Unjani (LawuPost.Com) Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran UNJANI yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Jenderal Achmad Yani (LPPM UNJANI) menggelar kegiatan Pemeriksaan Swab Antigen pada siswa siswi SMPT dan SMAT Baiturrahman Boarding School Ciparay. Latar Belakang dari kegiatan ini adalah sebagai upaya memutus rantai penularan Covid 19 di Lingkungan sekolah, terutama sekolah berasrama/pesantren.
SMPT dan SMAT Baiturrahman berlokasi di Kampung Bojong RT 03 RW 13, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, merupakan sekolah berasrama yang sudah berdiri sejak tahun 1994, dengan kurikulum terpadu, dengan berbasis pada nilai-nilai keagamaan.
Sejak merebaknya pandemic Covid 19 pada Maret 2020, proses belajar mengajar di sebagian besar sekolah telah dihentikan sementara, termasuk di Baiturrahman. Sejak pertengahan Juni 2021, pesantren yang menghentikan sementara aktivitas pembelajarannya sejak akhir Maret lalu mulai diberi izin untuk melakukan aktivitas pembelajaran kembali.
Pendidikan pesantren merupakan pendidikan keagamaan berasrama di mana para santri hidup dalam proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus. Daya tampung asrama pesantren pada umumnya terbatas, sarana mandi, cuci, dan kakus yang digunakan secara bersama, dan sanitasi lingkungan pesantren secara kuantitas juga terbatas. Dengan segala keterbatasan itu, dikhawatirkan pesantren akan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Ketua pelaksana kegiatan pengmas ini, dr Ania Kurniawati PD, M.Kes mengatakan, dalam kondisi pandemi covid-19 ini sangat penting melakukan screening pada siswa yang datang ke sekolah berasrama/pesantren. Screening dan penapisan resiko tinggi covid ini selain dilakukan pada seluruh siswa yang datang, juga harus dilakukan pada seluruh komponen sekolah, seperti guru, karyawan administrasi, karyawan dapur, karyawan kebersihan dan juga karyawan keamanan sekolah. Kegiatan yang diawali dengan anamnesis, pemeriksaan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan Swab Antigen ini diharapkan dapat mendeteksi dini penderita/OTG covid, sehingga dapat meminimalisasi penyebaran penyakit di lingkungan sekolah.
Masuknya kembali para siswa di tengah situasi pandemic ini mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak. Model pembelajaran daring yang dilakukan selama masa pandemik dirasakan kurang efektif, jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, anak-anak kurang fokus belajar, dan seringkali terjadi penyalahgunaan penggunaan gadget, disamping juga pengawasan dan pendampingan dari orang tua yang dirasa kurang, apalagi jika orang tua bekerja di luar rumah.
Kegiatan pembelajaran pada sekolah berasrama/pesantren seringkali tidak bisa dihindari untuk tidak melakukan kegiatan bersama. Daya tampung asrama pesantren pada umumnya terbatas, sarana mandi, cuci, dan kakus yang digunakan secara bersama, para siswa pun hidup bersama dalam proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus, sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya klaster baru.
Para siswa sekolah asrama pada umumnya berasal dari berbagai daerah yang kadang berjauhan dan dengan kondisi yang berbeda-beda. Pada masa pandemic seperti saat ini, sangat sulit diprediksi apakah pada saat datang ke sekolah para siswa tersebut dalam keadaan sehat ataukah sebagai OTG., karena itu sangat perlu dilakukan screening dan pemeriksaan pada semua siswa sebelum masuk ke lingkungan sekolah dan asrama, untuk menjaring adanya penderita covid yang tidak bergejala, sehingga diharapkan dapat menghindarkan terjadinya klister baru dari lingkungan asrama.
Selain itu, dr. Ania juga mengatakan, setiap warga sekolah yang telah kembali ke lingkungan sekolah harus selalu memenuhi protokol kesehatan, diantaranya selalu menggunakan masker, menjaga jarak, memperhatikan etika batuk/bersin, membersihkan ruangan dan lingkungan secara berkala dengan desinfektan, menyediakan sarana cuci tangan baik menggunakan hand sanitizer ataupun menggunakan sabun dan air mengalir di tempat-tempat yang sering diakses oleh siswa siswi ataupun guru dan karyawan, seperti toilet, ruang kelas, ruang guru, pintu gerbang, ruang asrama, ruang makan, dan juga masjid.
Kerjasama yang baik dari berbagai pihak di sekolah juga kepatuhan dalam menjalani protokol kesehatan diharapkan dapat menghindarkan terbentuknya cluster sekolah. Edukasi dan penyuluhan mengenai protokol kesehatan ini harus secara berkala dilakukan, mengingat seringnya para siswa lupa dan lalai terhadap hal tersebut, sehingga proses pembelajaran tatap muka ini dapat tetap diselenggarakan, tanpa khawatir akan penyebaran covid-19 ini.
Pemeriksaan Swab Antigen ini dilakukan 3 tahap, yaitu pada tanggal 1 agustus, 22 Agustus, dan 29 Agustus 2021, sesuai dengan kedatangan para siswa, yang dibagi menjagi 3 waktu, dengan tujuan agar penerapan protokol kesehatan dan pembiasaan baru dapat diterapkan dan diadaptasikan dengan baik pada para siswa. Pada kegiatan Pengabdian masyarakat yang dilakukan di kampus Baiturrahman, yang berlokasi di Kampung Bojong RT 03 RW 13, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat ini telah diperiksa sebanyak 650 siswa siswi SMPT dan SMAT Baiturrahman juga pada guru dan karyawan. Kegiatan ini melibatkan dosen UNJANI, dr. Asti Kristianti, spTHT dan dr. Dinar Mutiara, juga pihak Alumni dr. Fahmi Nur Hidayatullah sebagai operator swab, serta dibantu pula oleh mahasiswa-mahasiswa FK UNJANI. ***
Posting Komentar