Puspen TNI (LawuPost.Com) Generasi
penerus bangsa dituntut untuk responsif dan cerdas dalam menyikapi perubahan
zaman, khususnya pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu, mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa harus memperkuat wawasan
kebangsaan dan meningkatkan kesadaran terhadap ketahanan nasional.
Demikian amanat tertulis Panglima TNI
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A,
M.B.A. saat memberikan kuliah umum (studium generale) di hadapan 474 Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), bertempat di Aula Barat ITB, Jl. Ganesa No. 10 Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018).
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, forum ini akan semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa sebagai fondasi dasar kita dalam memperkuat wawasan kebangsaan dan mewujudkan
ketahanan nasional yang tangguh untuk mampu merespons, menyikapi dan
menghadapi fenomena kontemporer,
tantangan bangsa dan negara yang
semakin kompleks.
Lebih lanjut Panglima
TNI menyampaikan bahwa kehidupan
nasional saat ini menghadapi berbagai
tantangan sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan
strategis, baik global maupun regional, berikut segala isu yang dibawanya. Menurutnya,
derasnya pengaruh global telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan bangsa dan isu-isu global yang terus merasuk di tengah
kehidupan bangsa Indonesia. “Isu persaingan dagang, demokratisasi, HAM,
pasar bebas, lingkungan hidup, radikalisme, terorisme internasional,
permasalahan energi, pangan, perubahan iklim dan keamanan nasional, telah
menjadi keniscayaan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia,” ujarnya.
Panglima TNI mengatakan bahwa semua pengaruh itu saat ini juga
menimbulkan permasalahan nasional yang telah mengancam nasionalisme,
patriotisme, militansi dan jati diri bangsa Indonesia yang berpengaruh langsung
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, semua itu mengakibatkan lunturnya social capital bangsa dengan ditandai rendahnya rasa toleransi di antara sesama anak bangsa, rendahnya
semangat kesetiakawanan
sosial, menurunnya semangat bergotong royong dalam kehidupan, serta menjauhnya
semangat bermufakat dan
bermusyawarah dalam menangani masalah yang ada di dalam
masyarakat. “Rasa persatuan dan kesatuan, semangat untuk bersatu
terkadang mengalami goncangan, padahal semangat itulah yang sangat kita
butuhkan,” tegasnya.
Di sisi lain, Panglima TNI menginginkan agar generasi muda,
khususnya para mahasiswa terus menerus berpartisipasi dan memberikan
kontribusinya untuk pembangunan bangsa, melakukan suatu proses pembelajaran
sekaligus pengkaderan kepemimpinan untuk menerima tugas dan peran pada saatnya
nanti. “Para mahasiswa juga harus menjadikan proses pengembangan demokrasi di
kalangan kampus, sekolah, atau di manapun untuk memekarkan dan mematangkan
pengalaman di dalam mengelola sumber daya dengan kaidah-kaidah manajemen yang
benar,” terangnya.
“Mahasiswa akan senantiasa menjadi kebanggaan bukan hanya bagi
kampus, tetapi juga menjadi kebanggaan kita semua, kebanggaan bangsa Indonesia.
oleh karena itu, tantangan ada pada para mahasiswa, calon-calon pemimpin bangsa
untuk terus membangun diri dengan miliki sikap dan sifat yang unggul,” tutup Panglima
TNI.
Autentikasi : Plt. Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Laut (KH) H. Agus Cahyono
Posting Komentar