Kota Cimahi, (LAWU POST).Com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana di dampingi PJ Wali Kota Cimahi Benny Bachtiar mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dikelola oleh Yayasan Arara Visi Hijau yang berlokasi di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Kamis (30/01/2024).
Dadan yang ditemani oleh Pj. Wali Kota Cimahi Benny Bachtiar melihat langsung dapur produksi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ada di SPPG tersebut. Bahkan Dadan sempat mencicipi langsung susu segar yang menjadi salah satu sajian menu yang disiapkan Yayasan Arara.
Usai mengunjungi SPPG Yayasan Arara Visi Hijau, Dadan melakukan monitoring pelaksanaan program MBG di SD Negeri Pasirkaliki Mandiri 1. Ia melihat langsung para siswa menyantap menu MBG yakni nasi, olahan daging sapi, sayur, semangka, dan susu.
"Saya kunjungi SPPG di Cimahi yang dikelola oleh Yayasan Arara, ini adalah salah satu percontohan yang bisa dilihat oleh seluruh SPPG di Indonesia, terutama disini sudah ada unit pasteurisasi susu. Jadi ini baru pertama dari seluruh SPPG yang ada di Indonesia yang memberikan susu segar setiap hari. Kalaupun diberikan tidak tiap hari, minimal tiga kali seminggu," ujar Dadan.
Di SPPG Yayasan Arara, susu dari peternak dibawa, kemudian dipasteurisasi dengan alat sendiri, lalu didinginkan.
"Kemudian dikirim ke sekolah dengan botol-botol yang bisa dipergunakan ulang, jadi tidak menimbulkan sampah," katanya.
Dalam setiap botolnya berisi 110 mililiter susu segar. Dadan menilai jumlah tersebut sudah cukup. "Sementara susu yang lain, yang ada di pasaran itu kan maksimal kandungan susu segarnya hanya 20 atau 30 persen, jadi 110 mililiter disini sudah sama dengan 5 kotak susu di luar. Jadi bagus untuk kesehatan," tuturnya.
Dadan juga mengaku puas dengan pekerjaan yang dilakukan Yayasan Arara Visi Hijau dalam mendukung program MBG. "Saya cukup senang karena pengelolanya sudah berpengalaman, menunya bagus sekali hari ini sapi yang diolah, dan itu rasanya juga enak," ucapnya.
"Ada sekolah disekitar sini yang belum terlayani. Saya minta menambah 1 lagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang bisa melayani sekolah lain di area yang dekat," ujar Dadan menambahkan.
Dijelaskan Dadan, saat ini sudah ada 245 SPPG di 34 provinsi di Indonesia. Pihaknya sedang memverifikasi untuk menambah kurang lebih sekitar 230 SPPG. "Sehingga nanti di pertengahan Februari ini sudah mencapai 450-an lebih di 36 provinsi, sekarang baru 34 provinsi," ungkapnya.
Menurut Dadan, BGN tidak menetapkan standar menu nasional untuk program MBG ini. "Tidak ada menu nasional, yang ada itu adalah standar komposisi gizi. Kenapa di setiap SPPG harus selalu ada ahli gizi?, karena mereka harus meracik makanan itu sesuai dengan potensi sumber daya lokal dan kesukaan masing-masing," bebernya. (**)