Puspen
TNI (LawuPost) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI
Mulyono dan Ketua Dewan Pembinaan TB Silalahi Center (TBSC) Letjen TNI (Purn)
TB Silalahi meresmikan pengambilan Shooting perdana Film “Garuda 23” Kiprah TNI
pada Kontingen Garuda Misi Perdamaian Dunia di Bandara Halim Perdana Kusuma,
Jumat (29/7/2016).

Latar
belakang memproduksi Film “Garuda 23” (I Leave My Heart in Lebanon).
Merupakan implementasi dari amanat Pembukaan UUD’45 bahwa Indonesia secara
aktif ikut melaksanakan perdamaian dunia antara lain dengan mengirimkan pasukan
perdamaian dari TNI yaitu Kontingen Garuda I sampai dengan XXIII sejak tahun
1997
hingga sekarang ke berbagai belahan dunia, Timur Tengah, Afrika, Eropa dan
Asia.

Tujuan
pembuatan film ini adalah Agar penonton mengenal dan memahami Pasukan
Garuda dan kiprahnya sebagai peacekeeper. Menumbuhkan kecintaan
dan kebanggaan terhadap TNI dan meningkatkan nasionalisme bagi penonton
dikalangan muda pada khususnya. Film tersebut menyampaikan pesan
bahwa Bangsa Indonesia melalui Pasukan
Garuda dapat mengukir prestasi dalam
forum nasional dan dicintai bukan saja oleh bangsa sendiri tetapi juga bangsa
lain. Selain itu, juga untuk memperkenalkan budaya Bangsa Indonesia yang
berbudi luhur, dapat diterima dan membawa nama baik dalam kancah internasional.

Sementara
itu, Film ini juga menceritakan tentang kiprah pasukan Indonesia yang bertugas
menjaga perdamaian di negara Lebanon yang diperankan oleh Kapten Satria
(Rio Dewanto) seorang perwira muda terpilih bersama prajurit terbaik Lettu Arga
(Yama Carlos), Serka Gulamo (Boris Bokir) menjadi anggota Kontingen
Garuda yang akan ditugaskan di Lebanon.
Di
Lebanon, Kapten Satria menjalani tugas rutinnya dan diselingi berbagai kejadian
yang cukup menegangkan, antara lain harus melerai pertikaian antara tentara
Israel dengan tentara Lebanon, dan bagaimana Kapten Satria serta regunya
berhasil membebaskan rekan prajurit Spanyol dari sandera pasukan
Hizbullah. Dalam misinya di Lebanon, Kontingen Garuda tidak saja mengamankan
terjadinya konflik dua negara yang sedang berselisih, akan tetapi juga
memberikan bantuan sosial kepada warga setempat. Disana Kapten Satria bertemu
dengan Rania (Jowy Qhoury) seorang guru sekolah dasar, saat Kontingen
Garuda tengah berkunjung ke sekolah-sekolah guna memberikan pemeriksaan
kesehatan dan informasi.
Melanjutkan
cerita di Indonesia, Diah (Revalina S. Temat) semakin gamang, karena muncul
Andri (Baim Wong) yang masih sepupu jauh, seorang pemuda lulusan Inggris yang
sukses di bidang properti. Andri menaruh hati kepada Diah dan hal itu di dukung
oleh ibunya Diah (Tri Yudiman) yang terus mempengaruhi Diah, agar menerima
cinta Andri. Ayah Diah (Dedy Mizwar) justru sebaliknya, dia meminta Diah untuk
setia menunggu Kapten Satria selesai tugas.
Diakhir
cerita Kapten Satria sebagai seorang prajurit tetap menjaga kehormatan TNI dan
tak mungkin menikahi seorang gadis Lebanon yaitu Rania dan menetap disana,
kecuali dia keluar sebagai prajurit TNI. Rania tidak mungkin meninggalkan tanah
Lebanon yang dicintainya juga seorang ibu dan anak didiknya yang
membutuhkannya. Saat Kapten Satria kembali ke Indonesia dan menemui Diah,
tetapi yang terjadi, Diah sedang melaksanakan pernikahan dengan Andri. Siapakah
yang menjadi pilihan Kapten Satria
Hadir pada
acara tersebut Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.B.A., Aster
Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman,
Pangdivif-1/Kostrad Brigjen TNI AM. Putranto dan Danpus PMPP TNI Brigjen TNI
Marzuki.
Autentikasi
: Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.