Puspen TNI (LawuPost) Ancaman kedepan semakin nyata dan perlu diantisipasi sejak dini, oleh karena
itu para
pemuda harus menjadi agen perubahan sehingga akan muncul energi sosial. Pemuda selalu di depan
dan berperan penting dalam pembangunan dan pemuda harus menjadi contoh dalam
kehidupan bermasyarakat dan harus selalu menggunakan akal pikiran serta nuraninya dalam bertindak.
Hal tersebut dikatakan Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan ribuan mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Tanjungpura (Untan) dalam Orasi Ilmiah pada Dies
Natalis ke-57 Untan pada Sidang Senat Terbuka dan Penyerahan Penghargaan
Kepada Putra Terbaik Bangsa, bertempat di Auditorium Untan, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Tenggara,
Kalimantan Barat, Kamis (19/05/2016).
Menurut Panglima TNI, disinilah peran mahasiswa
yang tak lain adalah pahlawan bangsa dimana mahasiswa adalah pelajar dengan
derajat paling tinggi dan mahasiswa adalah agen untuk perubahan sebetulnya untuk
mengalahkan Proxy War. “Negara kita sudah memiliki semuanya,
yakni Pancasila dan semangat gotong royong, maka mari hidupkan lagi melalui
Civitas Akademik ini,” tuturnya.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menyampaikan
bahwa, Proxy War saat ini berlatar belakang
energi dan pada saat ini semakin nyata dengan adanya pergeseran konflik
dunia. Menurutnya, saat ini sisa cadangan
energi dunia sisa 45 tahun dan akan habis jika kita semua tidak berusaha menemukan
penggantinya,
karena konsumsi energi 2025 meningkat 45 persen, sedangkan peningkatan energi pada
tahun 2007-2009 juga memicu kenaikan harga pangan dunia mencapai 75 persen.
“Di sisi lain, hanya ada
negara-negara yang dilintasi ekuator yang mampu bercocok tanam sepanjang tahun. Negara tersebut adalah
Amerika Latin, Afrika Tengah dan Indonesia sendiri. Sementara
itu, jumlah
penduduk dunia akan mencapai 12,3 miliar, itu akan terjadi di tahun 2043, jumlah tersebut tiga kali lipat melebihi daya
tampung bumi,” ujar Panglima TNI.
Panglima TNI menuturkan
bahwasanya di dunia ini hanya ada 2,5 miliar penduduk yang tinggal di garis ekuator, sementara untuk sisa
penduduknya ada sejumlah 9,8 miliar yang berada di luar ekuator. “Kondisi ini memicu perang untuk
mengambil alih energi negara-negara yang berada di garis ekuator, salah satunya Indonesia,” ucapnya.
“Saat ini yang terjadi adalah perang
masa kini dengan latar belakang energi akan mengalami pergeseran menjadi perang
pangan, air dan energi. Dimana awalnya terjadi di wilayah Timur Tengah, maka secara otomatis
akan bergeser menuju ke Indonesia, Afrika Tengah dan Amerika Latin,” tegas Panglima TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo juga mengatakan bahwa, dunia akan kehabisan energi. Dalam 28 tahun ke depan,
bisa saja anak-anak
dari mahasiswa yang ada di Untan ini yang akan menghadapi. “Saya pastikan nanti anak
cucu Indonesia ke depannya yang akan menghadapi kondisi seperti itu,” ungkapnya.
Menurut Panglima TNI, banyak cara dilakukan
negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Saat ini sudah terasa
yakni adanya Proxy War dan sudah mulai kita
waspadai,
karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, caranya dengan menguasai
media di Indonesia, menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial,
perubahan budaya, pecah belah partai, dan penyelundupan narkoba sudah
jauh-jauh hari dilakukan. “Lepasnya Timor Timur adalah salah satu contoh dampak Proxy War, karena di celah Timor ada kandungan
minyak luar biasa yang bernama Greater Sunrise,” ujarnya.
Oleh karena itu, Panglima TNI
menyampaikan bahwasanya modal kita dalam menghadapi ini semua adalah modal geografi dan modal
demografi Indonesia. Modal geografi yaitu darat yang merupakan negara agraris, sedangkan laut adalah
negara maritim dan semua itu harus melibatkan rakyat dan untuk rakyat.
Sedangkan modal demografi adalah Indonesia mempunyai kearifan
lokal.
“Pemuda harus mempunyai mimpi yang harus diraih dan di
tempuh dengan
berdoa, fokus, optimis, action, fleksibel, buat great networking/jaringan, keep learning/belajar dan tentunya semua
dilakukan dengan hati yang yang tulus,” tandas Panglima TNI.
Diakhir acara Rektor
Universitas Tanjungpura memberikan penghargaan Untan Royale Award kepada Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
sebagai salah satu Putra Terbaik Bangsa. Turut hadir pada acara tersebut Aster
Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Pangdam
XII/Tanjungpura Mayjen TNI Agung Risdhianto, Waasops Panglima TNI Laksma TNI
Drs. Ir. Harjo Susmoro, S.H., M.H., Waaslog Panglima TNI Brigjen TNI Achmad
Sudarsono, S.I.P., Rektor Untan Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA, dan Wagub Kalimantan Barat Christiandy
Sanjaya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.
Posting Komentar