Makassar (LawuPost) Praktik-praktik baik dalam
pendidikan, yaitu kegiatan yang bisa dianggap sebagai contoh yang patut
ditiru dalam pembelajaran dan manajemen sekolah, harus disebarkan ke
sekolah-sekolah lain, sehingga peningkatan kualitas pendidikan bisa
merata di daerah, demikian menurut Salam Soba, Kadis Pendidikan Sulsel.
“Sekolah -sekolah di Bantaeng yang sudah dilatihkan Manajemen Berbasis
Sekolah, dan dianggap maju dalam MBS, seyogyanya menyebarkan praktik
baiknya tersebut ke sekolah-sekolah di luar kabupaten Bantaeng,” ujarnya
membuka kegiatan modul III Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan
Manajemen di Hotel Horison Makassar yang akan berlangsung dari tanggal
11 sampai 19 Agustus 2015.
Inovasi-inovasi
telah mulai bermunculan di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS
setelah mendapatkan bantuan teknis pelatihan peningkatan kapasitas
pendidik pada pembelajaran dan manajemen sekolah. Beberapa sekolah telah
memakai metode pembelajaran yang variatif dan manajemen sekolah yang
terbuka dan transparan. Namun menurut Provincial Coordinator USAID
PRIORITAS Sulawesi Selatan, Jamaruddin, sekolah perlu mendokumentasikan
semua praktik baik tersebut dalam bentuk tulisan, foto, atau video,
agar bisa disebarkan dan dicontoh oleh para pendidik lain yang tidak
menikmati program. “Menulis adalah kegiatan penting untuk menyimpan
semua praktik baik yang telah dilakukan, dan bisa menjadi pedoman
pendidik lain untuk menirunya,” ujarnya.
Agar
berkelanjutan, dia berharap, praktik baik dibudayakan, disebarkan
dan diinstitusionalisasikan dalam program-program, baik dinas maupun
UPTD. Lebih jauh, dia juga
berharap para pendidik yang sudah mengecap pelatihan, tidak lagi
kebingungan dalam memilih metode yang tepat dalam mengantar sebuah
pelajaran. “Salah satu kekurangan guru adalah miskin dalam ide-ide dan
pendekatan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang metodenya tidak
variatif, menjadikan kelas tidak efektif dan pada akhirnya membuat apa
yang disampaikan tidak terserap, ” ujarnya.
Pelatihan
untuk Pelatih Modul III tingkat provinsi ini merupakan kelanjutan
pelatihan modul I dan II. Issu utama modul III adalah para siswa
dididik memiliki ketrampilan informasi yang memadai. Mereka diajar
menemukan informasi, memilih informasi yang relevan, mengolah,
mengidentifikasi berbagai cara menyajikan informasi dan membuat laporan
yang runut dan terstruktur.
“Di
tengah ledakan informasi di era globalisasi ini, ketrampilan informasi
sangat dibutuhkan. Siswa diharapkan bisa secara efektif dan cerdas
memanfaatkan informasi yang diperolehnya untuk meningkatkan kapasitas
diri dan ikut menjawab masalah-masalah lingkungannya sendiri,” ujar
Jamaruddin.(Red)
Posting Komentar