Pangandaran (LawuPost) Pendapatan Kabupaten Pangandaran dari objek wisata Pantai Pangandaran selama libur lebaran 2015 mencapai Rp 584.234.000. Angka ini terhitung mulai dari tanggal 10 Juli 2015 sampai 20 Juli 2015 berdasarkan pendapatan di tolgate Pantai Pangandaran dari retribusi wisata, parkir, sampah, dan asuransi yang dibebankan kepada pengunjung Pantai Pangandaran. Peningkatan pengunjung ini pun menutup target pendapatan Pantai Pangandaran pada 2015 sebanyak 67,61 persen, dari total target yang ditetapkan pada 2015 yakni Rp 3,4 milyar. “Jadi dari Januari 2015 sampai Juli 2015 ini, target untuk Pantai Pangandaran sudah tercapai hampir 70 persen, ”kata Kepala Dinas Pariwisata Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran Mukhlis.
Peningkatan tahun ini ucap Mukhlis, memang cukup pesat jika dibanding tahun sebelumnya. Kerja sama yang baik antar instansi dan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola pariwisata membuat pendapatan dari Pantai Pangandaran tahun ini dipercaya dapat mencapai target bahkan lebih. Perlu diketahui, di tahun 2014 target pendapatan untuk Pantai Pangandaran adalah Rp 2,7 milyar dan hanya tercapai 87 persen saja. Sering bocornya tiket masuk di tollgate disinyalir membuat target pendapatan Pantai Pangandaran sering kedodoran. “Tapi saya juga tidak bisa memastikan kenapa dulu sulit tercapai target. Memang Pantai Pangandaran targetnya paling besar dibanding objek wisata lain yang ada di Kabupaten Pangandaran, ”ucapnya.
Adapun mengenai evaluasi dari pengelolaan wisata pada even Lebaran tahun ini diakui Mukhlis, masih terpusat pada masalah kemacetan. Kendati begitu, pihaknya bisa memahami karena terjadi beberapa insiden yang membuat kemacetan terjadi di Pantai Pangandaran. Salah satunya tabrakan antara bus dan mobil pribadi yang membuat jalan tersendat dan macet. “Harusnya tidak macet. Tapi karena terjadi satu kecelakaan di tengah volume kendaraan yang sedang tinggi-tingginya ya tidak terhindarkan. Petugas pun langsung siaga buka tutup, ”ucapnya.
Sekretaris Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Tudi Hermanto mengakui jika tingkat kunjungan wisatawan di lebaran tahun ini memang tinggi. Namun, hal tersebut tak berbanding lurus dengan tingkat hunian hotel yang diprediksi menurun jika dibanding tahun lalu. Selain penataan wisata yang belum maksimal, diakuinya tingkat kedatangan wisatawan ke Kabupaten Pangandaran memang masih fluktuatif. “Belum lagi kelas pengunjungnya yang masih menengah ke bawah sehingga belum bisa menopang sarana prasarana wisata lain seperti hotel. Kebanyakan datang hanya sehari semalam. Jadi sejak Kabupaten Pangandaran memekarkan diri dari Kabupaten Ciamis pada 2012 lalu, memang belum ada peningkatan yang signifikan di bidang pariwisata. Padahal pariwisata ini jagoannya Kabupaten Pangandaran, ”kata Tudi.
Pihaknya pun meminta peran dari berbagai pihak terutama Dinas Pariwisata untuk meningkatkan promosi wisata di Kabupaten Pangandaran. Selain itu penaataan sarana dan prasarana seperti kebersihan, pengamanan jalan terutama di titik-titik wisata pada even-even besar seperti lebaran, natal, dan tahun baru hendaknya dipersiapkan dengan lebih matang. Jangan sampai ujar dia, wisatawan yang baru datang ke Kabupaten Pangandaran kecewa dan kapok karena penataan wisatanya yang belum optimal. “Terutama promosinya. Walaupun objek wisata di Kabupaten Pangandaran ini banyak, kalau pihak Pemkab miskin promosi sih tetap saja Pangandaran akan seperti ini terus, ”ucap dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, liburan Lebaran tahun ini ke objek wisata khususnya pantai Pangandaran terpantau jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, jalan menunju objek wisata pantai Pangandaran terjadi kemacetan total selama beberapa jam. Puluhan petugas, baik dari Pemkab Pangandaran maupun TNI dan Polri bahu-membahu mengurai kemacetan yang sangat panjang. Anehnya, meski fenomena kemacetan kerap menyergap Kabupaten Pangandaran saat libur Lebaran, tetapi hal itu tak menyurutkan wisatawan untuk berlibur ke daerah terbungsu di provinsi Jawa Barat ini. “Macetnya sudah biasa, Pak. Untungnya kami belum boking hotel, nanti saja kalau sudah sampai, ”ucap Kho Huan wisatawan asal Jakarta.
