Pangandaran (LawuPost) Pasca habis masa jabatan Penjabat Bupati Pangandaran, H. Endjang Naffandy, sempat muncul kepermukaan beberapa nama calon Pjs Penjabat Bupati Pangandaran diantaranya Sekda Kabupaten Ciamis, Drs. H. Herdiat, S.MM dan Sekda Pangandaran, Machmud, SH, MH untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Ciamis tersebut, dan menjadi bahan perbincangan baik ditataran para birokrasi baik eksekutif maupun legislatif dan presedium sendiri.
Munculnya sosok, H. Daud Achmad sebagai Pjs Penjabat Bupati Pangandaran mementahkan prediksi yang sempat muncul dan menjadi topik pembicaraan hangat warung-warung kopi dipinggir jalan sampai warung-warung remang dikawasan bibir pantai. Tentunya, Gubernur Jawa Barat H Achmad Heryawan mempunyai pertimbangan tersendiri menempatkan sosok H Daud Achmad untuk menggantikan H Endjang Naffandy yang habis masa jabatannya. Setidaknya orang yang betul ditempatkan di Kabupaten termuda di Jawa Barat ini harus mempunyai dedikasi dan pengalaman dalam Ilmu Kepemerintahan untuk membangun Pangandaran pasca pisah dari Kabupaten Ciamis.
Dari data yang berhasil dihimpun tim Lawunews.com, perjalanan karir birokrat kelahiran Bandung 6 Mei 1960 ini sangat mulus. Selepas menjadi Penjabat Bupati Cirebon 2014 lalu dan kembali ke Gedung Sate sebagai staf ahli Gubernur bidang Pemerintahan, H. Daud Achmad (55) diamanati menjadi Penjabat Bupati Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran. Berarti sudah dua kali suami dari Hj. Miraseti, M. Hum ini memimpin Kabupaten di Jawa Barat. Di Kabupaten Cirebon mengisi kekosongan Bupati, setelah Dedi Supardi habis masa jabatan sejak 10 Desember 2013. Kala itu pilkada Cirebon berlangsung dua putaran. Sementara di Kabupaten Pangandaran mengganti Plt Bupati H Endjang Naffandy yang habis masa jabatan per 23 April 2015.
Tugas Ayah dari Muhammad Rizky Ramadan (28) dan Muhamad Dwiki Ridwan (21) ini pun sangat berat. Selain melaksanakan APBD Pangandaran 2015, juga menyukseskan pilkada 9 Desember 2015. Selepas dari Cirebon dan Gedung Sate tak terlintas akan ditugaskan ke Pangandaran. Meski ketika menjadi Kepala Biro Otonomi Daerah Pemprov Jabar turut berproses mengawal pemekaran. “Aduh Pangandaran jadi DOB, bagaimana kedepannya, “kata H Daud khawatir. Namun kekhawatiran H Daud berubah ketika mulai menginjakan kaki di ujung timur selatan Jabar per 29 April 2015. H Daud melihat potensi Pangandaran yang luar biasa. “Dari dulu juga yang terlintas dari Pangandaran hanya lautnya saja. Pas ke Pangandaran ternyata potensinya luar biasa, “katanya.
H Daud pun berharap ke Bupati definitif mendatang jangan sampai salah urus karena sayang kalau potensi luar biasa Kabupaten Pangandaran tidak termanfaatkan. “Mimpi saya Pangandaran harus lebih indah dari Bali. Sayang dengan potensi wisata dan potensi buminya. Benar nggak 150 meter kubik kayu keluar dari Pangandaran perminggunya belum lagi penghasilan dari gula merah perbulannya yang omzetnya bisa milyaran, “ujarnya seraya menekankan kalau potensi tersebut bisa menyejahterakan masyarakat secara cepat. “Ya kuncinya kalau pemerintah dan masyarakat sama-sama kerja karena terkadang masyarakat juga suka ada yang ingin gampangnya saja. Tapi itu biasa dalam kehidupan bernegara, “ucap H Daud.
Belum satu bulan H Daud memimpin 450 ribu lebih penduduk Pangandaran. Gambaran awal sudah bisa ditebak tahapan-tahapan perbaikan pemerintah yang antara lain memperbanyak bimbingan teknis (Bimtek) karena kuantitas dan kualitas PNS Pangandaran harus lebih baik. “Kunci pemerintahan di pengelolaan keuangan. Kuantitas SDM memang sedikit, tidak ada cara lain kualitasnya harus baik. Bimtek, bimtek dan bimtek semua staf dikasih bimtek agar banyak yang bisa. Saya juga harus banyak mengecek ke dinas-dinas, “tutur mantan Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) Pemprov Jabar ini.
H Daud pun ingin bisa melaksanakan APBD 2015 karena APBD amanat Undang-Undang. “Saya paling 10 bulanan di Pangandaran, mudah-mudahan terlaksana 100 persen, “ujar putera TNI angkatan 45 ini. Masa kecil H Daud dihabiskan di Bandung, SD, SMP dan SMA sampai perguruan tinggi di Bandung. Lulus Fakultas Ilmu Komunikasi dulu jurusan Publishistik Universitas Padjadjaran tahun 1985, H Daud mengawali karir sebagai PNS di Pemprov Jabar tahun 1987-an.
Sejumlah jabatan disematkan, antara lain Kabiro Humas, Kabiro Umum, Kadis Pemuda dan Olahraga, Kaban Pendidikan dan Latihan, Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan sampai Penjabat Bupati Kabupaten Cirebon dan sekarang di Kabupaten Pangandaran. Pertemuan dengan istri tercinta, Hj. Miraseti (Dosen Luar Biasa Unievrsitas Komputer Indonesia Bandung) pun diawali ketika Kemah Kerja tahun 1983 yang akhirnya menikah di 1987.Dengan prinsip kerja jujur dan ikhlas yang diperoleh dari almarhum kakeknya seorang TNI angkatan 45 yang juga mantan Walikota Bogor, sosok H Daud Achmad menjelma menjadi birokrat unggulan Pemprov Jabar. “Jujur Ikhlas hubungannya dengan Alloh SWT. Ketika sudah berusaha kita serahkan segala penilaian kepada Alloh bukan manusia, “ucapnya. (mamay/Pemrintahan)
Posting Komentar