Maros (LawuPost) Pelatihan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) untuk tingkat SD/MI ternyata telah memicu beberapa sekolah untuk semakin berprestasi dalam pembelajaran dan bidang lainnya. Seperti halnya Madrasah Islam Negeri (MIN) Maros Baru, Maros, Sulsel. Sekolah yang awalnya tidak banyak memiliki prestasi ini, setelah menerima pelatihan PAKEM dan MBS sebagai binaan program USAID PRIORITAS, prestasinya mulai bermunculan.
“Setelah pelatihan, saya semakin memiliki tekad bahwa saya harus berprestasi, guru saya harus berprestasi dan siswa saya juga harus berprestasi,” ujar Nur Ridawati, kepala sekolah yang pernah menjadi juara satu guru MI berprestasi tingkat nasional pada tahun 2009/2010.
Sebelum mengenal pembelajaran PAKEM dan MBS yang mulai aktif diterapkan pada tahun 2013, sekolah ini sejak didirikan tahun 1988 hanya memiliki kurang lebih 10 piala saja. Namun setelah secara konsisten menerapkan PAKEM dan juga Manajemen Berbasis Sekolah, dalam kurun waktu kurang leibh dua tahun yaitu 2013 - 2015, piala di lemari sudah bertambah 48 buah.
Diantaranya Juara Satu Lomba Bercerita se-Kabupaten Maros tingkat SD/MI tahun 2013, Juara satu Kompetensi Science Madrasah (Aksioma) pada bidang Matematika dan IPA pada tahun 2014 sekabupaten Maros, dan Juara Satu pada bidang IPA pada perlombaan yang sama pada tahun 2015. Juara satu Porseni tingkat MI sekabupaten maros tahun 2013 dan lain-lain.
“Setelah menerima pelatihan MBS dan Pembelajaran, saya berusaha membenahi semua aspek sekolah mulai dari ruangan, taman, tempat baca, dan sampai metode-metode pembelajarannya dan manajemennya,” ujar Rida.
Menurutnya, sebelumnya guru-guru masih mengajar dengan cara yang amat konvensional, dan acuh tak acuh menggunakan media. Namun setelah dilatih pembelajaran PAKEM, mereka menjadi sadar dan mengetahui cara mengajar yang efektif. “Dengan pembelajaran model PAKEM, para guru merasa lebih mudah mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Mereka tidak setengah mati berdiri mengarahkan anak-anak. Mereka hanya perlu menjadi fasilitator yang efektif dan kreatif,” ujarnya.
Namun untuk meningkatkan prestasi sekolah, kepala sekolah juga menyusun program bimbingan terjadwal bagi para siswa. Bimbingan tersebut dilakukan untuk beberapa siswa yang terpilih dari kelas lima dan enam, yang dilaksanakan seminggu dua kali. Anak-anak tersebut dibimbing oleh guru-guru mapel yang berkompeten di dalamnya. “Anak-anak dibimbing menjawab soal-soal olimpiade dan lainnya. Guru-guru mempelajari kompentensi dasar yang ingin dicapai dan menjadi dasar ujian pada tiap kompetisi dan mencoba menelaah soal-soal terkait,” ujarnya.
“Setelah pelatihan, saya semakin memiliki tekad bahwa saya harus berprestasi, guru saya harus berprestasi dan siswa saya juga harus berprestasi,” ujar Nur Ridawati, kepala sekolah yang pernah menjadi juara satu guru MI berprestasi tingkat nasional pada tahun 2009/2010.
Sebelum mengenal pembelajaran PAKEM dan MBS yang mulai aktif diterapkan pada tahun 2013, sekolah ini sejak didirikan tahun 1988 hanya memiliki kurang lebih 10 piala saja. Namun setelah secara konsisten menerapkan PAKEM dan juga Manajemen Berbasis Sekolah, dalam kurun waktu kurang leibh dua tahun yaitu 2013 - 2015, piala di lemari sudah bertambah 48 buah.
Diantaranya Juara Satu Lomba Bercerita se-Kabupaten Maros tingkat SD/MI tahun 2013, Juara satu Kompetensi Science Madrasah (Aksioma) pada bidang Matematika dan IPA pada tahun 2014 sekabupaten Maros, dan Juara Satu pada bidang IPA pada perlombaan yang sama pada tahun 2015. Juara satu Porseni tingkat MI sekabupaten maros tahun 2013 dan lain-lain.
“Setelah menerima pelatihan MBS dan Pembelajaran, saya berusaha membenahi semua aspek sekolah mulai dari ruangan, taman, tempat baca, dan sampai metode-metode pembelajarannya dan manajemennya,” ujar Rida.
Menurutnya, sebelumnya guru-guru masih mengajar dengan cara yang amat konvensional, dan acuh tak acuh menggunakan media. Namun setelah dilatih pembelajaran PAKEM, mereka menjadi sadar dan mengetahui cara mengajar yang efektif. “Dengan pembelajaran model PAKEM, para guru merasa lebih mudah mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Mereka tidak setengah mati berdiri mengarahkan anak-anak. Mereka hanya perlu menjadi fasilitator yang efektif dan kreatif,” ujarnya.
Namun untuk meningkatkan prestasi sekolah, kepala sekolah juga menyusun program bimbingan terjadwal bagi para siswa. Bimbingan tersebut dilakukan untuk beberapa siswa yang terpilih dari kelas lima dan enam, yang dilaksanakan seminggu dua kali. Anak-anak tersebut dibimbing oleh guru-guru mapel yang berkompeten di dalamnya. “Anak-anak dibimbing menjawab soal-soal olimpiade dan lainnya. Guru-guru mempelajari kompentensi dasar yang ingin dicapai dan menjadi dasar ujian pada tiap kompetisi dan mencoba menelaah soal-soal terkait,” ujarnya.
Berkat banyak prestasi dan perubahan perwajahan sekolah, sekolah yang dulunya tidak terlalu dilirik ini, kini menjadi dikenal masyarakat. Murid yang ingin daftar ke sekolah inipun semakin banyak. “Kalau dulu pada tahun 2012 jumlah muridnya 260. Saat ini mencapai 360 anak. Peningkatan jumlah siswa sampai 100 merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi sebuah madrasah di tengah banyaknya SD-SD negeri yang bagus disini,” ujar Rida. Bahkan karena prestasinya, madrasah ini menjadi tempat study banding pengelolaan madrasah oleh kepala MIN se Sulawesi Selatan, Sulbar dan Sultra pada bulan April 2015 lalu. (Red)
Posting Komentar