Ciamis (LawuPost.Com) – Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) bertujuan untuk membentuk dan membina generasi muda agar berkepribadian yang kuat. Bahkan, pendidikan tersebut sebagai upaya dalam mendorong kemajuan dan terwujud cita-cita bangsa.
Sehingga, diharapkan generasi muda bisa ulet, pantang menyerah dan inovatif. Demikian disampaikan Komandan Batalion Zipur 3 Ciamis, Hadiat pada saat membuka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Pelajar di SMKN I Kawali. “Pendidikan kewarganegaraan atau bela negara, sifatnya wajib diberikan kepada seluruh warga negara. Tujuan utama program tersebut untuk menumbuhkan wawasan serta kesadaran bernegara. Bahkan, langkah itu pun untuk membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang berpendidikan kebudayaan bangsa, serta siap berjuang membela negara. Setiap individu yang pernah mengikuti kegiatan tersebut, harus memiliki kemampuan dan nilai tambah dalam sikap cinta tanah air,” tuturnya.
Diharapkan, generasi muda memiliki kepribadian yang tangguh, terampil dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Perjuangan di zaman sekarang, sudah bukan lagi melalui fisik, tetapi berupa perjuangan mengisi dan membangun bangsa, “ucapnya.
Hadiat mengajak peserta untuk meningkatkan intensitas dan kualitas pendidikan bela negara serta menjadikannya wadah pembentukan karakter generasi muda. “Kegiatan ini pun, harus menjadi wahana dalam membudayakan sikap senang bekerja keras, cerdas dan ikhlas, “ucapnya di hadapan sejumlah siswa SMKN I Kawali di kampus SMKN I Kawali pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Hadiat mengajak para peserta untuk meningkatkan semangat patriotisme. “Marilah mengutamakan kepentingan bela negara di atas segalanya, kegiatan ini harus melahirkan generasi muda yang kuat dengan cara mendidik diri sendiri sedini mungkin untuk tak membeda-bedakan agama, etnis, suku dan kedaerahan. Marilah bertekad untuk menjadi pemuda patriot pembangunan, mengingat tantangan kedepan negeri ini menjadi tanggung jawab semua. Jadilah pemuda yang memiliki sikap kesetiakawanan yang tinggi, sehat jasmani dan rohani serta berwawasan luas, “ajaknya.
Kepala SMK Negeri I Kawali, Drs. H. Hadi Sumantoro, M.Pd selepas membuka secara resmi kegiatan MPLS kepada tim Lawu News menegaskan bahwa dalam kegiatan MPLS yang digelar di SMKN I Kawali tidak ada aksi kekerasan dan perpeloncoan baik fisik maupun verbal kepada peseta didik baru.
Dikatakannya, sekolah harus bisa dijadikan rumah kedua bagi para siswa. Para siswa diajak untuk betah disekolah. Sehingga sekolah jangan hanya jadi tempat transit semata. Apalagi tahun ajaran sekarang aktivitas para siswa di sekolah akan berlangsung 7-5 jam setiap harinya. “Kita menjamin tidak ada kekerasan dalam bentuk apapun pada masa MPLS. Tidak ada perploncoan apapun jenisnya, “kata H. Hadi.
Untuk menghindari adanya praktek kekerasan, kata H. Hadi, MPLS dilakukan di kelas. Kalaupun di luar kelas, hanya sebatas pengenalan lingkungan sekolah saja, seperti pengenalan laboratorium, mushola, bengkel dan ruang praktek lainnya. “Semua kegiatan dikerjakan di lingkungan sekolah, jadi apa yang dilakukan saat MPLS bisa terpantau langsung oleh sekolah, “ungkapnya. Upaya lainnya, dengan tidak melakukan MPLS di luar lingkungan sekolah. Panitia pelaksana juga seluruhnya adalah guru, sedangkan kakak kelas hanya sebagai pendamping.
Dikatakan H. Hadi, untuk pemberian materi pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Batalion Zipur 3 Ciamis. “Tidak ada praktek yang berpotensi menimbulkan kekerasan. Siswa juga tidak menginap di sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya. Pihak sekolah akan berusaha sebisa mungkin membuat para siswa nyaman di lingkungan sekolahnya. “Sesuai instruksi gubernur, kita harus menjadikan sekolah rumah kedua bagi para siswa, sekolah ramah anak dan menolak kekerasan. Jadi sebisa mungkin sekolah membuat nyaman para siswa agar mereka betah seperti di rumah, “ujarnya. (mamay)
Sehingga, diharapkan generasi muda bisa ulet, pantang menyerah dan inovatif. Demikian disampaikan Komandan Batalion Zipur 3 Ciamis, Hadiat pada saat membuka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Pelajar di SMKN I Kawali. “Pendidikan kewarganegaraan atau bela negara, sifatnya wajib diberikan kepada seluruh warga negara. Tujuan utama program tersebut untuk menumbuhkan wawasan serta kesadaran bernegara. Bahkan, langkah itu pun untuk membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang berpendidikan kebudayaan bangsa, serta siap berjuang membela negara. Setiap individu yang pernah mengikuti kegiatan tersebut, harus memiliki kemampuan dan nilai tambah dalam sikap cinta tanah air,” tuturnya.
Diharapkan, generasi muda memiliki kepribadian yang tangguh, terampil dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Perjuangan di zaman sekarang, sudah bukan lagi melalui fisik, tetapi berupa perjuangan mengisi dan membangun bangsa, “ucapnya.
Hadiat mengajak peserta untuk meningkatkan intensitas dan kualitas pendidikan bela negara serta menjadikannya wadah pembentukan karakter generasi muda. “Kegiatan ini pun, harus menjadi wahana dalam membudayakan sikap senang bekerja keras, cerdas dan ikhlas, “ucapnya di hadapan sejumlah siswa SMKN I Kawali di kampus SMKN I Kawali pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Hadiat mengajak para peserta untuk meningkatkan semangat patriotisme. “Marilah mengutamakan kepentingan bela negara di atas segalanya, kegiatan ini harus melahirkan generasi muda yang kuat dengan cara mendidik diri sendiri sedini mungkin untuk tak membeda-bedakan agama, etnis, suku dan kedaerahan. Marilah bertekad untuk menjadi pemuda patriot pembangunan, mengingat tantangan kedepan negeri ini menjadi tanggung jawab semua. Jadilah pemuda yang memiliki sikap kesetiakawanan yang tinggi, sehat jasmani dan rohani serta berwawasan luas, “ajaknya.
Kepala SMK Negeri I Kawali, Drs. H. Hadi Sumantoro, M.Pd selepas membuka secara resmi kegiatan MPLS kepada tim Lawu News menegaskan bahwa dalam kegiatan MPLS yang digelar di SMKN I Kawali tidak ada aksi kekerasan dan perpeloncoan baik fisik maupun verbal kepada peseta didik baru.
Dikatakannya, sekolah harus bisa dijadikan rumah kedua bagi para siswa. Para siswa diajak untuk betah disekolah. Sehingga sekolah jangan hanya jadi tempat transit semata. Apalagi tahun ajaran sekarang aktivitas para siswa di sekolah akan berlangsung 7-5 jam setiap harinya. “Kita menjamin tidak ada kekerasan dalam bentuk apapun pada masa MPLS. Tidak ada perploncoan apapun jenisnya, “kata H. Hadi.
Untuk menghindari adanya praktek kekerasan, kata H. Hadi, MPLS dilakukan di kelas. Kalaupun di luar kelas, hanya sebatas pengenalan lingkungan sekolah saja, seperti pengenalan laboratorium, mushola, bengkel dan ruang praktek lainnya. “Semua kegiatan dikerjakan di lingkungan sekolah, jadi apa yang dilakukan saat MPLS bisa terpantau langsung oleh sekolah, “ungkapnya. Upaya lainnya, dengan tidak melakukan MPLS di luar lingkungan sekolah. Panitia pelaksana juga seluruhnya adalah guru, sedangkan kakak kelas hanya sebagai pendamping.
Dikatakan H. Hadi, untuk pemberian materi pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Batalion Zipur 3 Ciamis. “Tidak ada praktek yang berpotensi menimbulkan kekerasan. Siswa juga tidak menginap di sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya. Pihak sekolah akan berusaha sebisa mungkin membuat para siswa nyaman di lingkungan sekolahnya. “Sesuai instruksi gubernur, kita harus menjadikan sekolah rumah kedua bagi para siswa, sekolah ramah anak dan menolak kekerasan. Jadi sebisa mungkin sekolah membuat nyaman para siswa agar mereka betah seperti di rumah, “ujarnya. (mamay)
Posting Komentar