Zero Incident
Tercapainya target PAD dari sektor pariwisata diimbangi pula dengan keberhasilan Balawista Pangandaran dalam menciptakan target zero incident di objek wisata air di pantai Pangandaran, Balawista telah berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelamat pantai. Meski nol kasus kematian jiwa, tetapi kasus-kasus kecelakaan laut tak bisa dihindari, namun hingga masa libur lebaran 2015 ini semuanya berhasil diselamatkan.
Ketua Balawista Kabupaten Pangandaran, Dodo Taryana mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada kecelakaan terhadap wisatawan yang meninggal dunia akibat tenggelam saat melakukan aktifitas renangnya di laut. Hal itu aku dia, berkat upaya para anggota balawista dan TNI Polri serta masyarakat. “Hingga saat ini belum ada laka laut yang mengakibatkan hilangnya nyawa jiwa para pengunjung, “ucapnya.
Namun diakui Dodo, kecelakaan laut tak bisa dihindari karena banyaknya wisatawan yang beraktifitas berenang. Alasan lain laka laut tersebut karena beberapa pengunjung mengabaikan larangan zona berenang sehingga beberapa diantaranya tenggelam, terseret arus namun tak sampai meninggal dunia. “Juga kasus berita orang kehilangan ditengah-tengah keramaian di pantai dan itu pun bisa ditangani, “katanya.
Kasus terbaru dari laka laut penyebabnya sama, yakni korban beraktifitas renang didaerah larangan area berenang. Hal itu terjadi menimpa Rizki (16) warga Lakbok Banjarsari. Keduanya tenggelam saat berenang di pos IV yang merupakan daerah larangan berenang yang telah terpasang berupa rambu larangan. Beruntung kedua korban selamat karena berhasil ditolong oleh petugas Balawista saat terseret oleh ombak ketika berenang.
Wisnu (16), teman korban menuturkan, pada saat itu ia dan Rizki serta Ripki sedang berenang dengan menggunakan bodi/papan selancar. “Tiba-tiba ombak besar datang dan menggulung dua rekan saya itu. Untuk ada petugas yang langsung mengejar dan menolongnya, “kata Wisnu yang tidak memperhatikan ada papan rambu larangan didaerah tersebut. Hanya korban Rizki yang harus menjalani perawatan intensif di puskesmas Pangandaran dengan bantuan oksigen karena terlalu banyak meminum air laut dan hampir kehabisan nafas saat tenggelam. Ketua Balawista, Dodo Taryana didampingi Koordinatornya, Liano mengatakan, beberapa kasus kejadian pada liburan lebaran dari mulai H+1 sampai H+4 rata-rata para pengunjung yang terpisah dari keluarga. Dan orang hilang itu didominasi anak-anak dan lansia. “Meski ada yang terseret arus tetapi laka laut terlaporkan nihil, “ucap dia. (mamay/dian)
Peningkatan tahun ini ucap Mukhlis, memang cukup pesat jika dibanding tahun sebelumnya. Kerja sama yang baik antar instansi dan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola pariwisata membuat pendapatan dari Pantai Pangandaran tahun ini dipercaya dapat mencapai target bahkan lebih. Perlu diketahui, di tahun 2014 target pendapatan untuk Pantai Pangandaran adalah Rp 2,7 milyar dan hanya tercapai 87 persen saja. Sering bocornya tiket masuk di tollgate disinyalir membuat target pendapatan Pantai Pangandaran sering kedodoran. “Tapi saya juga tidak bisa memastikan kenapa dulu sulit tercapai target. Memang Pantai Pangandaran targetnya paling besar dibanding objek wisata lain yang ada di Kabupaten Pangandaran, ”ucapnya.
Adapun mengenai evaluasi dari pengelolaan wisata pada even Lebaran tahun ini diakui Mukhlis, masih terpusat pada masalah kemacetan. Kendati begitu, pihaknya bisa memahami karena terjadi beberapa insiden yang membuat kemacetan terjadi di Pantai Pangandaran. Salah satunya tabrakan antara bus dan mobil pribadi yang membuat jalan tersendat dan macet. “Harusnya tidak macet. Tapi karena terjadi satu kecelakaan di tengah volume kendaraan yang sedang tinggi-tingginya ya tidak terhindarkan. Petugas pun langsung siaga buka tutup, ”ucapnya.
Sekretaris Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Tudi Hermanto mengakui jika tingkat kunjungan wisatawan di lebaran tahun ini memang tinggi. Namun, hal tersebut tak berbanding lurus dengan tingkat hunian hotel yang diprediksi menurun jika dibanding tahun lalu. Selain penataan wisata yang belum maksimal, diakuinya tingkat kedatangan wisatawan ke Kabupaten Pangandaran memang masih fluktuatif. “Belum lagi kelas pengunjungnya yang masih menengah ke bawah sehingga belum bisa menopang sarana prasarana wisata lain seperti hotel. Kebanyakan datang hanya sehari semalam. Jadi sejak Kabupaten Pangandaran memekarkan diri dari Kabupaten Ciamis pada 2012 lalu, memang belum ada peningkatan yang signifikan di bidang pariwisata. Padahal pariwisata ini jagoannya Kabupaten Pangandaran, ”kata Tudi.
