Humas
Bakamla RI (LawuPost) Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Laksdya
TNI Ari Soedewo, S.E., M.H. hadir sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan
Seminar Nasional Kemaritiman bertema “Akselerasi Pembangunan Ekonomi Maritim
Untuk Kesejahteraan Rakyat”, yang diselenggarakan di Hotel Mulia Senayan,
Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016).

Seminar
nasional yang merupakan bagian dari Reuni Akbar Universitas Diponegoro (Undip)
tahun 2016 itu dibuka oleh Ketua Ikatan Alumni Undip Maryono dilanjutkan dengan
sambutan Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. dan Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebagai Keynote Speech. Seminar juga
menghadirkan tiga pembicara lainnya yaitu Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan,
Deputi 1 Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kemenko Kemaritiman Arief Havas
Oegroseno, dan Ahli Utama Staf Kepresidenan Dr. Riza Damanik serta dimoderatori
oleh Anggota DPD-RI Ahmad Muqowam.

Dalam
kesempatan yang diberikan selaku nara sumber, Kepala Bakamla RI menyampaikan
tentang Sinergitas Pengelolaan Keamanan Laut dalam Mendukung Poros Maritim
Dunia. “Laut adalah masa depan, Laut adalah harapan, makin banyak aktivitas di
laut/maritim, perlu pengamanan yang komprehensif. Tidak satupun badan akan bisa
menyelesaikan sendiri masalah keamanan di laut,” ujarnya.
Lebih
lanjut dikatakan, “Jika kita bicara kejahatan internasional, kegiatan 1 illegal
yang ada dipermukaan, itu faktualnya apakah illegal ini berkaitan dengan
illegal-illegal yang lain, seperti misalnya illegal fishing, apakah asli
illegal fishing atau ada kaitannya dengan penyelundupan, perbudakan, money
laundering. Itulah wilayah Bakamla RI untuk menganalisa sejauh itu”.
Berkaitan
dengan penegakan hukum di laut, Kepala Bakamla RI juga menyampaikan bahwa
terkait penyidikan Bakamla RI dengan bentuk multi agent single task, maka
siapapun yang ditangkap dalam operasi patroli di bawah bendera Bakamla RI maka
untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak lain yang berwenang. Misalnya masalah
narkoba diserahkan kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) atau Kepolisian,
Illegal Fishing diserahkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) atau
TNI AL, dan lain-lain.
“Jadi
perpaduan antara semua stakeholder yang punya kewenangan, mari kita tegakkan
bersama demi performance Negara”, dan “bahwa keberhasilan operasi patroli
Bakamla RI yang telah dicapai dalam kurun waktu dua tahun ini adalah karena
sinergitas,” demikian disampaikan Kepala Bakamla RI
pada akhir paparannya.
Autentikasi:
Kasubbag Humas Bakamla RI, Kapten Mar Mardiono