Puspen
TNI (LawuPost) Bisnis yang paling besar di Indonesia saat ini
adalah Narkoba tetapi itu adalah bisnis ilegal dan semua bisnis yang
ilegal pasti akan merapat kepada aparat keamanan untuk mencari
perlindungan, bisa ke Polisi atau ke TNI. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat
memberikan kuliah umum dihadapan 490 Mahasiswa Pascasarjana Universitas
Pertahanan (Unhan), PMPP IPSC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jum’at (26/8/2016).
Panglima TNI dalam kesempatan
tersebut menyampaikan bahwa, penyalahgunaan Narkoba di indonesia sudah sangat
luar biasa, diperbatasan-perbatasan dan bahkan anak kecil pun sudah terkena
Narkoba yang diracik dalam bentuk makanan saat ini. Pada tahun 2016 kurang lebih 5,1 juta penduduk yaitu sekitar
2% dari jumlah penduduk Indonesia yang menyalahgunakan Narkoba, dimana ada yang
menjadi pengguna dan ada yang menjadi pengedar Narkoba.
“Sekitar
15.000 jiwa meninggal setiap tahun akibat penyalahgunaan Narkoba, korban akibat
Narkoba sudah sangat banyak, dimana jumlah korban melebihi jumlah korban akibat
serangan teroris yang ada di Indonesia. Sepengetahuan saya sepanjang ada
teroris di indonesia korbannya tidak sampai 15.000 jiwa,” ucap Panglima TNI.
Menurut
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dapat dibayangkan setiap tahun penduduk Indonesia
kurang lebih 15.000 meninggal akibat Narkoba, dan ingat Narkoba adalah fenomena
gunung es, dimana permukaannya saja terdapat 15.000 dan dibawahnya akan lebih
banyak lagi. “Semua kasus Narkoba yang terjadi di
Indonesia adalah untuk lost generation dan inilah yang
dikatakan perang candu serta merupakan bagian dari perang modern yang dikatakan proxy
war,” katanya.
Lebih lanjut Panglima TNI
menyampaikan, dapat kita lihat di media baik televisi maupun cetak dan online,
Polisi menangkap Narkoba tetapi pelaku dan pengedar Narkoba tidak pernah habis.
Narkoba yang ada di Indonesia kebanyakan berasal dari China yang transit di
Malaysia, walaupun kita ketahui bersama di Malaysia dilarang, namun sampai
sekarang BNN belum dapat bekerja sama dengan pihak Malaysia tidak diijinkan.
“Saat
ini Tim Investigasi TNI bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan PPATK sedang
melakukan pencarian informasi dari bekas-bekas tahanan yang sudah dibebaskan
untuk mengungkap testimoni Freddy Budiman yang di sampaikan oleh Haris Azhar,”
pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.
Posting Komentar