Pihaknya pun meminta peran dari berbagai pihak terutama Dinas Pariwisata untuk meningkatkan promosi wisata di Kabupaten Pangandaran. Selain itu penaataan sarana dan prasarana seperti kebersihan, pengamanan jalan terutama di titik-titik wisata pada even-even besar seperti lebaran, natal, dan tahun baru hendaknya dipersiapkan dengan lebih matang. Jangan sampai ujar dia, wisatawan yang baru datang ke Kabupaten Pangandaran kecewa dan kapok karena penataan wisatanya yang belum optimal. “Terutama promosinya. Walaupun objek wisata di Kabupaten Pangandaran ini banyak, kalau pihak Pemkab miskin promosi sih tetap saja Pangandaran akan seperti ini terus, ”ucap dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, liburan Lebaran tahun ini ke objek wisata khususnya pantai Pangandaran terpantau jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, jalan menunju objek wisata pantai Pangandaran terjadi kemacetan total selama beberapa jam. Puluhan petugas, baik dari Pemkab Pangandaran maupun TNI dan Polri bahu-membahu mengurai kemacetan yang sangat panjang. Anehnya, meski fenomena kemacetan kerap menyergap Kabupaten Pangandaran saat libur Lebaran, tetapi hal itu tak menyurutkan wisatawan untuk berlibur ke daerah terbungsu di provinsi Jawa Barat ini. “Macetnya sudah biasa, Pak. Untungnya kami belum boking hotel, nanti saja kalau sudah sampai, ”ucap Kho Huan wisatawan asal Jakarta.
Zero Incident
Tercapainya target PAD dari sektor pariwisata diimbangi pula dengan keberhasilan Balawista Pangandaran dalam menciptakan target zero incident di objek wisata air di pantai Pangandaran, Balawista telah berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelamat pantai. Meski nol kasus kematian jiwa, tetapi kasus-kasus kecelakaan laut tak bisa dihindari, namun hingga masa libur lebaran 2015 ini semuanya berhasil diselamatkan.
Ketua Balawista Kabupaten Pangandaran, Dodo Taryana mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada kecelakaan terhadap wisatawan yang meninggal dunia akibat tenggelam saat melakukan aktifitas renangnya di laut. Hal itu aku dia, berkat upaya para anggota balawista dan TNI Polri serta masyarakat. “Hingga saat ini belum ada laka laut yang mengakibatkan hilangnya nyawa jiwa para pengunjung, “ucapnya.
Namun diakui Dodo, kecelakaan laut tak bisa dihindari karena banyaknya wisatawan yang beraktifitas berenang. Alasan lain laka laut tersebut karena beberapa pengunjung mengabaikan larangan zona berenang sehingga beberapa diantaranya tenggelam, terseret arus namun tak sampai meninggal dunia. “Juga kasus berita orang kehilangan ditengah-tengah keramaian di pantai dan itu pun bisa ditangani, “katanya.
Kasus terbaru dari laka laut penyebabnya sama, yakni korban beraktifitas renang didaerah larangan area berenang. Hal itu terjadi menimpa Rizki (16) warga Lakbok Banjarsari. Keduanya tenggelam saat berenang di pos IV yang merupakan daerah larangan berenang yang telah terpasang berupa rambu larangan. Beruntung kedua korban selamat karena berhasil ditolong oleh petugas Balawista saat terseret oleh ombak ketika berenang.
Wisnu (16), teman korban menuturkan, pada saat itu ia dan Rizki serta Ripki sedang berenang dengan menggunakan bodi/papan selancar. “Tiba-tiba ombak besar datang dan menggulung dua rekan saya itu. Untuk ada petugas yang langsung mengejar dan menolongnya, “kata Wisnu yang tidak memperhatikan ada papan rambu larangan didaerah tersebut. Hanya korban Rizki yang harus menjalani perawatan intensif di puskesmas Pangandaran dengan bantuan oksigen karena terlalu banyak meminum air laut dan hampir kehabisan nafas saat tenggelam. Ketua Balawista, Dodo Taryana didampingi Koordinatornya, Liano mengatakan, beberapa kasus kejadian pada liburan lebaran dari mulai H+1 sampai H+4 rata-rata para pengunjung yang terpisah dari keluarga. Dan orang hilang itu didominasi anak-anak dan lansia. “Meski ada yang terseret arus tetapi laka laut terlaporkan nihil, “ucap dia. (mamay/dian)