Murmana (17) siswa asal Papua mengaku akan belajar sungguh-sungguh agar nantinya setelah selesai sekolah bisa menerapkan ilmunya di Papua. (mamay)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost