-->

Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bantuan Rutilahu Bak Mimpi

Senin, 08 Juni 2015 | 17.44 WIB Last Updated 2015-06-09T00:44:58Z
Ciamis (LawuPost) Sebuah potret kemiskinan tampak di Kabupaten Ciamis. Di usianya yang menginjak 44 tahun, Ade Ruyuk tinggal bersama keluarga besarnya yang berjumlah 9 jiwa berdesak-desakan dalam rumah yang hampir menyerupai sebagai sebuah gubuk. Derita keluarga Ade sangat kompleks selain rumahnya yang hampir ambruk, mata pencahariannya juga hanya mengandalkan dari hasil bekerja serabutan sebagai seorang kuli bangunan.

Tapi dari kesederhanaan seorang Ade tidak sedikit pun terpancar raut muka penyesalan terhadap nasib yang menimpa dirinya. Ade optimis, dikemudian hari kelak anak-anaknya tidak akan mengalami kepedihan hidup seperti dirinya. Untuk itu, Ade bertekad sekuat tenaga menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang sekolah tingkat atas dengan segala keterbatasannya. Sehari-harinya penghasilan Ade dari hasil kerja kerasnya sebagai kuli bangunan cuma dibayar Rp 50.000 dengan uang sebesar itu bisa dibayangkan bagaimana cara mengelola uang sebesar itu untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan bekal anak-anaknya ke sekolah.

Rumah reyod yang didiami keluarga besar Ade merupakan sebuah istana untuk tempat berteduh bagi dirinya beserta anak-anaknya tepatnya dilingkungan Cibitung Hilir Rt/Rw 03/10 Kelurahan Kertasari Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis yang berdampingan dengan area komplek pemakaman umum. Ironisnya, kisah tragis Ade ini ada di lokasi dekat dengan komplek perkantoran Kabupaten Ciamis atau kurang lebih 1 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Ciamis.

Menurutnya, hidup seperti yang ia jalani saat ini sudah terbiasa dengan keadaan rumahnya dimana kalau ada hujan bocor disana sini serta dindingnya yang terbuat dari atap bilik bambu yang sudah ditambal bekas kertas kardus apabila angin bertiup menimbulkan bunyi reket-reket lantainya beralaskan tanah. Tapi, dengan kenyataan hidup seperti itu, Ade yang usianya sudah hampir setengah abad ini tak lantas kufur nikmat, atau malah memaki takdir. Justru sebaliknya, Ade tetap mensyukuri nikmat hidup pemberian Sang Maha Perencana, Allah SWT. “Alhamdullah saya bisa makan saja sudah bersyukur, “tuturnya dengan wajah berseri meski kemiskinan membelit kehidupannya. Di tempat sama, para tetangga disekitaran Ade, yang merupakan seorang tokoh masyarakat yang minta namanya disamarkan terpanggil untuk mengangkat kehidupan Ade dengan mengajukan proposal renovasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) ke pemerintah. Tapi apa dikata, berkali-kali proposal diajukan, tak satupun bantuan datang menyambut kemiskinannya. 

Menanggapi adanya warga yang dililit kesulitan ekonomi, Lurah Kelurahan Kertasari, Mumuh Mochamad Juhri langsung meninjau ke lokasi kediaman Ade didampingi Ketua Rw 10 Lingkungan Cibitung Hilir, Asep Sulaeman. Menanggapi kenyataan yang ada, Lurah Kertasari sampai mengusap wajahnya berulang-ulang. Dirinya mengakui baru tahu ada warganya yang ditimpa kesulitan ekonomi seperti yang dialami Ade. Mumuh berjanji akan memperjuangkan nasib Ade untuk mendapatkan bantuan bedah rumah, untuk itu dia meminta dukungan dari semua masyarakat semoga apa yang akan diperjuangkannya bisa direspon oleh bapak Bupati untuk secepatnya ditindaklanjuti. (mamay/Pemerintahan)