Puspen TNI (LawuPost) Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan TNI selalu siap bila
sewaktu-waktu diperlukan untuk melakukan pengerahan pasukan kedaerah operasi
membebaskan WNI dari kelompok Abu Sayyaf, hal ini tidak mudah karena menyangkut
wilayah kedaulatan negara sahabat. Demikian disampaikan Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan sambutan pada upacara Laporan Korps Kenaikan Pangkat 35 Perwira Tinggi TNI di
Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (8/8/2016).
“Kepada satuan-satuan
operasi pasukan khusus untuk siap dengan segala kemungkinan apabila TNI diberi
peluang untuk melakukan operasi pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok
teroris Abu Sayyaf di Filipina,” tegas Panglima TNI.
Hingga saat ini jumlah
WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf berjumlah 11 orang dan belum
dibebaskan. Pemerintah Indonesia masih tetap mengedepankan upaya diplomasi
dalam melakukan upaya pembebasan terhadap 11 WNI yang disandera, namun hasilnya
belum nampak signifikan. Sementara tuntutan dan harapan masyarakat kepada
TNI sedemikian besar, yang kesemuanya harus
mendapatkan respons tepat dan cepat.
“Bila TNI mendapat
perintah untuk melaksanakan operasi
pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filiphina,
maka TNI harus diberi payung hukum berupa SOP yaitu kerja sama operasi
militer kedua negara yang telah disepakati bersama,” imbuhnya.
Diakhir amanatnya
Panglima TNI menegaskan bahwa, yakinlah bahwa sekecil apapun pikiran, langkah
dan tindakan kita, bila kita berhasil mewujudkan harapan pemerintah dan
masyarakat, sudah
pasti kepercayaan rakyat kepada TNI tidak akan pernah surut. “Kepercayaan itu
harus kita jaga dengan baik sebagaimana kesetiaan kita dalam menjaga keutuhan
bangsa dan negara,” ungkap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi
Berlin G. S.Sos., M.M.