Puspen TNI (LawuPost) Bangsa Indonesia diuntungkan sebagai negara agraris yang berada di garis ekuator, karena memiliki potensi melimpah dan didukung
dengan kondisi geografis baik
dibidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan lain-lain.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan 1.800 peserta Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2017, yang mengangkat tema “Bangun Lahan Tidur Untuk Meningkatkan Ekspor
Dengan Pembangunan Infrastruktur Pertanian”, bertempat di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (5/1/2017).
“Sebagai negara agraris, Pemerintah Indonesia memiliki cita-cita menjadikan Indonesia
sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, dan untuk mencapainya maka Indonesia harus segera menciptakan swasembada pangan, demi
ketahanan nasional dibidang pangan” kata Panglima TNI.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, setiap hari kurang lebih 41 ribu anak meninggal dunia dan dalam setahun sekitar 15 juta anak meninggal
dunia akibat kelaparan, kemiskinan dan gizi buruk. “Hal ini menunjukkan bahwa, saat ini kondisi dunia sangat kritis terhadap ketersediaan pangan,” ucapnya.
Lebih lanjut
Panglima TNI mengatakan bahwa, ledakan jumlah
penduduk yang meningkat tajam dan pada tahun 2017 diprediksi jumlah penduduk
dunia akan mencapai angka delapan miliar. Sedangkan menurut para peneliti, populasi ideal penduduk dunia sekitar 3-4 miliar untuk
dapat hidup dengan layak, namun realitasnya saat ini jumlah penduduk dunia sudah overload.
“Bila populasi penduduk tersebut tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan pangan, maka
akan memicu krisis dan inilah ancaman yang akan dihadapi penduduk dunia. Ancaman krisis pangan dan
energi mampu memicu berbagai potensi konflik baru antar negara di masa
mendatang,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI menguraikan bahwa,
jumlah penduduk dunia saat mengalami krisis energi pada tahun 2043 mencapai sekitar 12,3 miliar jiwa, yang
berarti hampir 4 (empat) kali lipat populasi ideal
penduduk bumi, dimana 9,8 miliar berada diluar ekuator dan hanya 2,5 miliar penduduk yang tinggal di
garis ekuator.
“Kedepan konflik di dunia akan mengalami perubahan, hal tersebut dipicu
oleh energi fosil akan habis pada 2043 dan hanya bisa digantikan dengan energi
alternatif (energi hayati) yang bisa hidup sepanjang tahun dan hal itu hanya
ada di wilayah ekuator
yaitu Amerika Latin, Afrika Tengah dan Asia Tenggara, termasuk di dalamnya
Indonesia,” jelas Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi Indonesia RI Eko Putro
Sandjojo, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, Kasad
Jenderal TNI Mulyono, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra
Pujihastono, Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, Aster Panglima TNI Mayjen
TNI Wiyarto, S.Sos., Pangdam Jaya Mayjen TNI
Teddy Lhaksmana dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.