Puspen TNI (LawuPost.Com) Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah melaksanakan
patroli udara dan laut untuk mencegah dan menutup akses pelarian ISIS dari
Marawi Filipina Selatan ke wilayah Indonesia, yang saat ini terdesak oleh
pasukan Armed
Forces of the Philippines (AFP). Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
saat menjawab pertanyaan awak media usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
Komisi 1 DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
“TNI serius dalam menyikapi
perkembangan situasi di Marawi dan mengantisipasi kemungkinan masuknya teroris ISIS
ke wilayah Indonesia. Awalnya AFP memperkirakan kekuatan teroris ISIS 50 s.d.
100 orang, ternyata lebih dari 600 orang, buktinya saja korban dari teroris
sudah sekitar 134 orang,” tutur Panglima TNI.
Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo mengatakan bahwa, dari 16 tempat di wilayah Indonesia yang terdeteksi
sel-sel ISIS harus segera diambil langkah komprehensif bersama seluruh komponen
bangsa untuk mencegah pergerakan ISIS ke Indonesia. “Di Indonesia ada
sekitar 16 tempat yang terdeteksi sebagai sel-sel tidur ISIS, mereka sudah ada
dan membaur bersama kita, tidak bisa dibedakan, jika tidak segera ditutup
pelarian ISIS ke Indonesia maka sangat berbahaya,” ungkapnya.
“Ada beberapa daerah yang sudah terdeteksi, namun kita (TNI) ingin bertindak
pakai Undang-Undang apa? Karena Undang-Undang
Terorisme yang baru belum ada,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
jelasnya.
Panglima TNI juga menyatakan bahwa, sesuai instruksi Presiden RI
Joko Widodo, TNI telah mengambil langkah-langkah kongkrit untuk mengantisipasi
ancaman teroris ISIS. “TNI sudah melakukan kegiatan-kegiatan mulai dari
pulau-pulau yang paling dekat, pelarian ke Tarakan, Bitung lewat Marore,
Miangas, Tahuna, Sangir Talaud dan Maluku Utara, semua kita tutup serta di
tiap-tiap pulau tersebut diadakan penebalan (penambahan kekuatan pasukan TNI),”
Panglima TNI mengungkapkan bahwa sel-sel teroris yang selama ini
tidur merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai seluruh komponen masyarakat.
“Selama ini sel-sel teroris itu tidur, dengan adanya bom sudah terbukti ada
ISIS, kita sepakat kan?, hanya menunggu kapan bangunnya, ini yang harus
sama-sama kita garap dan antisipasi,” pungkasnya.
Autentikasi
:Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar