Puspen TNI (LawuPost) Sesuai dengan visi dan misi dalam
Nawacitanya “Membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan”, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo
bergerak cepat dengan mempercayakan mandatnya kepada TNI untuk melaksanakan
pembangunan jalan di Provinsi Papua. Salah satu kegiatan yang
dilaksanakan dengan melaksanakan pembangunan jalan di wilayah terisolir yang
melibatkan peran TNI. Pembangunan jalan ini dinamakan
Operasi Pelayanan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kemahalan di distrik yang sulit
aksesbilitasnya dalam rangka peningkatan ekonomi dan
mensejahterakan rakyat serta melindungi kepentingan pertahanan di wilayah
perbatasan.
Menurut Kabidpenum Puspen TNI Kolonel
Czi Berlin G.
S.Sos., M.M. di Jakarta, Jum’at (25/3/2016), berdasarkan
instruksi Presiden RI Ir. H. Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo telah memerintahkan TNI AD dan secara khusus
jajaran Zeni Angkatan Darat untuk membangun jalan dari Wamena menuju Mumugu, Provinsi
Papua, sepanjang 278,6 Km, dan telah mulai dikerjakan sejak Januari 2016.
“Data dari Kodam XVII/Cenderawasih,
jalan sepanjang 278,6 Km ini melewati daerah hutan, rawa dan sungai. Ruas jalan
ini melalui 40 sungai. Sebanyak 32 sungai belum ada jembatan dan 8 lainnya
mempunyai jembatan sementara dari kayu, TNI AD juga bekerja
sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan PT Wijaya Karya,”
kata Kolonel Czi Berlin.
Selain pembangunan jalan, direncanakan
akan turut dibangun 2 Dermaga di Mumugu dan Batas Batu yang
nantinya kapal bisa masuk sampai 300 ton ke Mumugu dan di
Batas Batu bisa masuk kapal sebesar 150 ton. Dengan akses yang terbuka, maka
diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Papua.
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan bisa membuka akses Wamena, Mbua, Paro,
Batas Batu dan Mumugu menuju pantai selatan Papua.
“Pengerjaan akan dilakukan secara
bertahap yakni berawal dari Mamugu-Batas Batu, kemudian Batas Batu-Mugi dan terakhir
Mugi-Habema. Untuk tahap pertama, akan dikerjakan sepanjang 23 kilometer dan bila jalan tersebut selesai dibangun
maka ruas jalan Wamena-Mamugu akan terhubung, dan di Mamugu akan dibangun
pelabuhan baru untuk meningkatkan ekonomi selatan Papua,” ujar Kabidpenum.
Kolonel
Czi Berlin juga mengatakan bahwa, Zeni
Angkatan Darat menaruh atensi khusus pada pekerjaan pembuatan jalan Wamena-Mamugu
yang merupakan prioritas utama kegiatan di tahun 2016. Desain konstruksi jalan yang akan
dibuka direncanakan lebar total adalah 11 meter, badan jalan 6 meter, bahu
jalan 3 meter (1,5 meter kanan dan kiri) dan drainase 2 meter (1 meter kanan dan kiri). Dalam struktur organisasi kegiatan, Kepala kegiatan
pembangunan ruas jalan Wamena-Mamugu ini adalah Dirziad Brigjen TNI Irwan dan
Penanggung Jawab Operasional langsung dibawah pimpinan Kasad Jenderal TNI
Mulyono.
Lebih lanjut Kabidpenum Puspen TNI
menuturkan bahwa, total kekuatan yang dikerahkan jajaran Zeni Angkatan Darat
sejumlah 394 orang personel dengan komposisi POP-1 meliputi Denzipur-10 dan
Denzipur-12, mengerjakan ruas jalan Wamena-Habema dan Habema-Mbua. POP-2 yaitu Yonzipur-18,
mengerjakan ruas jalan Mbua-Mugi dan Mugi-Paro, sedangkan POP-3 dari
Yonzikon-14 mengerjakan ruas jalan Paro-Kenyam dan Kenyam-Mamugu, dengan
kekuatan tiap POP berjumlah 107 personel. Sementara itu, alat berat yang
dibutuhkan dalam pembuatan ruas jalan ini terdiri dari Exavator, Dozer, Grader, Dump Truck, Tandem Roller, Tyred Roller, Vibro dan Tangki Air dengan kebutuhan
pembukaan jalan berjumlah 78 unit dan pengaspalan jalan berjumlah 60 unit alat
berat.
“Satuan Zeni Angkatan Darat bertugas bukan hanya menebang pohon dan
membuka hutan saja, tetapi juga membuat badan jalan. Dengan
bekerja paralel, kontraktor umum di belakangnya langsung
melakukan pengerasan jalan dan pengaspalan. Hingga
akhir 2015 lalu masih tersisa 658 Km jalan yang saat ini masih terputus karena
tertutup hutan,” ucap Kolonel Czi Berlin.
Dikatakan oleh Kabidpenum Puspen TNI
bahwa, dari rencana awal total jalan Trans Papua yang akan dibangun
sepanjang 4.325 Km, saat ini yang belum tersambung tersisa 658 Km,
dan sesuai instruksi Presiden RI Ir. H. Joko Widodo bahwa pada 2018 jalan
tersebut sudah harus tersambung. Pembangunan jalan Trans
Papua ini dikebut seiring kian mendesaknya kebutuhan Jalan Nasional
di pulau berbentuk kepala burung tersebut, karena saat ini warga terutama
yang bermukim di pedalaman Papua tidak mempunyai akses jalan dan hanya
mengandalkan transportasi angkutan udara yang tak semua kalangan bisa
menjangkaunya.
“Untuk menuntaskan sisa ruas jalan
yang masih terputus sepanjang 658 Km tersebut selama tahun 2015, telah
dilakukan pembukaan jalan sepanjang 169 Km. Dan pada tahun 2016, direncanakan
dibuka sepanjang 278 Km. Diharapkan, pada tahun 2018 seluruh ruas jalan yang
masih terputus sudah tersambung dan bisa difungsikan,” tandas Kolonel Czi
Berlin.
Autentikasi :
Kabidpenum Puspen TNI,
Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.