Puspen TNI (LawuPost) Untuk menjamin keamanan aset teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), suatu instansi harus menerapkan sistem manajemen keamanan
informasi (SMKI). Sesuai dengan standar nasional maupun
internasional sehingga kualitas pengamanan yang diberikan memiliki nilai yang
tinggi. Amankan aset teknologi informasi dan komunikasi sesuai sistem manajemen
keamanan informasi yang berstandar nasional atau internasional.
Demikian disampaikan Asisten Intelejen (Asintel) Panglima TNI Mayjen
TNI Benny Indra Pujihastono, S.I.P. saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi
Teknis (Rakornis) Infolahta TNI tahun 2017 yang mengusung tema “Melalui
Rakornis Infolahta Tahun 2017, Kita Optimalkan Pembangunan Dan Pengembangan
Sistem Informasi TNI Guna Mewujudkan TNI Yang Kuat Hebat, Professional Dan
Dicintai Rakyat”. bertempat di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap,
Jakarta Timur. Rabu (22/3/2017).
Lebih lanjut Asintel Panglima TNI mengatakan bahwa, sesuai dengan
pokok-pokok kebijakan Panglima TNI tahun 2017, terkait dengan perkembangan
lingkungan strategis saat ini terkait dengan ancaman proxy war, agar memaksimalkan penyelenggaraan fungsi kegiatan
operasi intelijen dan cyber yang
berterkaitan dengan bidang keinfolahta-an. “Komunitas Informasi dan Pengolahan
Data (Infolahta) TNI harus dapat menyelaraskan dan mensinergikan hal-hal yang
berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan sistem informasi di lingkungan
TNI dalam mendukung tugas pokok TNI,” katanya.
“Satuan Infolahta harus dapat membangun dan memaksimalkan fungsi cyber untuk mendukung operasi Intelijen
dalam rangka menghadapi ancaman proxy war,”
kata Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono.
Asintel Panglima TNI menyampaikan bahwa, sesuai dengan tema yang
diangkat dalam Rakornis ini, perlu adanya upaya yang harus dilakukan dalam
mengoptimalkan pembangunan dan pengembangan sistem informasi TNI dengan
menjalin komunikasi serta koordinasi yang baik antar komunitas Infolahta TNI. “Komunitas
Infolahta TNI harus senantiasa dapat membina dan menjalin komunikasi serta
koordinasi yang baik,” tuturnya.
Dalam membangun dan mengembangkan sistem informasi, Asintel Panglima
TNI menyampaikan bahwa faktor kerahasiaan, ketersediaan data, keutuhan dan
keautentikan harus selalu dijaga agar semua data tidak bocor pada pihak
lain. “Bagi suatu instansi pemerintah maupun swasta, informasi merupakan
aset data yang sangat bernilai, namun masih banyak terjadi kebocoran informasi
beberapa tahun sebelumnya, sehingga dapat menurunkan tingkat investasi suatu
organisasi,” jelasnya
Rakornis Infolahta TNI tahun 2017 diikuti oleh 68 orang peserta terdiri
dari Kemhan 1 orang, Wantanas 1 orang, Mabes TNI 28 orang, TNI AD 20 orang, TNI
AL 8 orang dan TNI AU 10 orang.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar