Puspen TNI (LawuPost) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
didampingi Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan pembekalan
kepada 173 Perwira Tinggi (Pati) TNI dan Polri pada peserta Rapat
Pimpinan TNI-Polri tahun 2016 dengan tema “Dilandasi Professional Dan Revolusi Mental. Sinergi TNI-Polri Siap Mengamankan Kebijakan Pemerintah” di Auditorium STIK dan PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/01/2016).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam kesempatan
tersebut menyampaikan pembekalannya yang judul “Peran TNI Dalam
Mendukung Kebijakan Pemerintah Bidang Ekonomi dan Dampak Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA)”. Pemilihan judul tersebut, karena melihat
perkembangan lingkungan strategis, mulai dari tataran global, regional
maupun nasional, serta memahami ancaman dan tatangan bangsa kedepan.
“Tingkat global perlu mencermati beberapa permasalahan
global mulai dari pesatnya populasi pertumbuhan penduduk dunia,
menipisnya energi, serta kelangkaan pangan dan air. Peningkatan penduduk
dunia yang sebelumnya membutuhkan waktu ratusan tahun sekarang menjadi
jauh lebih singkat,” kata Panglima TNI.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan, dari pihak organisasi world populasi balance
dengan hasil penelitiannya bahwa dengan standart hidup masing-masing,
idealnya bumi hanya dapat menampung 3 sampai 4 miliar penduduk, hal ini
akan menimbulkan ketidakseimbangan demografi dan berpotensi menciptakan
konflik di masa depan.
Selanjutnya bangsa Indonesia memiliki dua modal yang sangat
kuat, yakni modal geografi dan modal demografi. Dengan modal geografi
yakni semua potensi untuk menjadi agraris yang berkelimpahan sumber daya
alam dan sekaligus negara maritim dengan semua potensi yang besar yang
jika kedua potensi tersebut dikembangkan akan menjadi kekuatan dan daya
tawar yang sangat besar bagi bangsa ini. Tidak hanya kesejahteraan
rakyat yang dicapai, tetapi juga ketahanan nasional yang tangguh. Pada
saat yang sama, modal demografi yang dimiliki yakni Pancasila. Dalam
dasar negara, Pancasila merupakan pedoman ampuh yang tak lekang oleh
waktu dan jaman.
Penjelasan dari Pancasila itu meliputi Sila Pertama,
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, merupakan pedoman dalam cara kita beragama.
Sila Kedua, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”, merupakan pedoman dalam
berinteraksi dengan sesama manusia, baik di dalam negeri maupun di
seluruh dunia. Sila Ketiga, “Persatuan Indonesia”, merupakan pedoman
cara kita bernegara, kekuatan kita dalam bernegara adalah persatuan,
bukan lainnya. Sedangkan Sila Keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, merupakan
pedoman dalam berdemokrasi. Jika semua itu kita jalankan dengan baik,
niscaya Sila Kelima, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”,
akan dapat kita capai. Namun, seiring dengan derasnya arus globalisasi,
nilai-nilai tersebut sudah mulai terkikis.
“Kita harus menyatukan tekad untuk kembali kepada
nilai-nilai asli dan kearifan lokal bangsa Indonesia serta
mengimplementasikan kembali Pancasila secara benar dan utuh dalam setiap
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Lanjut dijelaskan, kearifan lokal masyarakat Indonesia
sudah merupakan kekuatan yang terbukti mampu mengantarkan bangsa ini
meraih kemerdekaan dan melewati berbagai ancaman yang mengganggu
jalannya pembangunan nasional selama ini, dengan demikian Peran TNI dan
Polri sangat strategis melalui gotong-royong menuju kesejahteraan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Rapat pimpinan TNI-Polri yang dilaksanakan 1 hari dibuka
oleh Presiden RI bapak Ir. H. Joko Widodo, dan diteruskan dengan foto
bersama serta peninjauan pameran teknologi Kepolisian.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.