Jakarta (LawuPost) - Setelah
berjalan selama lima tahun (2012-2017), Program USAID PRIORITAS yang
didanai USAID dengan nilai $88.2 juta untuk meningkatkan akses
pendidikan
dasar yang berkualitas di Indonesia, kegiatannya di daerah resmi
berakhir. Program USAID PRIORITAS, diluncurkan pada 3 Oktober 2012 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Duta Besar Amerika. Pada bulan Mei
2017, semua kegiatan program USAID PRIORITAS di
sembilan provinsi (Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Barat), 93
kabupaten/kota, serta 48 lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan
(LPTK), resmi berakhir. Program ini telah melatih 232.600
tenaga pendidik dan kependidikan, dan bermanfaat bagi lebih dari 34.700
sekolah dan 8,9 juta siswa di Indonesia.
“Kami mengucapkan
terima kasih kepada USAID yang telah membantu meningkatkan akses
pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia. Praktik-praktik yang
baik dalam pembelajaran, manajemen, dan budaya baca di
sekolah-sekolah mitra harus terus dilanjutkan dan menjadi contoh bagi
sekolah lainnya,” kata Hamid Muhammad, Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menegah Kemdikbud, pada acara diskusi akhir hasil evaluasi program USAID
PRIORITAS, di Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Menurut Hamid,
perubahan utama yang dilihatnya adalah pada kreativitas siswa. Anak-anak
dari sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS berani tampil
mempresentasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Dia juga
terkesan dengan program penataan guru yang dikerjakan bersama dengan
kabupaten/kota. “Banyak pemerintah daerah mitra USAID PRIORITAS juga
telah menganggarkan APBD yang dimasukkan dalam Renstra dan Renja untuk
melanjutkan pelatihan yang sudah dirintis program
ini,” tambahnya.
Sementara Kamaruddin
Amin, Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag, menyebut USAID PRIORITAS telah
membawa perubahan yang fundamental dalam pembelajaran aktif, manajemen,
dan budaya baca di madrasah, termasuk dalam
merintis reformasi LPTK. “Komitmen kami adalah bagaimana program yang
sudah baik ini, yang menjadi
best practice di beberapa madrasah untuk kita kembangkan ke
madrasah-madrasah dan LPTK lainnya. Reformasi LPTK juga sudah kita mulai
khususnya di Fakultas Tarbiyah,” tukasnya.
Perwakilan dari Kemristekdikti, Hendra Suryanto
mengatakan program USAID PRIORITAS telah menyiapkan sekolah lab yang
dipakai oleh LPTK untuk praktik guru pra jabatan dengan lebih baik.
“Program di LPTK mitra dapat menjadi contoh yang baik untuk diterapkan
LPTK lainnya,” katanya. Selama ini USAID PRIORITAS bekerja sama dengan
LPTK untuk melatih para dosen dalam meningkatkan kualitas perkuliahan,
workshop pendidikan profesi guru (PPG), program praktik lapangan
(PPL), dan memfasilitasi kolaborasi dosen dan guru dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas.
Pada acara diskusi
tersebut, Kemendikbud, Kemenag, dan Kemenristekdiktu mendorong
modul-modul pelatihan, video-video pembelajaran dan pelatihan USAID
PRIORITAS dapat terus dimanfaatkan oleh para guru, kepala
sekolah, dan dosen dalam meningkatkan kualitas kemampuannya dalam
mengajar. Modul dan video tersebut selama ini digunakan para fasilitator
untuk melatih guru, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan
dosen. Isinya terkait dengan pembelajaran aktif dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia, IPA, IPS, matematika, literasi kelas
awal dan bahasa Inggris, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca,
yang dapat diunduh melalui tautan berikut:
http://prioritaspendidikan. org/id/media/view/file/cat/ paket-pelatihan
Tautan ini juga
memuat buku-buku praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen
sekolah, budaya baca, perkuliahan di LPTK, dan tata kelola guru, yang
ditulis oleh para guru, kepala sekolah, pengawas, staf
pemkab/kota, dan dosen setelah menerapkan program yang didapatkan dari
USAID PRIORITAS.
Dalam diskusi hasil
evaluasi akhir program USAID PRIORITAS tersebut dihadiri perwakilan
Kemenko PMK, Kemdikbud, Kemenag, dan Kemristekdikti, serta perwakilan
lembaga donor, seperti USAID, World Bank, dan Unicef.(***)
Posting Komentar