Ciamis (LawuPost) Sebagai upaya menjangkau lebih banyak lagi pelayanan pendidikan di Indonesia, pemerintah kembali lagi meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dengan diberikannya KIP kepada masyarakat kurang mampu, pemerintah berharap seluruh anak-anak Indonesia dapat terlayani pendidikannya, lebih semangat dalam belajar dan meraih prestasi yang gemilang. Kartu Indonesia Pintar merupakan kartu identitas untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar (PIP).
KIP diberikan kepada peserta didik/anak-anak yang berusia 6-21 tahun dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KIP menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA. Lebih dari itu, secara bertahap cakupan peserta akan diperluas menjangkau masyarakat kurang mampu yang mencapai 24 juta anak dari usia sekolah. Termasuk di dalamnya anak usia sekolah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu yang selama ini tidak dijamin.
“Selain itu, KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak, panti asuhan dan difabel. KIP berlaku juga si pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat dan balai latihan kerja,” kata anggota Legislatif DPRD Povinsi Jawa Barat, dari fraksi PKS, Didi Sukardi, di Kampus SMAN 3 Ciamis sewaktu menyampaikan Program Indonesia Pintar, Selasa (8/12). Menurutnya, melalui KIP diharapkan dapat mendorong keikutsertaan anak usia sekolah yang belum terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali sekolah dan menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai tingkat SMA/SMK/MA.
Kepala SMAN 3 Ciamis H. Dede Hidayat, S.Pd., MMPd selepas kegiatan sosialisasi PIP kepada para orang tua murid kepada tim Lawu News menegaskan, bahwa program PIP sangat dirasakan manfaatnya. Menurutnya, tujuan dari Program Indonesia Pintar ini adalah menghilangkan hambatan ekonomi siswa untuk bersekolah sehingga mereka memperoleh akses pendidikan yang layak di tingkat dasar dan menengah. Program ini juga mencegah siswa dari putus sekolah akibat kesulitan ekonomi, serta menarik siswa putus sekolah agar kembali ke sekolah. Bukan itu saja, program ini juga membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Lebih luas lagi, Program Indonesia Pintar mendukung program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal/wajib belajar 12 tahun.
“Seperti diketahui di SMAN 3 Ciamis banyak siswa yang kurang mampu secara materi. Atas fakta tersebut, dengan digulirkannya bantuan dari pemerintah melalui penyerapan Program Indonesia Pintar di SMAN 3 Ciamis telah memasuki tahap ke lima yang menyerap siswa sebanyak 260 orang yang mempunyai kartu PKH, KPS dan SKTM. Ditahap ke tujuh ini penyerapan PIP sebanyak 460 siswa terdiri dari kelas X, XI, XII,” kata H. Dede. Rencananya dana dari PIP di SMAN 3 Ciamis, dipergunakan untuk kebutuhan siswa selama menjalani proses kegiatan belajar mengajar seperti halnya pembelian buku dan alat tulis sekolah, pembelian pakaian/seragam dan alat perlengkapan sekolah (tas, sepatu, dll), biaya transportasi ke sekolah, uang saku siswa/iuran bulanan siswa, biaya kursus/les tambahan, keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan di sekolahnya. (mamay/dian/tika).
KIP diberikan kepada peserta didik/anak-anak yang berusia 6-21 tahun dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KIP menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA. Lebih dari itu, secara bertahap cakupan peserta akan diperluas menjangkau masyarakat kurang mampu yang mencapai 24 juta anak dari usia sekolah. Termasuk di dalamnya anak usia sekolah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu yang selama ini tidak dijamin.
“Selain itu, KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak, panti asuhan dan difabel. KIP berlaku juga si pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat dan balai latihan kerja,” kata anggota Legislatif DPRD Povinsi Jawa Barat, dari fraksi PKS, Didi Sukardi, di Kampus SMAN 3 Ciamis sewaktu menyampaikan Program Indonesia Pintar, Selasa (8/12). Menurutnya, melalui KIP diharapkan dapat mendorong keikutsertaan anak usia sekolah yang belum terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali sekolah dan menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai tingkat SMA/SMK/MA.
Kepala SMAN 3 Ciamis H. Dede Hidayat, S.Pd., MMPd selepas kegiatan sosialisasi PIP kepada para orang tua murid kepada tim Lawu News menegaskan, bahwa program PIP sangat dirasakan manfaatnya. Menurutnya, tujuan dari Program Indonesia Pintar ini adalah menghilangkan hambatan ekonomi siswa untuk bersekolah sehingga mereka memperoleh akses pendidikan yang layak di tingkat dasar dan menengah. Program ini juga mencegah siswa dari putus sekolah akibat kesulitan ekonomi, serta menarik siswa putus sekolah agar kembali ke sekolah. Bukan itu saja, program ini juga membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Lebih luas lagi, Program Indonesia Pintar mendukung program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal/wajib belajar 12 tahun.
“Seperti diketahui di SMAN 3 Ciamis banyak siswa yang kurang mampu secara materi. Atas fakta tersebut, dengan digulirkannya bantuan dari pemerintah melalui penyerapan Program Indonesia Pintar di SMAN 3 Ciamis telah memasuki tahap ke lima yang menyerap siswa sebanyak 260 orang yang mempunyai kartu PKH, KPS dan SKTM. Ditahap ke tujuh ini penyerapan PIP sebanyak 460 siswa terdiri dari kelas X, XI, XII,” kata H. Dede. Rencananya dana dari PIP di SMAN 3 Ciamis, dipergunakan untuk kebutuhan siswa selama menjalani proses kegiatan belajar mengajar seperti halnya pembelian buku dan alat tulis sekolah, pembelian pakaian/seragam dan alat perlengkapan sekolah (tas, sepatu, dll), biaya transportasi ke sekolah, uang saku siswa/iuran bulanan siswa, biaya kursus/les tambahan, keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan di sekolahnya. (mamay/dian/tika).
Posting Komentar