Takalar (LawuPost) Syamsinar Daeng Intan (48 th) adalah penjual di kantin sekolah SDN 5 Ballo Takalar Sulsel yang sangat rajin membaca. Dalam seminggu, diantara kesibukannya menjual bakwan, roti bakar, ubi, pisang goreng dan minuman ringan, dia masih sempat menghabiskan dua sampai tiga buku bacaan yang tersedia di taman baca di sekolah tersebut. Dari dulu sebenarnya dia sudah suka membaca, tapi tidak tersalurkan karena tidak memiliki banyak dana untuk beli buku. Semenjak sekolah SDN 5 Ballo mengadakan gerakan budaya baca, memprogramkan baca senyap bagi seluruh penghuni sekolah dan mendirikan balai taman baca dan sudut baca dipenuhi dengan buku-buku menarik, maka hobi itu kini tersalurkan kembali.
“Terakhir saya membaca tentang pangeran berjanggut, ceritanya amat menarik. Ratunya amat jahat dan ingin merebut kerajaan. Kita jadi tahu betapa buruknya akibat keserakahan,” ujarnya.
Sesuai dengan profesinya sebagai penjual di kantin sekolah, dia suka membaca buku masak- memasak. Buku-buku semacam itu tersedia juga di dua taman baca yang ada di sekolah tersebut. Taman baca itu berbentuk balai-balai kecil, seperti bangunan siskamling, namun dipenuhi dengan buku, majalah dan koran. Sekolah juga menggelar karpet di depan semua kelas, tempat anak-anak dengan santai membaca buku. Ketika jam belajar tiba, Ibu Syamsinar bebas menikmati buku bacaan dengan duduk membaca di situ, atau di taman itu sendiri, kadang juga di tempat duduk di kantinnya.
Ternyata dengan rajin membaca, banyak dampak positif yang muncul, baik bagi dirinya sendiri maupun sekolah, kok bisa?
Bakwan yang dia jual sangat laris, namun masih perlu kandungan yang menyehatkan. Setelah ia membaca buku tentang kandungan sayuran, baru ia menyadari bahwa wortel mengandung vitamin A yang amat baik untuk meningkatkan kesehatan kulit dan mata, bahkan bisa mencegah kanker. Setelah membaca buku itu, ia langsung menambah jumlah takaran sayur wortel pada kue bakwan yang ia jual.
Selain itu, ia juga menambah jumlah tomat pada sambel pasangan hidangan ketika makan bakwan. “Ternyata buah tomat bisa menambah nafsu makan dan kadar vitamin C-nya juga sangat tinggi, yang amat baik bagi anak-anak. Olehnya itu saya tambah tomatnya kalau membuat sambel. Tidak seperti dulu yang hanya sedikit,” ujarnya.
Namun uniknya ia juga suka bacaan tentang olahraga, “Saya sangat suka baca buku-buku tentang olahraga. Kalau anak-anak bersama dengan gurunya olahraga, akhirnya saya juga sering ikut-ikutan dan membantu,” katanya. Kalau anak-anak kurang bisa melakukan gerak tertentu, kadang ia membantu mencontohkan gerakan tersebut. “Saya contohkan dengan mengangkat tangan ke atas dan sebagainya,” ujarnya sambil memperagakan.
Dampak membacanya itu dirasakan oleh anak-anak, guru bahkan kepala sekolah. “Makanan yang dijual di kantin menjadi lebih berwarna menarik dan lebih sehat untuk kita makan, dan ini sangat penting untuk anak-anak,” ujar Dakiah Kepala Sekolah SDN 5 Ballo. Bakwan dan makanan yang dijualnya juga selalu habis dan cukup membuat ekonomi kehidupan bu Samsinar berjalan dengan baik.
Bagi perempuan yang memiliki enam anak ini, kegiatan membaca buku merupakan kegiatan refreshing yang menyenangkan setelah penat menjual. Dengan sering membaca, ia juga berusaha memberi contoh bagi cucunya yang sekolah di tempat tersebut, agar rajin membaca seperti neneknya. Di rumah pun, ia sering dorong cucunya membaca. “Cucu saya itu kini rajin membaca di taman baca,” ujarnya.
Untuk membuat semua warga sekolah tumbuh minat bacanya, SDN Ballo 5 telah menjalankan program wajib baca bagi siapa saja yang masuk sekolah pada hari sabtu selama 20 menit. Tak ada seorang pun yang boleh melakukan kegiatan lain, pada jam tersebut kecuali membaca. “Saya menjadi ikut-ikut membaca buku walaupun sebenarnya saya cuma bantu ibu menjual,” ujar Zulkifli suami Syamsinar.
