Puspen TNI (LawuPost.Com) Proxy War merupakan salah satu perang yang menggunakan pihak ketiga
atau kelompok lain untuk menghancurkan suatu negara tanpa
menggunakan peluru (kekuatan militer), melalui berbagai aspek, baik
ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Cukup dengan
mengadu domba antar kelompok warga negara dapat membuat negara tersebut
terpecah belah.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada
acara Dialog Proxy War Ketahanaan
Informasi Nasional dihadapan 3.545 Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, dengan tema
‘Mewujudkan Indonesia
sebagai Bangsa Pemenang Dalam Kompetisi Global’ bertempat di Gedung Sport Center
UIN, Jl. Gajayana No. 5, Malang, Jawa Timur, Jumat (24/11/2017).
Melihat perkembangan
penggunaan telepon seluler, internet dan media sosial yang sangat luar biasa,
kalau tidak waspada Indonesia sangat
rawan menjadi kancah Proxy War. Proxy War dapat dilakukan dengan
menyebarkan ujaran kebencian melalui media sosial. “Sebenarnya apabila semua anak bangsa ini
sadar dan bersatu melawan hoax maka moral
karakter mental Indonesia akan lebih hebat,” ucapnya.
Sebenarnya tidak terlalu
sulit dan cukup simpel untuk membendung Proxy
War di tanah air yaitu jangan menyebarkan informasi yang menimbulkan kemarahan. “Kalau ada berita negatif yang
berpotensi menyebabkan ketersinggunan dan mengadu domba dan tidak jelas
sumbernya di-delete saja,” ujarnya.
Dihadapan ribuan mahasiswa UIN Malang, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
juga menyampaikan bahwa membangun media sosial yang positif sangat diperlukan dalam menghadapi bonus demografi dan lapangan kerja termasuk pertumbuhan ekonomi.
Pada kesempatan itu Panglima TNI memberikan motivasi dan bangga menjadi
mahasiswa UIN karena UIN merupakan tempat untuk
mendidik calon-calon penerus bangsa yang paham dengan rasa aman, karena mahasiswanya dapat berpikiran secara logis dan dalam bertindak selalu dengan mengedepankan akhlak.
“Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim berperan strategis untuk melahirkan kader-kader bangsa yang
memiliki kedalaman spritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan profesional,
mengamalkan hidup berdasarkan ajaran Islam dan nilai-nilai luhur bangsa untuk
mewujudkan Indonesia yang mandiri dan maju serta terkemuka,” jelasnya.
Pada kesempatan itu Panglima mengingatkan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim agar jangan mudah puas, teruslah belajar, pelajari
ilmu sebanyak-banyaknya. “Yang paling
penting adalah lakukan semua dengan hati, do
by hard serta selalulah berdoa kepada Tuhan untuk keberhasilan semua usaha,”
ingatnya.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menuturkan bahwa
negara yang kalah dalam kompetisi global akan menjadi negara multi krisis dan
berimbas pada krisis sosial, migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang
lebih baik. “Konflik antar
negara di seluruh dunia saat ini sejatinya dilatarbelakangi oleh perebutan
energi dan pangan. Kedepan, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator salah satunya Indonesia,” ujarnya.
Mengakhiri acara dialognya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan kembali bahwa Pancasila adalah
pemersatu bagi bangsa Indonesia yang Berbhineka Tunggal Ika, karena Pancasila
diambil dari intisari nilai-nilai luhur bangsa, budaya daerah, kearifan lokal, budi pekerti dan
juga nilai-nilai agama. “Ideologi Negara Pancasila sudah final dan tidak boleh siapapun juga merubahnya, jika
ada yang ingin merubahnya jangan percaya dan diikuti, itu penghianat bangsa,” tegasnya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar