Kongo-Afrika (LawuPost) Satuan
Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI
Kontingen Garuda Garuda XX-M/Monusco (Mission
de L’Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique
Democratique du Congo) atau Indonesian
Engineering Company (IEC),
baru saja melaksanakan Upacara Medal Parade, yang merupakan upacara penyematan
Medali UN kepada Kontingen negara yang melaksanakan misi di Republik Demokratik Kongo.
Rangkaian
Upacara dan acara berjalan sukses, Kontingen Garuda Indonesia mendapat apresiasi
yang luar biasa dari pemerintah lokal Kongo, Leter Appreciation dari Force
Commander, dan Force Engineering
Monusco, serta pujian dari Komandan Brigade Ituri yang menjadi Chif Guest dalam
pelaksanaan acara Medal Parade tersebut.
Dengan
selesainya upacara penyematan Medali UN menandakan bahwa misi Kontingen Garuda
XX-M/Monusco sudah di penghujung waktunya. Rangkaian serah acara serah terima kepada
Kontingen pengganti sudah dipersiapkan dari bagian administrasi, operasional,
sampai teknis pekerjaan.
Dansatgas
Kontingen Garuda XX-M/Monusco Letkol Czi Sriyanto disela-sela acara, Rabu
(11/1/2017) menginstruksikan kepada seluruh Perwiranya agar menyiapkan segala sesuatu
yang harus diserahterimakan kepada Kontingen pengganti yaitu Satgas Garuda
XX-N/Monusco.
Lebih
lanjut Letkol Czi Sriyanto mengatakan, ada 3 TOB (Tactical Operational Base) dan Dungu COB (Company Operational Base) yang akan melaksanakan serah terima. “Hal
ini perlu direncanakan secara matang karena sistem di UN adalah sistem online dan transparan. Kesalahan dalam administrasi
maupun operasional dapat berpengaruh terhadap kredibilitas dan kinerja di
lapangan, sehingga akan mengganggu tugas yang diemban oleh Kontingen Indonesia,”
katanya.
Pergeseran
pasukan akan dilaksanakan pada tanggal 23 Januari mendatang. Beberapa masyarakat
lokal dan UN Staff sudah mulai bertanya-tanya “kapan kalian akan meninggalkan
kami?”. Disisi lain, di dalam tubuh Satgas Kontingen Garuda XX-M/Monusco juga anggotanya
berasal dari satuan-satuan yang berbeda dari seluruh Indonesia, dengan Main
Body / kontribusi pasukan terbanyak dari Yonzipur 8/SMG Makassar.
Kebersamaan
selama 1 tahun akan menjadi kenangan tersendiri yang ditandai oleh Medali UN.
Ada satu sisi bahagia akan kembali ke tanah air dan juga perasaan kehilangan
moment-moment berharga di daerah misi, karena disetiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Bumi
Nusantara Camp adalah camp militer Indonesia yang juga disebut Home of Engineer di Dungu. Kontingen
Garuda Indonesia di Dungu baru saja melaksanakan acara Medal parade yang
merupakan acara penyerahan medali penghargaan UN kepada seluruh anggota Satgas
Kontingen Garuda XX-M/Monusco.
Yang paling menarik dari acara ini adalah
pertunjukan dua lagu Indonesia yang dibawakan oleh 11 orang Kongolaish masyarakat
asli Kongo dengan menyanyikan lagu Angin Mamiri dan lagu Indonesia Pusaka.
Lagu
Angin Mamiri dengan bahasa Makassar yang terbata-bata, mereka membawa lagu tersebut
dengan irama Jazz. Sungguh pemandangan unik dan sangat jarang melihat orang Kongo
menyanyikan lagu Angin Mamiri yang bagi kita sebagai orang Indonesia pun tidak begitu
menghafal liriknya. Endang Thamrin yang akrabnya dipanggil Mba Enoini sampai meneteskan
air mata saat mendengar nyanyian ini. Wanita asli Makassar ini bekerja sebagai
salah satu Staf UN di Entebbe, Uganda. Mendengar nyanyian para Kongolaish ini,
mengingatkannya terhadap kampung halamannya Makassar.
Di
akhir acara, para Kongolaish menyanyikan lagu Indonesia Pusaka, secara spontan seluruh
anggota Kontingen Garuda XX-M/Monusco ikut menyanyikannya. Suasana emosional menjadi
sangat kental dan terasa oleh para tamu undangan. Keadaan rindu kampung halaman
Indonesia dan pengabdian di daerah misi selama 1 tahun menjadi sangat jelas,
sehingga membuat suasana sangat menyentuh.
Komandan
Brigade Ituri Brigade Brigadir Jendral Kazi Mohammad Kaiser Hosain, Ndu, Psc,
saat meninggalkan Camp Indonesia menanyakan kepada Dansatgas arti dari lagu
tersebut. Dansatgas Letkol Czi Sriyanto M.I.R, M.A, Phc (j) menyampaikan bahwa lagu
tersebut merupakan lagu yang menceritakan tentang tanah air, tempat kelahiran,
tempat perlindungan, dimana ketika menyanyikan lagu tersebut seluruh anggota merasakan
kerinduan mereka terhadap Tanah Air Indonesia.
Autentikasi : Perwira Penerangan Konga XX-M, Lettu Czi
Ruzald D.Y. Auparay, S.S.T.Han, S.T.