Puspen TNI (LawuPost.Com) Keikutsertaan beberapa Purnawirawan TNI dalam
Pilkada tidak boleh mempengaruhi Netralitas Prajurit TNI. Partisipasi para Purnawirawan tersebut
memang menunjukkan adanya penghargaan masyarakat terhadap Purnawirawan, sekaligus
wujud partisipasi aktif dalam politik setelah kembali ke tengah-tengah
masyarakat. Namun partisipasi tersebut tidak boleh menyeret TNI ke kancah
politik praktis.
Hal tersebut
disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dalam
sambutannya yang dibacakan oleh Perwira Staf Ahli Tingkat III Bid. Polkamnas Panglima TNI
Laksda TNI Muchammad Richad, S.H., M.M. pada upacara 17-an di Mabes TNI
Cilangkap,
Jakarta Timur, Selasa (17/4/2018).
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi
Tjahjanto mengatakan bahwa Prajurit TNI harus menjaga netralitasnya, karena TNI
adalah institusi
strategis yang memiliki jangkauan sampai ke pelosok nusantara dan mendapat
kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. “Tugas TNI untuk mengamankan dan
menjamin suksesnya pesta demokrasi, tidak boleh dirusak oleh sikap yang tidak netral,” tegasnya.
Lebih lanjut
Panglima TNI menyampaikan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi dalam waktu
dekat adalah Pilkada serentak di 171 daerah seluruh wilayah Indonesia termasuk
rangkaian Pemilu 2019. Menurutnya, pesta demokrasi tersebut biasanya akan
diiringi dengan meningkatnya suhu politik di tanah air dan kerawanan akan
timbul bila hal itu dibarengi dengan berbagai tindakan kontra produktif seperti
kampanye hitam dan provokasi serta pengerahan massa yang anarkis. “Saya minta
kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI untuk tidak bersikap reaktif terhadap
segala isu yang berkembang dan tetap fokus pada tugas yang diembankan kepada
kita sekalian,” ujarnya.
Ditambahkan
oleh Marsekal
TNI Hadi Tjahjanto
bahwa
Prajurit
dan PNS TNI harus dapat membawa kesejukan di tengah-tengah masyarakat dengan
tidak ikut meneruskan
atau menyebarkan isu-isu tidak jelas yang dibuat oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab. Apabila masyarakat meminta konfirmasi, sampaikan
penjelasan yang tidak memperkeruh suasana. “Jelaskan bahwa saat ini masyarakat harus
lebih dewasa dalam bersikap di media sosial, karena kegaduhan yang timbul
justru akan merugikan masyarakat sendiri,” katanya.
Di sisi lain
Panglima TNI mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan ini telah disadari oleh para
pendahulu dan pendiri bangsa, sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
semboyan bangsa Indonesia. “Sejak
awal para pendiri negara ini telah menempatkan kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan kesukuan, agama, dan golongan,” ungkapnya.
Panglima TNI
menekankan bahwa kesadaran itu harus terus dipegang dan dipedomani agar bangsa Indonesia yang kaya dengan sumber
daya alam ini dapat menjadi bangsa yang besar, maju, dan disegani bangsa-bangsa
lain di seluruh dunia. “Kesadaran untuk menghormati dan menghargai perbedaan
serta menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentingan yang
lebih besar akan selalu menjadi simpul strategis pemersatu bangsa,” katanya.
Autentikasi : Plt.
Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Laut (KH) H. Agus Cahyono
Posting Komentar