Cianjur (LawuPost.Com) Semangat juang dan jiwa korsa yang sudah dimiliki agar terus ditumbuh kembangkan sehingga menjadi kekuatan untuk menghadapi tantangan tugas yang semakin berat.
Hal tersebut dikatakan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewabdono saat menutup Latihan Pratugas Satgas Yonif Raider 300/BJW dalam rangka tugas Operasi Pamtas Darat RI - PNG tahun 2019 bertempat di Aula Sarjono Yonif Raider 300/BJW Kabupaten Cianjur, Jumat (28/6).
Selanjutnya, " penugasan ke daerah operasi merupakan wujud nyata pengabdian dan kehormatan bagi Prajurit kepada Negara dan Bangsanya demi tegaknya kedaulatan wilayah NKRI serta kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Keberadaan TNI masih sangat dibutuhkan dalam mengamankan dan mempertahankan kondisi keamanan di wilayah Papua, " uangkap Pangdam.
Dengan berbekal ilmu yang sudah didapat selama latihan, diharapkan Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW senantiasa memegang teguh disiplin tempur, untuk diaplikasikan di medan tugas sebenarnya.
Syarat penting lainnya yang perlu dipatuhi Satgas adalah pasukan harus memiliki sikap dan tindakan yang baik, mampu mengenali dan merebut hati rakyat, mampu membuat perkiraan cepat mengenai ancaman lawan serta memiliki teknik memecah belah lawan dengan memunculkan kreativitas yang menguntungkan agar inisiatif selalu dipihak kita.
Dari hasil evaluasi kata Pangdam, " ada beberapa penekanan yang perlu disampaikan pertama pegang teguh aspek moral selama bertugas dan hindari diri dari tindakan kontra produktif dengan berpegang kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI ".
Kemudian kedua, pelihara dan tingkatkan serta patuhi disiplin tempur agar tidak terjadi korban sia-sia. Ketiga jaga kerahasiaan operasi, hindari tindakan-tindakan pubpikasi kegiatan operasi maupun hal lain yang tidak pantas dipublikasikan melalui media sosial. Keempat pelihara dan pupuk jiwa korsa sesama Prajurit agar tercipta rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi berbagai situasi. Kelima kenali dan pelajari kebiasaan adat istiadat masyarakat setempat, keenam tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta jangan lengah agar tidak terdadak oleh gerakan pihak lain dan ketujuh laksanakan kepemimpinan lapangan secara tepat dan proporsional melalui penerapan disiplin penugasan yang tinggi dengan berani menegur anak buah.
Ingat kata Pangdam, " Komandan yang membiarkan anak buahnya melakukan pelanggaran disiplin adalah seorang pembunuh yang potensial ". (Pendam III/Siliwangi).
Hal tersebut dikatakan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewabdono saat menutup Latihan Pratugas Satgas Yonif Raider 300/BJW dalam rangka tugas Operasi Pamtas Darat RI - PNG tahun 2019 bertempat di Aula Sarjono Yonif Raider 300/BJW Kabupaten Cianjur, Jumat (28/6).
Selanjutnya, " penugasan ke daerah operasi merupakan wujud nyata pengabdian dan kehormatan bagi Prajurit kepada Negara dan Bangsanya demi tegaknya kedaulatan wilayah NKRI serta kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Keberadaan TNI masih sangat dibutuhkan dalam mengamankan dan mempertahankan kondisi keamanan di wilayah Papua, " uangkap Pangdam.
Dengan berbekal ilmu yang sudah didapat selama latihan, diharapkan Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW senantiasa memegang teguh disiplin tempur, untuk diaplikasikan di medan tugas sebenarnya.
Syarat penting lainnya yang perlu dipatuhi Satgas adalah pasukan harus memiliki sikap dan tindakan yang baik, mampu mengenali dan merebut hati rakyat, mampu membuat perkiraan cepat mengenai ancaman lawan serta memiliki teknik memecah belah lawan dengan memunculkan kreativitas yang menguntungkan agar inisiatif selalu dipihak kita.
Dari hasil evaluasi kata Pangdam, " ada beberapa penekanan yang perlu disampaikan pertama pegang teguh aspek moral selama bertugas dan hindari diri dari tindakan kontra produktif dengan berpegang kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI ".
Kemudian kedua, pelihara dan tingkatkan serta patuhi disiplin tempur agar tidak terjadi korban sia-sia. Ketiga jaga kerahasiaan operasi, hindari tindakan-tindakan pubpikasi kegiatan operasi maupun hal lain yang tidak pantas dipublikasikan melalui media sosial. Keempat pelihara dan pupuk jiwa korsa sesama Prajurit agar tercipta rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi berbagai situasi. Kelima kenali dan pelajari kebiasaan adat istiadat masyarakat setempat, keenam tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta jangan lengah agar tidak terdadak oleh gerakan pihak lain dan ketujuh laksanakan kepemimpinan lapangan secara tepat dan proporsional melalui penerapan disiplin penugasan yang tinggi dengan berani menegur anak buah.
Ingat kata Pangdam, " Komandan yang membiarkan anak buahnya melakukan pelanggaran disiplin adalah seorang pembunuh yang potensial ". (Pendam III/Siliwangi).
________________________________
Team Redaksi www.lawupost.com
Reporter/Editor : Yudi.
Reporter/Editor : Yudi.
Posting Komentar