Puspen TNI (LawuPost) Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara
yang dilaksanakan di Provinsi Kalimantan
Utara, menjadi wahana memupuk dan
memantapkan kemanunggalan TNI, Polri, dan mahasiswa dengan masyarakat, menanamkan dan menumbuhkembangkan jiwa kejuangan,
cinta tanah air, serta semangat integrasi Taruna dan
Praja.
“Latsitarda Nusantara menjadi wahana membangun kebersamaan dengan masyarakat melalui bhakti
nyata sebagai wujud kepedulian sosial, yang kesemuanya itu merupakan modal
dalam membangun dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam amanatnya yang dibacakan Kasad
Jenderal TNI Mulyono saat membuka Latsitarda Nusantara XXXVII tahun
2017
di Stadion Datu Adil Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (20/4/2017).
Latsitarda Nusantara XXXVII tahun
2017 diikuti
oleh 1.602 peserta,
terdiri dari Taruna
dan Taruni
Akademi Militer 226 orang, Akademi Angkatan Laut 96 orang, Akademi Angkatan
Udara 117 orang, Akademi Polisi 295 orang, Praja IPDN 400 orang dan Gabungan
Mahasiswa 146 orang, serta Pelatih.
“Melalui kegiatan
Latsitarda
Nusantara XXXVII, Taruna Akademi TNI, Taruna
Akpol, Praja IPDN, mahasiswa dan masyarakat dalam rangka merajut kebersamaan
membangun daerah, yang diwujudkan dalam kegiatan karya bhakti, bhakti sosial,
pembekalan kejuangan, riset sosial dan
aplikasi teknologi terapan,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI juga menyampaikan bahwa, kondisi
masa depan yang akan dihadapi bangsa Indonesia, diprediksikan semakin beragam
dan tidak semakin ringan. “Segenap
komponen bangsa, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus bangsa harus
mampu berdiri di garda terdepan mengartikulasikan berbagai tantangan yang
dihadapi, dengan karakter yang jujur, dedikatif, disiplin, militan, kreatif dan
inovatif,”
jelasnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengingatkan semua
generasi muda bahwa, lunturnya karakter jujur ini
menjadi keprihatinan kita bersama karena banyak generasi muda bangsa ini yang
lebih senang mencari jalan pintas, tidak menghargai proses, tetapi selalu
berorientasi pada
hasil yang instan, yang akhirnya menanggalkan
karakter kejujuran. “Generasi yang ingkar kepada
kejujuran, pada akhirnya menjadi generasi koruptif, serakah, tamak yang akan menghancurkan
sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara,” katanya.
Pada kesempatan itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan kondisi
militansi bangsa yang mendekati titik kritis,
dimana jatidiri bangsa juga sudah mulai luntur. “Walaupun paradigma nasional sudah disepakati
sebagai basis jatidiri, nilai, karakter dan konsensus yang diwariskan oleh para
pendiri negara kita, namun masih banyak anak bangsa yang mencari jatidiri lain yang
tidak atau belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa,” tegasnya.
Mengenai ancaman nyata keganasan
narkoba, Panglima
TNI menyatakan bahwa narkoba telah menjadi senjata
untuk melemahkan kekuatan negara dengan menyerang anak-anak dan
generasi muda, bahkan terdapat kecenderungan akan merasuk kepada kehidupan
Prajurit TNI, Polri, dan aparat pemerintah. “Pemerintah termasuk TNI dan Polri
menyatakan perang terhadap narkoba, sungguh sangat hina dan tercela bila
diantara generasi muda terlibat barang haram narkoba,” ucapnya.
Hadir dalam acara tersebut
antara lain, Kasum TNI, Gubernur Kalimantan Utara, Pangdam VI/Mulawarman,
Danjen Akademi
TNI dan para Gubernur Akademi TNI dan Polri,
Pangarmatim, Pangkoopsau II, Kapolda Kaltim, Kajati Tarakan dan Gubernur IPDN serta Rektor
Universitas.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar