Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Menyongsong Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 | Lawu Post

Menyongsong Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017

Sabtu, 04 Februari 20170 comments


                                                     Oleh : Dr. Nurudin, SPd, MM
Rasional
UU Sisdiknas pasal 57 ayat (2) dinyatakan bahwa mutu pendidikan didasarkan pada evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang,  satuan dan jenis pendidikan. Pasal 1 ayat (21) menyatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengedalian, penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Guna mengimplementasikan pasal 1 ayat (21), maka pemerintah mengeluarkan permendikbud nomor 57 tahun 2015 tentang Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, yang ditindak lanjuti oleh Prosedur Operasi Standar (POS) UN 2017, yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pelaksanan UN tahun pelajaran 2016-2017 sebagaiman dijelaskan dalam Bab V POS UN 2017 dengan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Perluasan pelaksanaan UNBK dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, dan integritasujian.

Tidak lama lagi perhelatan besar bernama Ujian Nasional (UN) tersebut akan segera di lakukan serentak di sekolah seluruh tanah air. Untuk jenjang SMK akan dilaksanakan tanggal 3,4,5,6 April 2017, jenjang SMA tanggal 10,11,12,13 April 2017, sedangkan jenjang SMP tanggal 2,3,4,dan 8 Mei 2017. Walaupun tidak lagi menjadi penentu kelulusan, kredibilitas pemerintah  khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dipertaruhkan. Dalam penyelenggaraan ujian nasional (UN) yang bebas dari kecurangan, salah satu alternatif yang di gadang-gadang pemerintah adalah melalui penyelenggaraan UN secara online, atau yang dikenal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Pada awalnya penjajakan pemerintah terhadap kemungkinan pelaksanaan UN secara online gencar dilakukan melalui proyek piloting di beberapa sekolah di kota besar seperti Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya. Bagi sekolah, piloting UN online merupakan bentuk prestise serta unjuk gigi tentang kualitas sarana dan prasarana TIK yang ada. Wajar saja demi prestise tersebut sekolah yang ditunjuk mulai melakukan pembenahan terhadap kualitas infrastruktur yang ada, serta melatih calon-calon operator dan tenaga administrasi ujian online. Tentunya agar tidak ada masalah dalam pelaksanaan ujian online.

Efektivitas
Pemanfaatan komputer sebagai alat test memberikan banyak keuntungan, terutama dalam kemudahan administrasi, efektivitas penilaian, dan yang pasti terkait dengan efektivitas biaya.  Selain dapat memberikan motivasi kepada siswa, UNBK juga dilihat dapat mencegah kebocoran dan menghindari beragam kecurangan dalam pelaksanaannya. Sehingga melalui UNBK dapat diperoleh hasil ujian yang dapat dipercaya.

Namun, pemanfaatan komputer sebagai media ujian di sekolah tidak melulu lebih baik dibandingkan dengan ujian konvensional menggunakan kertas, yang sekarang dikenal dengan istilah Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) . Selain radiasi komputer yang berdampak pada kelelahan mata dalam membaca soal, ujian berbasis komputer ternyata memiliki kompleksitas tinggi yang tidak hanya bergantung kepada infrastruktur. Bila tidak ditangani dengan baik, penggunaan komputer tidak lebih efektif atau bahkan dapat berdampak negatif dibandingkan dengan cara yang konvensional, baik dalam proses pelaksanaannya maupun terkait dengan hasil ujian. 

Dalam kualitas hasil ujian misalnya, hasil penelitian Jeong (2014) memperlihatkan bahwa nilai ujian siswa Korea yang menggunakan cara konvensional dengan kertas ternyata lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan komputer. Padahal, dibandingkan dengan siswa di tanah air, siswa Korea memiliki tingkat kedekatan dan literasi teknologi yang jauh lebih tinggi seperti pada komputer, internet, dan perangkat TIK lainnya.

