Puspen TNI (LawuPost) Terjadinya konflik
salah satunya disebabkan oleh perkembangan
penduduk dunia yang sangat pesat. Pada tahun 1975 jumlah penduduk mencapai 4 milliar berkembang
menjadi 7 milliar di tahun 2011, diprediksi akan bertambah menjadi 11 milliar pada tahun 2035. Dengan adanya
penambahan jumlah penduduk tersebut maka kebutuhan energi, pangan, dan air akan semakin meningkat.
Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa idealnya
kapasitas bumi dihuni oleh sekitar 3 - 4 milliar, maka dengan penambahan
3 kali lipat penduduk bumi
bisa menyebabkan standar hidup manusia menurun karena kemiskinan, kelaparan dan
kesehatan buruk.
Hal itu
disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang diwakili oleh
Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos. dalam
ceramahnya dengan judul “Memantapkan
Peran TNI Dalam Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Guna Mendukung Stabilitas
Keamanan Nasional”, dihadapan1.500 peserta Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tahun 2016, bertempat di Hotel
Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 71-73, Jakarta Selatan, Senin
(7/3/2016).
Lebih spesifik
Panglima TNI mengutarakan bahwa ancaman
nyata bangsa Indonesia kedepan yaitu berubahnya latar belakang dan lokasi
konflik/perang dari perang yang 70% berlatar belakang energi di wilayah Timur
Tengah berubah menjadi perang berlatar belakang pangan, energi dan air
(ekonomi) yang lokasinya di wilayah equator,
salah satunya adalah Indonesia.
Pada
kesempatan itu peserta Rakornas Tim Terpadu Penanganan Konflik diingatkan bahwa
konflik sosial yang terjadi di Indonesia semuanya tidak luput dari pengaruh
campur tangan pihak luar yang memanfaatkan orang dalam untuk direkayasa dan
dibentuk opini sehingga
timbul kebencian, ketagihan bertengkar, saling tuduh bahkan saling
bunuh. Pihak asing tidak suka Indonesia bersatu, maju dan menjadi
negara yang besar. Seharusnya bangsa Indonesia sadar dan inilah yang dinamakan proxy war.
Kepada peserta
Rakornas, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpesan, sebagai sesama aparatur
pemerintah agar selalu kompak, laksanakan strategi pencegahan konflik sosial kepada
masyarakat dengan selalu mengutamakan tindakan-tindakan terpuji seperti menebarkan salam, menjalin silaturahmi dan
persaudaraan, saling menasehati dalam kebaikan, selalu berbuat kebajikan dan
mencegah kemungkaran dalam menyelesaikan setiap masalah melalui pendekatan
antropologi budaya serta soft power
dengan melibatkan semua unsur masyarakat yang terdiri dari tokoh adat,
tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G.
S.Sos., M.M.
Posting Komentar