Tangerang Selatan (LawuPost) “Nilai uji kompetensi guru atau UKG guru-guru di Tangerang Selatan merupakan nilai yang tertinggi di Banten. Saya ingin bapak-ibu di sini dapat mempertahankannya bahkan meningkatkan nilai UKG kita.” Demikian disampaikan Kadisdik Tangsel, Mathodah, di sela-sela acara pelatihan diseminasi praktik yang baik dalam pembelajaran tingkat SMP yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Tangerang Selatan yang bekerja sama dengan USAID PRIORITAS (6/9).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVID50nWP40gFE4gGHSdN18cJMGSVrhhmAo8lmu1PCWzWgWcHFczgtks6n69n7SRQt1n_uXq_vZbc3QOpcm9fDR2D2OMhn4v1NsvJ9-QDLH6QGLhfkXW50gFFIyMP-GpMyw0JtG-dri2Q/s200/aqa20.jpg)
Seperti diketahui, nilai rerata UKG di Tangerang Selatan tahun 2015 mencapai 61,94. Hasil ini melebihi nilai UKG
rata-rata di Provinsi Banten dan nasional.
Mathodah juga menghimbau upaya peningkatan nilai UKG melalui berbagai pelatihan untuk memperkuat kapasitas guru. “Saya mengapresiasi perubahan dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS. Karena itu saya berharap, bapak dan ibu dari sekolah-sekolah nonmitra dapat memanfaatkan pelatihan ini dengan baik, terutama
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas,” seru Mathodah.
Pelatihan yang diikuti sekitar 160 guru SMP swasta dan negeri dari seluruh gugus di Tangerang Selatan tersebut, melibatkan 10 fasilitator pembelajaran USAID PRIORITAS.
Koordinator penyelenggara pelatihan, Ahmad Salim mengatakan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan ini terkait pembelajaran kontekstual dan
keterampilan informasi. “Peserta dilatih dalam menerapkan pendekatan konteksual yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Mereka juga mempraktikkan pembelajaran kooperatif, mengelola pembelajaran yang efektif, melayani perbedaan individu dalam pembelajaran, dan menyusun pertanyaan tingkat tinggi,” kata Ahmad.
Pelatihan ini, menurut salah seorang peserta pelatihan, Wasid MPd, guru Matematika SMPN 11 Serpong, memberikan pencerahan tentang pembelajaran kontekstual yang sebenarnya. “Saya jadi tahu bagaimana mengelola kelas yang mendorong siswa belajar aktif, membuat pertanyaan atau penugasan yang membuat siswa berpikir kritis dan kreatif,” tukasnya. (red)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVID50nWP40gFE4gGHSdN18cJMGSVrhhmAo8lmu1PCWzWgWcHFczgtks6n69n7SRQt1n_uXq_vZbc3QOpcm9fDR2D2OMhn4v1NsvJ9-QDLH6QGLhfkXW50gFFIyMP-GpMyw0JtG-dri2Q/s200/aqa20.jpg)
Seperti diketahui, nilai rerata UKG di Tangerang Selatan tahun 2015 mencapai 61,94. Hasil ini melebihi nilai UKG
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg13ahHnTwbr4QZNJl2P7Cn8k3XuCIt1tpKRvZpB3emoGEhpqdB5HhmqLsRwFqUhesiLmMOKZMHvCVrbsotNkp9uzbiaykOBGxUzFiAsp9d8UA0pFB8t3Iz-OcshNocsYHi8M0bamGZR0g/s200/aqa16.jpg)
Mathodah juga menghimbau upaya peningkatan nilai UKG melalui berbagai pelatihan untuk memperkuat kapasitas guru. “Saya mengapresiasi perubahan dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS. Karena itu saya berharap, bapak dan ibu dari sekolah-sekolah nonmitra dapat memanfaatkan pelatihan ini dengan baik, terutama
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEWqPiVe6PED8pftU_1E930jrI__fSMT6kdFEViqfTuoU4j9vYyQArLrT7DLsy8UsE00jD8ZHZDRJAxsRiQq6Quts2W7kkb4vMddFzaxctLyhnXc05Rz_DtW00V8eaPD2gQx21MH3SbyU/s200/aqa17.jpg)
Pelatihan yang diikuti sekitar 160 guru SMP swasta dan negeri dari seluruh gugus di Tangerang Selatan tersebut, melibatkan 10 fasilitator pembelajaran USAID PRIORITAS.
Koordinator penyelenggara pelatihan, Ahmad Salim mengatakan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan ini terkait pembelajaran kontekstual dan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga7LWHtULRaDSXmsJuo9W4VJZ8ef3nxgi004LFxXA1yuEuZCev3kkTbXsCP8QIXQ3Tig7p_1zsjMtdyF-OcwEK8u3i-yStq9LJB1urGKiIbkz0b5S219wtMMTJMQhvhtTZdEFL3b37bbw/s200/aqa19.jpg)
Pelatihan ini, menurut salah seorang peserta pelatihan, Wasid MPd, guru Matematika SMPN 11 Serpong, memberikan pencerahan tentang pembelajaran kontekstual yang sebenarnya. “Saya jadi tahu bagaimana mengelola kelas yang mendorong siswa belajar aktif, membuat pertanyaan atau penugasan yang membuat siswa berpikir kritis dan kreatif,” tukasnya. (red)
Posting Komentar