Pupsen TNI (LawuPost) Ada yang beda dalam peringatan
HUT RI ke-71 kali ini yaitu satu Baterai Meriam Kaliber 75 mm steling ditempatkan di Silang Monumen
Nasional (Monas). Sebanyak 17 kali tembakan dilepaskan saat mengawali prosesi
upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih, meski berada dalam jarak ratusan
meter dari lokasi upacara, di tangan prajurit Baret Coklat, satuan Armed dari
Yon Armed 7/105 GS Kodam Jaya, berhasil melaksanakan tembakan salvo dengan
peluru hampa sebagai rangkaian penghormatan.
Hal tersebut dikatakan Kapuspen TNI Mayjen TNI
Tatang Sulaiman saat menghadiri pelaksanaan Upacara Peringatan HUT RI
ke-71 tahun 2016 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).
“Tak hanya beraksi di momen upacara 17 Agustusan,
debut meriam 75 mm ini sering digunakan sebagai elemen penyambutan tamu-tamu
Negara yang berkunjung ke Istana,” tutur Kapuspen TNI.
Yang menarik, tentu saja sosok meriam 75 mm atau
kondang disebut Salute Gun. Berbeda dengan meriam pada elemen satuan
Armed, salute gun asasinya tidak
dirancang untuk berperang. Sesuai namanya, meriam ini lebih dikedepankan untuk
melepaskan tembakan penghormatan dan atraksi.
Mayjen TNI Tatang Sulaiman menjelaskan dalam
beberapa hal peran meriam ini tak ubahnya meriam karbit yang kondang di
Pontianak, Kalimantan Barat. Tapi bedanya, Saluting Gun mempunyai desain
mirip Meriam Armed pada umumnya, ditempatkan dalam Platform Towed
Carrier, lengkap dengan dua roda yang memudahkan mobilitas.
Adapun Karakteristik Meriam 75 MM Saluting Gun
buatan Switzeland yaitu; panjang 2,8 meter (M), panjang laras 1,3 M, tinggi 1,2
M, lebar 1,05 M, dan berat 415 Kg serta mempunyai kemampuan tembakan 10
butir/menit. Munisi kaliber 75 MM, panjang munisi 184 MM, berat 650 Gr, bahan
kelongsong Aluminium dan jenis isian hampa (Blank
Powder). Bagian besar Meriam; kaki Meriam, Laras, Roda Meriam, Elevasi,
Pena Pukul dan Perisai.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.