Cimahi,Lawupost.com-Teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat, dan kini mulai mengancam eksistensi para animator lokal. Namun di tengah kekhawatiran itu, muncul kabar membanggakan: film animasi berjudul Jumbo sukses tayang di seluruh bioskop Indonesia, dan proses render film ini ternyata dilakukan di Kota Cimahi!
Didukung oleh para animator lokal Cimahi, Jumbo berhasil menarik perhatian penonton. Antusiasme masyarakat luar biasa — tiket film ini ludes terjual di berbagai kota.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira, menunjukkan dukungannya terhadap film ini dan dunia animasi lokal. Ia bahkan berencana mentraktir siswa-siswa sekolah dasar dari keluarga kurang mampu untuk menonton Jumbo bersama guru mereka.
"Minggu ini, kami akan ajak anak-anak SD yang kurang mampu nonton bareng film Jumbo. Ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga bagian dari edukasi visual lewat animasi," ujarnya.
Adhitia melihat film ini sebagai momentum untuk membangkitkan kembali semangat Cimahi sebagai Kota Animasi. Ia menilai, meski teknologi AI terus berkembang, ekosistem animasi di Cimahi tetap bertahan — mulai dari proses inkubasi di BITC hingga etalase animasi di pusat Ekraf Cimahi.
"Gempuran AI memang tidak bisa dihindari, tapi pemerintah harus hadir dan berpihak. Saya berterima kasih kepada Visinema yang telah mempercayakan proses produksi Jumbo kepada animator di Cimahi," ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa sektor animasi adalah bagian penting dari ekonomi kreatif yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pemerintah Kota Cimahi, katanya, akan terus fokus mendorong inkubasi dan pengembangan animasi di tengah tantangan zaman.
Adhitia pun mengajak warga Cimahi, khususnya para orang tua, untuk membawa anak-anak mereka menonton Jumbo. Menurutnya, film ini bisa menjadi media pembelajaran yang positif.
"Jangan sampai anak-anak kita tumbuh jadi generasi pemarah, yang bukannya bantu bersih-bersih malah lempar sandal. Lewat Jumbo, kita ajak mereka belajar nilai-nilai baik dengan cara yang menyenangkan," ucapnya berseloroh.
Ia juga mengajak para animator asal Cimahi yang kini bekerja di luar kota untuk kembali dan turut membangun industri animasi lokal. Terkait permintaan publik agar Bandung International Animation Festival (BIAF) diadakan kembali, Adhitia terbuka namun ingin pendekatannya berbeda.
"Kalau BIAF dihidupkan lagi, saya ingin konsepnya digerakkan oleh komunitas dan pelaku animasi sendiri, bukan sekadar program pemerintah," tutupnya.( Die234)