Untuk mendorong budaya baca, selain program tersebut, SDN 5 Ballo yang merupakan binaan USAID PRIORITAS ini juga menjalankan program membaca 10 menit sebelum pelajaran dimulai, lomba menulis karangan, lomba membuat resensi dan berbagai lomba lainnya.(red)
“Terakhir saya membaca tentang pangeran berjanggut, ceritanya amat menarik. Ratunya amat jahat dan ingin merebut kerajaan. Kita jadi tahu betapa buruknya akibat keserakahan,” ujarnya.
Sesuai dengan profesinya sebagai penjual di kantin sekolah, dia suka membaca buku masak- memasak. Buku-buku semacam itu tersedia juga di dua taman baca yang ada di sekolah tersebut. Taman baca itu berbentuk balai-balai kecil, seperti bangunan siskamling, namun dipenuhi dengan buku, majalah dan koran. Sekolah juga menggelar karpet di depan semua kelas, tempat anak-anak dengan santai membaca buku. Ketika jam belajar tiba, Ibu Syamsinar bebas menikmati buku bacaan dengan duduk membaca di situ, atau di taman itu sendiri, kadang juga di tempat duduk di kantinnya.
Ternyata dengan rajin membaca, banyak dampak positif yang muncul, baik bagi dirinya sendiri maupun sekolah, kok bisa?
Bakwan yang dia jual sangat laris, namun masih perlu kandungan yang menyehatkan. Setelah ia membaca buku tentang kandungan sayuran, baru ia menyadari bahwa wortel mengandung vitamin A yang amat baik untuk meningkatkan kesehatan kulit dan mata, bahkan bisa mencegah kanker. Setelah membaca buku itu, ia langsung menambah jumlah takaran sayur wortel pada kue bakwan yang ia jual.
Selain itu, ia juga menambah jumlah tomat pada sambel pasangan hidangan ketika makan bakwan. “Ternyata buah tomat bisa menambah nafsu makan dan kadar vitamin C-nya juga sangat tinggi, yang amat baik bagi anak-anak. Olehnya itu saya tambah tomatnya kalau membuat sambel. Tidak seperti dulu yang hanya sedikit,” ujarnya.
Namun uniknya ia juga suka bacaan tentang olahraga, “Saya sangat suka baca buku-buku tentang olahraga. Kalau anak-anak bersama dengan gurunya olahraga, akhirnya saya juga sering ikut-ikutan dan membantu,” katanya. Kalau anak-anak kurang bisa melakukan gerak tertentu, kadang ia membantu mencontohkan gerakan tersebut. “Saya contohkan dengan mengangkat tangan ke atas dan sebagainya,” ujarnya sambil memperagakan.
Dampak membacanya itu dirasakan oleh anak-anak, guru bahkan kepala sekolah. “Makanan yang dijual di kantin menjadi lebih berwarna menarik dan lebih sehat untuk kita makan, dan ini sangat penting untuk anak-anak,” ujar Dakiah Kepala Sekolah SDN 5 Ballo. Bakwan dan makanan yang dijualnya juga selalu habis dan cukup membuat ekonomi kehidupan bu Samsinar berjalan dengan baik.
Bagi perempuan yang memiliki enam anak ini, kegiatan membaca buku merupakan kegiatan refreshing yang menyenangkan setelah penat menjual. Dengan sering membaca, ia juga berusaha memberi contoh bagi cucunya yang sekolah di tempat tersebut, agar rajin membaca seperti neneknya. Di rumah pun, ia sering dorong cucunya membaca. “Cucu saya itu kini rajin membaca di taman baca,” ujarnya.
Untuk membuat semua warga sekolah tumbuh minat bacanya, SDN Ballo 5 telah menjalankan program wajib baca bagi siapa saja yang masuk sekolah pada hari sabtu selama 20 menit. Tak ada seorang pun yang boleh melakukan kegiatan lain, pada jam tersebut kecuali membaca. “Saya menjadi ikut-ikut membaca buku walaupun sebenarnya saya cuma bantu ibu menjual,” ujar Zulkifli suami Syamsinar.
Untuk mendorong budaya baca, selain program tersebut, SDN 5 Ballo yang merupakan binaan USAID PRIORITAS ini juga menjalankan program membaca 10 menit sebelum pelajaran dimulai, lomba menulis karangan, lomba membuat resensi dan berbagai lomba lainnya.(red)
Posting Komentar