Puspen TNI (LawuPost) Ada enam perspektif ancaman yang
dihadapi bangsa Indonesia di masa depan yaitu, menipisnya cadangan minyak dunia;
meningkatnya jumlah penduduk dunia; berkurangnya sumber pangan, air dan energi;
masalah terorisme; meningkatnya penyalahgunaan narkoba; dan persaingan
ekonomi global yang ketat. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo saat menjadi salah satu narasumber di stasiun televisi swasta,
bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, selasa malam (8/11/2016).
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, apabila perspektif ancaman bangsa
Indonesia dimasa depan tidak dikelola dengan baik, maka bangsa Indonesia bisa
bernasib sama seperti beberapa negara Arab Spring yang mengalami konflik
atau perang saudara.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, Indonesia saat ini ibarat gadis
seksi yang menjadi rebutan negara lain, karena kaya akan sumber daya alam yang
menjadi salah satu negara equator di
dunia, dimana pertumbuhan vegetasinya
tidak pernah habis. “Indonesia sebagai negara equator yang sangat kaya
akan sumber daya alam adalah warning yang
patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia dimasa yang akan datang,”
ujarnya.
“Kekayaan sumber daya alam di Indonesia pernah disampaikan oleh Presiden RI
pertama Ir. Soekarno bahwa, suatu saat nanti negara lain akan iri dengan
kekayaan sumber daya alam Indonesia, dan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo saat
baru dilantik menyampaikan hal yang sama bahwa, kaya akan sumber daya alam bisa
menjadi petaka,” imbuh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan bahwa beberapa negara Arab Spring seperti Irak, Libya, Suriah saat
ini mengalami konflik akibat perang saudara yang dipicu oleh permasalahan dalam
negerinya, seperti agama dan terorisme. Permasalahan dalam negeri mereka
dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut campur urusan dalam
negeri terkait kepentingan minyak.
Terkait aksi damai pada tanggal 4 November 2016 yang lalu, Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan bahwa, apabila aksi damai tersebut tidak
ditangani dengan baik dan bijaksana, maka tidak menutup kemungkinan akan
ditunggangi oleh kepentingan politik yang mengakibatkan bangsa Indonesia
mengalami kerugian.
Sehari sebelum aksi damai, Panglima TNI bersama Kapolri telah memberikan
pengarahan dan mengingatkan kepada para Komandan Satuan TNI-Polri di Mabesad,
bahwa ada skenario untuk membuat petugas marah dan bertindak di luar kepatutan
saat berhadapan langsung para demonstran.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan ucapan terimakasih dari
Presiden RI Jokowi terkait pengamanan aksi damai yang dilaksanakan TNI-Polri,
sehingga dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar.
“Presiden sebagai pemimpin Indonesia menyampaikan rasa bangga
kepada seluruh peserta aksi damai, dimana para demonstran yang jumlahnya
ratusan ribu, sangat patuh dan tertib terhadap perintah para Ulama, Habib, Kyai
yang mengawal aksi damai tersebut,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.