Puspen TNI (LawuPost.Com) Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto siap antisipasi dalam menangani penyakit
pandemi dan bencana darurat. Untuk
itu, para peserta International
Conference and Table Top Exercise on Global Health Security 2017 berkunjung ke RSPAD, bertujuan
untuk membuka wawasan pada dunia mengenai kesiapan Indonesia dan menghadapi segala hal terutama dalam
menghadapi bencana penyakit dalam kemungkinan terburuk sekalipun.
Hal
tersebut disampaikan oleh Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayjen TNI Dr. dr Terawan
Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI yang juga sebagai Ketua Panitia penyelenggara
Konferensi Internasional 2017 dan Ketua Organisasi International Committee Military
Medicine (ICMM) saat jumpa
pers di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Lebih
lanjut Mayjen TNI Dr. dr Terawan mengatakan bahwa untuk penanganan bencana
darurat, RSPAD Gatot Soebroto secara maksimal telah memiliki fasilitas
penanganan bencana darurat diantaranya ruang pandemi dengan tekanan kamar negative,
untuk penanganan pasien yang mengidap virus H1N1 flu burung dan MersCov,
Chamber CBRN (Chemical, Biology, Radiation dan Nuclear) yang merupakan
kamar dekomtaminasi, untuk pasien dengan radiasi nuklir atau senjata biologi, Digital Subtraction Angiography (DSA) yang berfungsi untuk melihat
kelainan pembuluh darah otak, sumbatan,
dan aneurisma.
Kepala
RSPAD Gatot Subroto mengatakan bahwa ada atau tidak ada virus, tetap harus ada
pencegahan dan deteksi dengan prosedur yang panjang untuk mengidentifikasi
virus pandemi buatan. “Kita harus mulai dari preventif dan deteksi, tidak bisa
serta merta dapat menentukan
apa benar sudah ada insiden atau tidak,” pungkas Mayjen TNI Terawan.
Sementara
itu Kapuskes TNI Mayjen TNI Dr. Ben Yura Rimba, MARS mengatakan bahwa TNI tidak
terlalu khawatir pandemi yang natural, tetapi salah satu ancaman yang
dikhawatirkan TNI adalah pandemi buatan yang digunakan sebagai senjata
biologis.
Disisi
lain Kapuskes TNI mensimulasikan ancaman kesehatan buatan seperti virus yang
dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi, lalu virus tersebut dimasukkan dalam
satu wadah es krim dan dipecahkan di dalam tempat menonton film sehingga akan
menyebar kemana mana dan 500 s.d. 1.000 orang akan berdampak.
Lebih
lanjut Mayjen TNI Dr. Ben Yura Rimba, MARS mengatakan kegiatan konferensi
internasional tahun 2017 ini dengan dihadiri 50 negara dari 100 peserta luar
negeri dan 13 organisasi internasional ini sepenuhnya dibiayai oleh WHO dan
untuk pertama kali dipercayakan penyelengaraanya kepada TNI. “Tujuan konferensi
ini untuk langkah strategis ke depan, sebab isu keamanan baik energi maupun
siber merupakan pembahasan yang penting,” tegasnya.
Kapuskes
TNI menuturkan bahwa Indonesia dijadikan model untuk kerja sama sipil dan
militer dalam menghadapi bencana kemanusiaan. “Keterlibatan TNI tidak hanya di
tingkat respons, namun juga di tingkat deteksi dan pencegahan,” katanya.
Kunjungan
peserta Konferensi Internasional ke RSPAD itu dibagi 4 kelompok dengan empat
lokasi yaitu ruang Digital Subtraction Angiography, ruang Cell Cure, Ruang
Pandemi, dan ruang Dekomtaminasi. Para peserta konferensi internasional
mendapat penjelasan dari para perwira medis yang menangani di masing-masing
ruangan.
Pada
akhir hospital visit para peserta
konferensi mengunjungi kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 di Dermaga Kolinlamil,
Jakarta Utara. Para peserta meninjau fasilitas yang dimiliki KRI dr.
Soeharso-990, tinjauan di
dek B yang memiliki fasilitas 2 kamar rawat inap dimana tiap kamar dapat
menampung 20 pasien dan 1 long room yang dapat berfungsi sebagai ruang makan
atau pada saat pelaksaaan Satgas digunakan sebagai ruang tunggu dan tempat
mendaftar para pasien. Sementara itu untuk dek C memiliki fasilitas seperti
layaknya fasilitas rumah sakit pada umumnya, yaitu UGD, ruang operasi,
radiologi, ICU, poliklinik, laboratorium dan farmasi.
Autentikasi :Kabidpeninter Puspen TNI, Kolonel Laut
(KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si