Puspen TNI (LawuPost) Selasa, 16 Agustus
2016). Kereta Kencana Ki Jaga Raksa yang bercat hitam putih dan ditarik oleh 4
ekor kuda putih akan melaksanakan prosesi pengambilan duplikat Sang Saka Merah
Putih dan Teks Proklamasi yang diambil dari Tugu Monas untuk diserahkan kepada Presiden
Republik Indonesia di Istana Merdeka. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo pada saat menyaksikan Gladi Bersih Peringatan HUT RI ke-71
tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta Pusat.
“Kirab Kereta Kencana Ki Jaga
Raksa pembawa Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi yang dibawa oleh 2 orang
personel Paskibraka ini berjalan beriringan dari sisi Utara Monas menuju
lapangan halaman Istana untuk diserahkan kepada Ajudan Presiden RI untuk
diletakkan dimeja kehormatan mimbar Presiden RI,” tutur Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Pelibatan Kereta Kencana yang
dikawal oleh pasukan berpakaian adat tradisional dengan membawa lambang-lambang
kerajaan yang pernah ada di bumi Nusantara sebagai simbol bahwa perjuangan
merebut kemerdekaan Republik Indonesia telah dirintis sejak dulu oleh para
raja-raja di Nusantara.
“Kemerdekaan itu diperjuangkan
oleh kerajaan-kerajaan lebih dari 350 tahun lalu,” demikian ungkap panglima TNI
saat menjawab pertanyaan awak media di sela-sela gladi kotor (13 Agustus 2016).
Lebih lanjut Panglima TNI
mengatakan Kirab Kereta Kencana Ki Jaga Raksa diiringi satu kelompok Marcing
Band Universitas Negeri Jakarta (UNJ), kemudian kelompok 71 dari Paskibra SMA
Jakarta dan Depok serta dikawal oleh 8 (delapan) ekor kuda dengan formasi 2
ekor kuda di depan dan 6 ekor kuda di belakang. Selanjutnya disusul kelompok 45
(empat lima) dari personel Paspampres berpakaian adat tradisional dan ditutup
oleh barisan pembawa lambang-lambang kerajaan.
Menurut Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo bahwasanya Kereta Kencana Ki Jaga Raksa dibuat di Yogyakarta pada
tahun 2011 dalam rangka membangun peradaban baru Kabupaten Purwakarta.
“Pembuatan Kereta Kencana tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur
masyarakat Sunda, yakni Maharaja Sri Paduka Siliwangi atau lebih dikenal dengan
Prabu Siliwangi,” tegasnya.
“Sejak dulu masyarakat Sunda
mengagumi dan mempertahankan filosofi Prabu Siliwangi yaitu Silih Asah (Saling
Menajamkan Pikiran), Silih Asih (Saling Mengasihi), dan Silih Asuh (Saling
Membimbing),” pungkas Panglima TNI.
Keterlibatan satuan TNI dalam
mengawal prosesi pengambilan dan penyerahan duplikat Sangsaka Merah Putih dan Teks
Proklamasi diwakili oleh satuan Denkavkud TNI AD Parompong, Bandung dengan
mengerahkan 8 (delapan) ekor kuda pilihan beserta prajurit penunggangnya
dibawah pimpinan Lettu Kav Nunut Setyowadi yang sehari hari berdinas sebagai
Danki di Denkavkud.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.