Pangandaran (LawuPost.Com) – Membangun citra dan memperluas jaringan kerjasama untuk kemanfaatan masyarakat berbasis kesetaraan serta mengembangkan pendidikan dan pelatihan masyarakat menuju penguatan kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan sekaligus mengembangkan sistem organisasi yang profesional harus terus dilakukan para pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).
Demikian dikatakan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Pangandaran, Teddy Sonjaya. Menurutnya, kedepan Kadin akan terus memberikan pelatihan rutin dan berkelanjutan dalam kaitan masalah teknis, manajemen usaha serta bagaimana sebuah produk bisa berkembang, berdaya saing, berkualitas dan menarik minat pembeli, dengan menghadirkan narasumber dari Unpad, Institut Pertanian Bogor dan narasumber lain yang berkompeten di bidangnya.
Seluruh pelaku UMKM, kata Teddy, perlu memiliki ilmu dari segi teknis bisnis dan pengembangan produk yang banyak macamnya. Dan yang paling umum biasanya pelatihan tentang keterampilan pengembangan teknis produksi dan juga keterampilan manajerial usaha. “Serta bagaimana cara mengefektifkan pengelolaan sumber daya untuk aktivitas pemberdayaan masyarakat di bidang sosial ekonomi dan lingkungan, “ katanya.
Teddy berharap, kedepan UMKM mengadakan inkubator bisnis, sebuah tempat para wirausaha dapat belajar banyak hal cara mengelola sebuah usaha kecil secara lengkap, sederhana dan mudah. Konsep ini dibangun karena mengingat selama ini sebagian besar UMKM lahir dan tumbuh dengan sendirinya (by accident, not by design). “Ada UMKM yang lahir secara sehat, banyak yang lahir kurang sehat, ada yang belum cukup umur untuk dilahirkan tapi terpaksa harus lahir menjadi UMKM premature yang memerlukan inkubator untuk memberikan daya dukung kehidupan sehingga bayi UMKM mampu hidup sehat, “ ujar Teddy.
Sementara menurut salah seorang pembicara, Alfa Edison Agus Teguh, MPDH dari AI IPB Tenaga Ahli Kapasitas (TAK), tujuan yang ingin dicapai melalui inkubator bisnis ini, bisa terciptanya UKM/UMKM/Wirausaha yang sehat, bangga dengan profesi sebagai wirausaha, mandiri dan mengetahui bagaimana cara mengelola usah yang lebih baik, sederhana, dan berkelanjutan.
Dikatakan Edison, mencetak atau mengembangkan wira usaha baru untuk meningkatkan jumlah wirausaha yang ada yang bisa menunjang dan meningkatkan perekonomian masyarakat yang mandiri. “Maka dari itu kami berharap Kadin Pangandaran intens dalam melakukan pelatihan, pengembangan, pemberdayaan untuk mewujudkan gerakan sosial, ekonomi dan lingkungan serta melakukan pelatihan kewirausahaan UKM dan UMKM secara mandiri harusnya dilakukan di beberapa tempat mudah-mudahan banyak manfaatnya, “ ujarnya.
Sekretaris Kadin Pangandaran, Tantan menambahkan, untuk pelatihan pengembangan Wira Usaha Baru UKM dan UMKM, menurutnya, harus ada koordinasi dengan dinas terkait seperti BPMPT bidang UMKM, Dinas Perindustrian, Pendidikan dan Dinas Kesehatan kaitan PIRT, agar berkelanjutan dai tahun-tahun berikutnya. “Kami melihat responsnya cukup baik untuk ditindaklanjuti, sehingga kami pun berharap kedepan pelatihan ini lebih intensif dan berkembang ke arah promosi dan pemasaran, “ungkapnya. (mamay)
Demikian dikatakan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Pangandaran, Teddy Sonjaya. Menurutnya, kedepan Kadin akan terus memberikan pelatihan rutin dan berkelanjutan dalam kaitan masalah teknis, manajemen usaha serta bagaimana sebuah produk bisa berkembang, berdaya saing, berkualitas dan menarik minat pembeli, dengan menghadirkan narasumber dari Unpad, Institut Pertanian Bogor dan narasumber lain yang berkompeten di bidangnya.
Seluruh pelaku UMKM, kata Teddy, perlu memiliki ilmu dari segi teknis bisnis dan pengembangan produk yang banyak macamnya. Dan yang paling umum biasanya pelatihan tentang keterampilan pengembangan teknis produksi dan juga keterampilan manajerial usaha. “Serta bagaimana cara mengefektifkan pengelolaan sumber daya untuk aktivitas pemberdayaan masyarakat di bidang sosial ekonomi dan lingkungan, “ katanya.
Teddy berharap, kedepan UMKM mengadakan inkubator bisnis, sebuah tempat para wirausaha dapat belajar banyak hal cara mengelola sebuah usaha kecil secara lengkap, sederhana dan mudah. Konsep ini dibangun karena mengingat selama ini sebagian besar UMKM lahir dan tumbuh dengan sendirinya (by accident, not by design). “Ada UMKM yang lahir secara sehat, banyak yang lahir kurang sehat, ada yang belum cukup umur untuk dilahirkan tapi terpaksa harus lahir menjadi UMKM premature yang memerlukan inkubator untuk memberikan daya dukung kehidupan sehingga bayi UMKM mampu hidup sehat, “ ujar Teddy.
Sementara menurut salah seorang pembicara, Alfa Edison Agus Teguh, MPDH dari AI IPB Tenaga Ahli Kapasitas (TAK), tujuan yang ingin dicapai melalui inkubator bisnis ini, bisa terciptanya UKM/UMKM/Wirausaha yang sehat, bangga dengan profesi sebagai wirausaha, mandiri dan mengetahui bagaimana cara mengelola usah yang lebih baik, sederhana, dan berkelanjutan.
Dikatakan Edison, mencetak atau mengembangkan wira usaha baru untuk meningkatkan jumlah wirausaha yang ada yang bisa menunjang dan meningkatkan perekonomian masyarakat yang mandiri. “Maka dari itu kami berharap Kadin Pangandaran intens dalam melakukan pelatihan, pengembangan, pemberdayaan untuk mewujudkan gerakan sosial, ekonomi dan lingkungan serta melakukan pelatihan kewirausahaan UKM dan UMKM secara mandiri harusnya dilakukan di beberapa tempat mudah-mudahan banyak manfaatnya, “ ujarnya.
Sekretaris Kadin Pangandaran, Tantan menambahkan, untuk pelatihan pengembangan Wira Usaha Baru UKM dan UMKM, menurutnya, harus ada koordinasi dengan dinas terkait seperti BPMPT bidang UMKM, Dinas Perindustrian, Pendidikan dan Dinas Kesehatan kaitan PIRT, agar berkelanjutan dai tahun-tahun berikutnya. “Kami melihat responsnya cukup baik untuk ditindaklanjuti, sehingga kami pun berharap kedepan pelatihan ini lebih intensif dan berkembang ke arah promosi dan pemasaran, “ungkapnya. (mamay)
Posting Komentar