Puspen
TNI (LawuPost) Beredarnya isu yang berkembang di media
sosial dan masyarakat, terkait adanya penyusup yang dibayar oleh Ahoker, untuk
membunuh Presiden RI Joko Widodo dan Habib Riziq saat berlangsungnya Aksi Super
Damai 212, Jumat (2/12/2016) sangatlah tidak benar.
Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, di Jakarta, Minggu (4/12/2016)
mengatakan bahwa, pada saat itu saya ikut dan berada di belakang
Presiden RI Joko Widodo. “Tidak ada anggota Pasukan Pengamanan
Kepresidenan yang menangkap salah satu oknum, yang ditengerai merupakan salah satu
pendukung Ahoker,” tegasnya.
“Kepada
seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada, agar lebih waspada dan selektif
lagi dalam memilah dan memilih berita ataupun informasi yang disebarkan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab melalui media massa, khususnya media
sosial,” himbaunya.
Sementara
itu, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos menambahkan bahwa Aksi Super Damai
212 yang berlangsung dengan tertib dan aman tersebut, jangan dinodai oleh
isu-isu ataupun berita-berita tidak benar yang bertujuan untuk mencederai umat
Islam Indonesia dalam menyampaikan aspirasinya. “Jangan membenturkan kelompok
yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya,” tegasnya.
“Kita
semua berterima kasih kepada seluruh warga masyarakat yang datang ke Silang
Monas melakukan doa bersama, untuk negara dan bangsa Indonesia yang tercinta
ini,” katanya.
Menurut
Kapuspen TNI, peristiwa Aksi Super Damai 212 beberapa waktu lalu sudah berjalan
dengan aman. “Ini benar-benar menunjukkan kepada dunia bahwa, Islam adalah
Rahmatan Lil Alamin,” pungkasnya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.