Puspen TNI (LawuPost) Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko
bertindak selaku Inspektur Upacara pada peresmian pembentukan Komando Operasi
Khusus Gabungan Tentara Nasional Indonesia (Koopssusgab TNI), di Silang Monas
Jakarta Pusat, Senin (9/6/2015).
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan
bahwa, fungsi pokok sebuah negara
adalah menjaga kedaulatan negara dan melindungi seluruh rakyatnya dari ancaman,
serta memelihara keteraturan dan stabilitas nasional, sebagai bagian dari
kepentingan nasional. “Negara dipastikan akan berusaha untuk mengoptimalkan
sumber daya dan militernya dalam mencapai tujuan dan kepentingan nasional”, tegasnya.
“Hal tersebut akan terwujud dalam sistem
pertahanan negara yang berorientasi pada capability
based defence. Karena
itu, negara perlu mengoptimalkan
seluruh komponen sistem pertahanan negara, baik komponen utama maupun komponen
cadangan”, kata
Panglima TNI. Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa
dalam kaitan tersebut dan merujuk orientasi capability
based defence, TNI
senantiasa akan terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitasnya, yang saat ini
akan dilakukan dengan mengoptimalkan operasionalisasi pasukan-pasukan khusus di
jajaran TNI, dalam rangka menghadapi kecenderungan perkembangan tantangan dan
ancaman di era global saat ini.
Jenderal TNI Moeldoko juga mengatakan bahwa, Satuan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI, akan
mengintegrasikan operasionalisasi Kopassus, Kopaska, Denjaka dan Denbravo,
menjadi kekuatan handal dalam format Koopssusgab TNI, sebagai pasukan standby force. “Kekuatan handal yang harus
dibangun adalah keunggulan kemampuan individual dan satuan, dihadapkan kwalitas
ancaman dan situasi di Darat, Laut dan Udara yang berkembang di seluruh
wilayah Indonesia”,
ujarnya. “Pembentukan Koopssusgab TNI adalah realisasi dari tanggung jawab TNI
kepada negara dan pemerintah atas kesiapsiagaan TNI, dengan tingkat kecepatan
tinggi terhadap tugas-tugas berderajat cepat dan segera”, tegas Jenderal TNI
Moeldoko.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI memerintahkan kepada para Komandan Satuan
Pasukan Khusus di jajaran TNI, agar menyusun doktrin penguatan soft power dan hard power Koopssusgab TNI. Penguatan soft power dimulai dengan membangun hubungan emosional, dalam
menyamakan persepsi, membangun soliditas, solidaritas dan
mengeliminasi ego sektoral, karena soft power ini sangat fundamental dalam membangun keunggulan
kemampuan.
Sedangkan, penguatan hard power dilakukan dengan melakukan analisis terhadap perkembangan
kecenderungan tantangan dan perkembangan teknologi, sehingga akan diperoleh
substansi penguatan kapasitas, keterampilan personel dan latihan yang
realistik, serta logistik dan peralatan khusus yang dibutuhkan.
“Guna penguatan kemampuan analisis, laksanakan
pembinaan dan latihan Sandhi Yudha, dengan membangun koordinasi, serta
sinergitas praktis bersama Bais TNI dan satuan intelijen di jajaran TNI”, tutup Panglima TNI.
Sebelum meresmikan pembentukan Koopssusgab
TNI, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyaksikan Latihan Penanggulangan Anti
Teror (Latgultor) yang dilaksanakan oleh Satuan Pasukan Khusus TNI, di Hotel
Borobudur dan Gedung Dirjen Kekayaan Negara
Jakarta Pusat.
Latihan tersebut mengambil tema: “Satuan
Penanggulangan aksi Terorisme untuk melumpuhkan dan menghancurkan kelompok
Teroris guna memelihara stabilitas keamanan di wilayah dalam rangka Operasi
Militer Selain Perang (OMSP)”, dengan melibatkan 478
personel
terdiri dari: 180 personel Satpassus TNI dan 238 personel pendukung. Adapun personel
Satpassus TNI terdiri dari: 47 personel Sat 81 Kopassus TNI AD, 35 personel Denjaka Marinir
TNI AL, 32 personel
Sat Bravo 90 Paskhas TNI AU, dan 66 personel Air Crew dari ketiga Angkatan. Sedangkan personel Pendukung
latihan sejumlah 238 personel terdiri dari: 44 personel Staf Latihan, 57 personel Denmalat, 29 personel Komlek, 18 personel Protokol, 7 personel Bais TNI, 5 personel BNPT, 30 personel Pom TNI, 14 personel Polri, 52 personel Pemda DKI, 2 personel
Pengendali Udara, dan 40 personel Security.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut
diantaranya, Menkopolhukam Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edy Purdijatno,
Kapolri Jenderal Pol Drs. Badrodin Haiti, Kasum TNI Marsdya TNI Dede Rusamsi, Wakasal
Laksdya TNI Widodo, S.E., M.Sc, Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito, Irjen TNI Letjen
Syafril Mahyudin, para Asisten Panglima TNI, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad
Basya, Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) Supiadin AS., serta Atase Pertahanan Australia, Malaysia, Tiongkok,
India dan Brunei
Darussalam.
Autentikasi :Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.
Posting Komentar