Puspen
TNI (LawuPost) Mari secara
bersama kita mulai membersihkan diri dengan bersihkan jiwa, harta, pikiran dan amal
perbuatan kita, yang merupakan sebagai implementasi dari Iman seorang Prajurit
Sapta Marga, sehingga menjadikan Prajurit yang merupakan ahli surga. Demikian disampaikan
Dr. KH Anwar Sanusi Pimpinan Pondok Pesantren Lembah
Arafah, Bogor, pada Ceramah Rohani Islam yang dihadiri oleh Kasum
TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., para Pejabat Teras dan Prajurit serta
PNS di lingkungan Mabes TNI, bertempat di Masjid Panglima Soedirman, Mabes TNI
Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016).
Dr. KH Anwar
Sanusi menjelaskan bahwa, proses membersihkan diri yang pertama adalah Tazkiyatun
Nafs yaitu membersihkan jiwa dengan memahami jenis dan tingkatan
nafsu, yang terdiri dari nafsu amarah, lawwamah
dan mutmainah. “Hawa nafsu dalam diri manusia
yang bernama amarah itu senantiasa mengajak manusia untuk berbuat sesat, namun
obatnya adalah sholat malam, qiyamulail, tahajud,” ucapnya.
Nafsu yang
kedua adalah Nafsu Lawwamah yaitu nafsu yang sudah mengenal baik dan buruk.
Menurut Dr. KH Anwar Sanusi, nafsu ini mengarahkan pemiliknya untuk menentang
kejahatan, tetapi suatu saat jika ia lalai beribadah kepada Allah SWT, maka ia
akan terjerumus kepada dosa. “Orang yang memiliki nafsu ini tidak tetap
pendirian untuk menjalankan ketaatan dan meninggalkan perbuatan dosa,” katanya.
Sedangkan
nafsu yang ketiga adalah Nafsu Mutmainnah yaitu nafsu yang
membuat pemiliknya tenang dalam ketaatan. Orang yang memiliki nafsu mutmainnah
dapat mengawal nafsu syahwat dengan baik dan sentiasa cenderung melakukan
kebaikan “Manusia yang mendapatkan nafsu ini akan mendapat ridho-Nya di dunia
dan akhirat, akan mendapat Husnul Khatimah di akhir hidupnya sebagai
pintu menuju syurga,” ujarnya Dr. KH Anwar Sanusi.
Dr. KH Anwar
Sanusi dalam ceramahnya juga menuturkan bahwa, sejatinya
orang-orang Islam seyogyanya harus memiliki mulut yang manis. “Guru saya Buya
Hamka bilang, orang Islam kalau bicara katanya harus tua, manis, padat, indah,
membujuk, merayu, menarik, menghibur dan menggapai-gapai hati orang. Jadi,
kalau kita mengaku beragama apalagi prajurit Sapta Marga, apabila mulut kita
kasar, iman kita perlu dipertanyakan,” terangnya.
Lebih lanjut
Dr. KH Anwar Sanusi menjelaskan bahwa Tazkiyah kedua
adalah Tazkiyatun Mal yaitu membersihkan harta, karena dalam harta umat Islam
terdapat kolesterol yang apabila tidak dikeluarkan maka harta tersebut dapat
terkena stroke.
“Tuhan
memberikan jalan cantik sekali dengan Zakat, Infaq dan Shodaqoh. Shodaqoh
berarti mengeluarkan yang benar di jalan Allah SWT dan tidak ada orang
yang gemar Zakat akan hidup miskin, karena jika ada yang miskin maka Allah SWT dusta
kepada kita, dan itu sudah pasti impossible,”
ungkapnya.
Tazkiyah
ketiga adalah Tazkiyatun Amal yaitu membersihkan perbuatan, karena pada
dasarnya Islam sangat indah sekali dengan mengajarkan pola hidup terbaik. “Jika
kita berbuat baik akan kembali baik pada kita, sesuai dengan hadist yaitu, jika
kamu berbuat baik maka baik untukmu utuh tanpa cacat, jika kamu berbuat jahat
ujung tombak kejahatan akan merobek-robek jantungmu, baik dan buruk kembali
kepada pelakunya,” tutur Dr. KH Anwar Sanusi.
Sedangkan Tazkiyah
keempat menurut Dr. KH Anwar Sanusi adalah
Tazkiyatun Fikri yaitu membersihkan fikiran, karena hidup akan melelahkan jika
kita selalu berfikiran atau berprasangka buruk dan merasa diri paling
benar. “Orang yang merasa dirinya paling benar adalah musyrik karena dia
samakan dirinya dengan Allah SWT yang tidak pernah salah, orang baik bukan
orang yang tidak pernah berbuat salah, tapi orang yang salah sadar akan
perbuatannya salah, namun cepat kembali kejalan Allah,” katanya.
Mengakhiri
ceramahnya Dr. KH Anwar Sanusi mengatakan
bahwa dosa yang tidak ampuni adalah syirik dan sifat paling buruk adalah
sombong. “Sebagai ilustrasi mentari terbit dan bersinar terang tidak boleh
sombon,g karena ketika sore hari akan tenggelam ditelan malam, karena seluruh
kesombongan akan berakhir dengan penderitaan,” pungkasnya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.