Puspen TNI (LawuPost) Insan Pers adalah pahlawan
pejuang, dan sejarah Indonesia sebelum
merdeka, Insan Pers atau Media yang membangkitkan semangat para
pemuda-pemuda Indonesia agar bersatu
dan berjuang dengan ikrar Sumpah Pemuda. Peran Pers
melalui pemberitaannya menyebarkan energi sosial, sehingga
terdengung diseluruh nusantara dengan sesanti merdeka
atau mati.
Hal tersebut
disampaikan
Panglima Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan awak media usai
memberikan sambutan pada acara Gala Dinner Hari Pers Nasional 2017, di Islamic
Centre, Ambon, Rabu malam (8/2/2017).
Panglima TNI
juga menyampaikan bahwa, pembangunan nasional pada era kompetisi
global dan krisis ekonomi dunia, peran Insan Pers sangat diperlukan untuk memberitakan semua kejadian
apapun dengan benar dan apa adanya. “Pemberitaan itu harus dengan kalimat
yang menyejukkan dan memberikan
solusi, bukan justru memprovokasi yang berakibat perpecahan,” ucapnya.
Sementara itu, terkait kedatangan Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell di Mabes TNI
Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu pagi (8/2/2017), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo mengatakan bahwa
Letnan Jenderal Angus Campbell datang ke Indonesia membawa pesan
dari Chief of Defence Force, Australian Defence Force Marsekal Mark Binskin.
Dalam pertemuan tersebut, Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Champbell menyatakan
penyesalan dan permohonan maaf dari Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Angkatan Darat Australia atas terjadinya
pelecehan Ideologi Pancasila oleh prajurit militer Australia, karena itu bukan
cerminan dari institusi tetapi cermin perorangan.
“Australian
Defence Force telah mengambil langkah-langkah dengan menutup sekolah, mengevaluasi
kurikulumnya karena tidak benar serta memproses dan memberikan sanksi, baik
Kepala Sekolah maupun personel-personel yang terlibat dan berdampak terhadap karier mereka,” jelasnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo menyampaikan terimakasih atas respon cepat maupun tindakan tegas dari Chief of Defence Force dan Chief of the Australian Army dalam menyikapi insiden yang dilakukan oleh
prajurit militer Australia tersebut.
Lebih lanjut Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa, dalam
Amanat
Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan : kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial...
Oleh karena itu, Indonesia berprinsip zero enemy and thousand friends.
Panglima TNI menegaskan bahwa, Pancasila merupakan
ideologi negara Indonesia maupun bagi seluruh rakyat, sehingga rakyat Indonesia
rela mati untuk membela ideologinya, apalagi bagi seorang prajurit TNI dan hal itu sangat sensitif
dan menyakitkan.
“Saya belum mengambil keputusan atas
kelanjutan
hubungan kerja sama militer antar kedua Negara, tetapi saya akan melaporkan kepada Menteri Pertahanan RI dan
Menteri Luar Negeri RI, selanjutnya bersama-sama akan melaporkan kepada Presiden RI Ir. H. Joko
Widodo,
keputusan apapun juga tergantung Presiden RI,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Sementara itu, menyikapi pernyataan salah
seorang anggota Komisi I DPR-RI yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta
bahwa Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I-DPR pada tanggal 6 Februari 2017
dilakukan secara tertutup, konotasinya seolah-olah saya yang menyebarkan berita
tersebut. “Saya tegaskan bahwa berita itu tidak benar, yang benar adalah rapat
dilaksanakan secara terbuka,” kata Panglima TNI.
Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan
Komisi I-DPR tersebut, khususnya tentang program kerja anggaran dan rencana kegiatan
TNI pada tahun 2017, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan
bahwa sesuai Peraturan Menteri No. 28 tahun 2015 untuk anggaran TNI AD, TNI AL
dan TNI AU, yang menentukan adalah Kementerian Pertahanan.
“Saya hanya mengendalikan anggaran untuk
Mabes TNI saja, tetapi kalau saya yang menyampaikan ini, seolah-olah saya mempunyai
kepentingan, padahal ini untuk menyiapkan yunior-yunior yang kelak akan menggantikan
saya, jangan sampai Panglima TNI yang akan datang mengalami seperti saya, tidak
memiliki kewenangan mengatur anggaran masing-masing angkatan,” tutur Panglima
TNI.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.