Belajar dari kasus di Korea ini, pemerintah harus melihat bahwa pada hakekatnya ujian berbasis komputer tidak hanya berbicara tentang instruksi, soal, dan bagaimana cara siswa menjawab melalui perangkat komputer. Tetapi juga bagaimana interaksi antara siswa pengguna dan komputer dapat  dijaga melalui desain komputer yang interaktif serta ramah/mudah. Selain itu, guru juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang sistem dan prosedur ujian berbasis komputer. Sikap dan perhatian guru terhadap urgensi pembelajaran berbasis teknologi menjadi faktor penentu terhadap pilihan, aplikasi serta keberhasilan ujian berbasis komputer.

Dalam hal proses pembelajaran, penggunaan komputer sebagai alat ujian tidak bisa muncul begitu saja pada tahap evaluasi. Tetapi, terintegrasi pada sistem pembelajaran digital yang telah dilakukan di ruang kelas. Artinya, guru dan siswa harus sudah menggunakan perangkat teknologi dalam proses pembelajaran. Jika dalam proses pembelajaran perangkat TIK seperti komputer belum digunakan untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar, maka akan sangat sulit untuk memprediksi keberhasilan dari penggunaan TIK sebagai alat ujian seperti UNBK

Infrastruktur
Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat ketimpangan teknologi di sekolah-sekolah di tanah air. Fasilitas TIK di kota-kota besar cukup memadai seperti ketersediaan komputer, laptop, LCD projector, ruang atau laboratorium multimedia sampai dengan papan tulis elektronik. Namun, kesiapan dan kondisi perangkat TIK yang ada di sekolah di daerah terpencil akan menjadi tantangan berat bila pemerintah tetap bersikeras menjalankan UNBK.

Bukan hanya keterbatasan jumlah komputer tetap yang lebih memprihatinkan adalah pasokan listrik yang sering bermasalah atau bahkan tidak ada sama sekali. Jangankan berbicara tentang fasilitas TIK yang modern, banyak sekolah di tanah air masih berjuang untuk mendapatkan akses listrik sekedar untuk penerangan. Kondisi ini memunculkan rasa skeptis terhadap pelaksanaan ujian nasional secara online.

Pemanfaatan TIK untuk ujian online sebenarnya bukan hal yang baru di dunia pendidikan tanah air.  Ujian online dalam dunia pendidikan tanah air telah digunakan secara massive dalam ujian kompetensi guru (UKG) beberapa waktu lalu. Sayangnya, UKG yang menghabiskan dana miliaran rupiah tersebut penuh masalah dan tidak jauh lebih baik dari ujian konvensional. Misalnya, layout soal ujian yang tidak ada gambarnya karena permasalahan dalam sistem komputer. Juga jaringan komputer yang sering bermasalah ketika koneksi internet. Akibatnya, UKG online yang direncanakan serentak harus dilaksanakan berdasarkan kesiapan dari masing-masing dinas pendidikan daerah. Beragam permasalahan inilah yang kemudian berdampak pada kondisi psikologis peserta ujian seperti berkurangnya motivasi, keraguan dalam pelaksanaan ujian, serta sampai pada tingkat depresi.

Refleksi
Menutup tulisan ini, bila pemerintah serius untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara continue, maka pemerintah perlu menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung. Bila pembelajaran di sekolah belum terintegrasi TIK dan infrastruktur yang ada tidak berfungsi dengan baik di semua jenjang yang diberlakukan UNBK di semua daerah, maka Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak akan mampu merefleksikan hasil belajar siswa yang sebenarnya.

Semoga program UNBK ini menjadi salah satu program yang baik dibidang pendidikan terutama untuk benar- benar menekan segala pembiayaan tentang UN dan menjawab tentang pemasalahan yang sering muncul. UNBK sebaiknya jangan sampai menjadi sebuah program musiman karena adanya pergantian menteri, sehingga terjadi pergantian kebijakkan tanpa ada follow up selanjutnya.(***)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost