Puspen TNI (LawuPost) Para Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota
merupakan jabatan yang sangat strategis dalam mewujudkan persatuan dan
pembangunan bangsa serta mencegah potensi ancaman bangsa. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo saat memberikan pembekalan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri
Angkatan II bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah hasil Pilkada tahun 2015
dan 2017, di
Gedung Badan Pengembangan SDM Kemendagri, Jalan Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (24/5/2017).
“Para Bupati dan Walikota adalah
penguasa tunggal di wilayah masing-masing, jika ada jarum jatuh di wilayah
bapak pasti akan segera tahu, karena masyarakat akan segera melaporkannya, sehingga
bapak lebih tahu apa yang akan terjadi sejak awal dan dapat mengantisipasinya
dengan kebijakan-kebijakan yang ada,” ulas Panglima TNI.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
menuturkan bahwa Undang-Undang di Indonesia mengatakan bahwa Indonesia adalah negara
bebas aktif yang bukan bangsa aggressor, sehingga TNI sebagai alat pertahanan hanya
untuk melindungi bangsa dan bukan untuk menyerang negara lain. “Sejarah membuktikan bahwa TNI selalu
bersama-sama rakyat mempertahankan dan melindungi seluruh rakyat Indonesia dari
segala bentuk ancaman,” ucapnya.
Panglima TNI mengingatkan bahwa NKRI bukan milik suatu
golongan, agama atau suatu suku, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia dari Sabang
sampai Merauke. “Apabila tidak
ada Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu bukan Indonesia, itulah
keindonesiaan kita, jangan membuat pertentangan tetapi kita harus tetap utuh
dan menjadi satu,” ungkapnya.
Panglima TNI menginginkan seluruh
Kepala Daerah memiliki visi dalam rangka mengamankan wilayahnya dan bersinergi
bersama TNI untuk menjaga persatuan bangsa dan meningkatkan pembangunan di
wilayah. “Bapak punya Dandim, Danramil dan Babinsa, manfaatkan mereka untuk
mendukung tugas tugas Bapak dalam rangka mewujudkan stabilitas politik,
keamanan dan kesejahteraan serta pembangunan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima
TNI mengutip ucapan Presiden RI Ir. Joko Widodo yang mengatakan bahwa Pancasila
harus diamalkan, harus dikonkritkan serta harus diimplementasikan dalam hidup
berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan sehari-hari. “Saya yakin akan
menjadi fundamental yang kokoh dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada
serta dapat percaya diri dalam menyongsong masa depan dari ancaman yang semakin
nyata dan perlu antisipasi sejak dini,” ungkapnya.
Di akhir pembekalannya, Panglima
TNI mengatakan bahwa Indonesia mempunyai peluang ekonomi yang sangat luar biasa
di dunia internasional dan harus belajar dari pengalaman krisis serta depresi
ekonomi yang pernah terjadi. “Mari kita sama-sama berpacu membangun daerah kita
masing-masing, mari investasi sebanyak-banyaknya dengan memberikan peluang yang
besar, negoisasikan apa yang didapat oleh tenaga kerja dan apa yang didapat
oleh ekonomi lanjutan,” tuturnya.
Sementara itu dihadapan awak media
terkait sepenggal puisi yang dibacakan, Panglima TNI mengatakan bahwa melihat sesuatu itu harus sesuai dengan
konteks yang disampaikan, karena ancaman nyata saat ini yang paling berbahaya antara
lain adalah imigrasi. “Imigrasi itu
bukan pengungsian, seperti yang dikatakan Presiden RI Joko Widodo bahwa
kompetisi global antar negara sekarang sudah meningkat menjadi kompetisi antar
manusia yang tidak mengenal batas negara dan berusaha mencari tempat
menjanjikan kehidupan yang lebih baik,” jelasnya.
Panglima TNI menjelaskan bahwa,
imigrasi dapat menyebabkan penduduk asli menjadi terpinggirkan. “Dari imigrasi
bisa kita lihat, dahulu di Amerika ada suku Indian, sekarang hampir punah, di
Australia ada suku Aborigin sekarang juga hampir tidak ada lagi dan suku Melayu
di Singapura, sehingga puisi itu mengingatkan apabila kita tidak waspada nanti
akan banyak anak cucu kita sama seperti Jaka (nama tokoh dalam puisi Tapi Bukan Kami Punya) yang menjadi
terpinggirkan,” pungkasnya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI,
Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar