Puspen TNI (LawuPost) Indonesia
sebagai negara terbesar dikawasan Asia Tenggara,
baik langsung maupun tidak langsung pasti terkait dengan isu-isu global. Oleh karenanya, generasi penerus TNI di masa mendatang harus
mempunyai sensitifitas yang tinggi terhadap isu global, terutama yang terkait
dengan pertahanan keamanan dan kedaulatan negara.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat
memberikan pengarahan kepada 671 Calon Siswa (Casis) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Dikreg XLIV dan Perwira Siswa
(Pasis) Sesko Angkatan Tahun 2017, bertempat di
Graha Adi Brata Jl. R.A. Martanegara No.11, Bandung, Jawa Barat, Senin
(3/4/2017).
Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, kepada para
Casis Sesko TNI dan Pasis Sesko Angkatan harus berpikir inovatif dan kreatif
untuk menciptakan solusi yang tepat guna meningkatkan
profesionalisme dan SDM prajurit. “Jadikan Sesko TNI dan Angkatan sebagai tempat belajar untuk berpikir kritis guna menghasilkan kajian-kajian strategis di bidang
pertahanan,” ucapnya.
Disisi lain Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa, Presiden RI pertama Ir. Soekarno pernah
mengingatkan kita semua, kekayaan alam
Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara di dunia, dan Presiden RI Ir.
H. Joko Widodo pun pernah menyampaikan bahwa kekayaan sumber daya alam
Indonesia justru bisa menjadi petaka bagi kita. “Saat ini negara
Indonesia sudah masuk dalam grand strategy konflik dunia dan sudah menjadi isu global, mengingat Indonesia memiliki banyak sumber
daya alam yang melimpah termasuk pangan dan energy,” jelasnya.
Menyinggung tentang
ISIS (Islamic State
of Iraq and Syria), Panglima TNI mengatakan bahwa posisi ISIS di Syria dan Iraq sudah semakin
terdesak dan tidak aman lagi, sehingga mereka menyusun basis kekuatan
di Asia Tenggara dengan mendirikan Islamic State Asia Tenggara (ISAT) di Zulu
Filipina serta memusatkan kegiatan terornya di
Indonesia, yang
tentunya akan mengancam warga negara asing yang berada di Indonesia.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo,
dengan modus memerangi teroris untuk menyelamatkan warganya kekuatan
militer negara asing akan masuk ke Indonesia, namun tujuan yang
sebenarnya adalah
untuk menguasai sumber daya alam, pangan dan
energy guna memenuhi kebutuhan mereka di masa yang akan datang. “Setelah mereka masuk, maka akan
terjadi konspirasi dan negosiasi yang menguntungkan mereka, karena ikut memerangi teroris di Indonesia,” ujarnya.
Panglima TNI
menegaskan bahwa terorisme itu
merupakan suatu ancaman, karena
terorisme itu adalah kejahatan suatu negara. “Di Indonesia, Undang-Undang Terorisme adalah kejahatan tindak pidana, sehingga menjadikan tempat paling aman bagi
teroris, seharusnya definisi terorisme adalah
kejahatan terhadap negara yang dapat merusak sendi-sendi
kehidupan bahkan mengancam kedaulatan negara,” tegasnya.
Di akhir
pengarahannya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada
para Casis Sesko TNI dan Pasis Sesko Angkatan bahwa ancaman kedepan semakin nyata
dan berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kalian sebagai generasi
penerus TNI dan pemimpin dimasa yang akan datang harus profesional, berpikir
demokrasi dan solid. Saya titipkan TNI kepada kalian,” katanya.
Peserta
pembekalan Panglima TNI tersebut, terdiri dari Casis Sesko TNI 177 orang (74 TNI AD, 54
TNI AL, 44 TNI AU dan 5 Polri) dan Pasis Sesko
Angkatan 494 orang (272 Seskoad, 122 Seskoal, 100 Seskoau).
Turut hadir
dalam acara tersebut Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade
Supandi, Dansesko TNI Mayjen TNI (Mar) R.M Trusono, S. Mn, Asintel
Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Asops Panglima TNI Mayjen
TNI Lodewyk Pusung, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Danseskoad Mayjen TNI
Dody Usodo Hargo S., S.Ip., M.M., Danseskoal
Laksda TNI Aru Sukmono, Danseskoau Marsda TNI
Dedy N. Komara, Pangdam III/ Siliwangi
Mayjen TNI Muhammad Herindra, Danpussenif TNI AD Mayjen TNI Surawahadi dan
Dankor Paskhas 3 Marsda TNI T. Seto Purnomo.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar