Puspen TNI (LawuPost) Kehidupan TNI Prajurit sesungguhnya memiliki nilai
religius yang sangat tinggi, karena semua nilai-nilai TNI digali dari falsafah
Pancasila, yang menuntut segenap prajurit untuk bekerja dan bertugas lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok, harus lebih baik dari hari ini, sebagai bentuk pengabdian kepada TNI,
masyarakat, bangsa dan negara, yang memiliki nilai ibadah.
Demikian disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam
amanatnya yang dibacakan oleh Inspektorat Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI M.
Setyo Sularso pada acara peringatan Tahun Baru Islam 1438 H
di Masjid Panglima Soedirman, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (12/10/2016).
Dalam kesempatan tersebut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan
kepada seluruh prajurit dan PNS TNI untuk selalu mengucapkan syukur atas
keagungan-Nya, karena Allah SWT telah
menganugerahkan kehidupan kepada umat dan bangsa Indonesia dalam tingkat religius yang tinggi, sebagaimana
yang difalsafahkan di dalam Pancasila,
dengan semangat untuk terus berjalan mencapai kearah kehidupan yang
lebih baik.
Panglima TNI menegaskan kepada seluruh prajurit dan PNS TNI agar dapat
mengambil makna dari Tahun Baru Islam 1438 H dengan membulatkan tekad, membesarkan semangat untuk meningkatkan kinerja masing-masing, serta berbuat yang
terbaik di atas landasan keimanan.
“Inilah menurut hemat saya esensi hijrah bagi Prajurit dan PNS TNI
dalam memperingati Tahun Baru Islam 1438 H saat ini, yang harus implementatif
dalam kehidupan keprajuritan dan kehidupan bermasyarakat, sesuai kondisi
kekinian,” ujar Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Peringatan Tahun Baru Islam 1438 H mengambil tema “Dengan hikmah peringatan Tahun Baru Islam
1438 H/2016 M kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan sebagai landasan moral dan
spiritual, guna mewujudkan TNI yang kuat, hebat dan profesional serta dicintai
rakyat”. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menekankan kepada seluruh
prajurit dan PNS TNI agar tema peringatan Tahun Baru Islam tidak hanya sekedar
retorika, yang mudah diucapkan, tetapi tidak
memiliki kemauan untuk
mewujudkannya.
Pada peringatan Tahun Baru Islam tersebut, Mabes TNI mengundang Ustadz
Dr. H. Wijayanto, M.A untuk memberikan tauziah kepada prajurit dan PNS TNI.
Dalam tauziahnya H. Wijayanto mengatakan bahwa, manusia dikatakan beriman kalau
manusia itu mau hijrah yaitu hijrah dari sifat yang buruk menjadi sifat yang
baik. “Maka kalau tidak mau berubah atau tidak mau hijrah menjadi lebih baik
berarti bukan orang yang beriman,” ujarnya.
Dalam Islam seseorang untuk berubah harus diberi peringatan yang
dalam bahasa arab disebut zikir. Peringatan atau zikir itu sangat penting
karena dengan adanya zikir hati akan menjadi tenang dan kalau orang selalu
tenang, maka dia akan selalu on the track.
“Makanya dalam Islam peringatan itu digunakan dalam setiap aktifitas, dimana
seluruh kegiatan selalu diingatkan dan diawali dengan doa,” tambahnya.
Sebuah penelitian psikologi menunjukkan bahwa, dengan melakukan
zikir ternyata ada pengaruh terhadap pola prilaku manusia, dimana peringatan
akan mengendalikan perilaku perbuatan manusia karena apa yang diucapkan itu
menjadi terkesan di hati dan itu berpengaruh kepada pola prilaku yang namanya
iman. “Makanya orang yang berbuat baik itu selalu mengawali segala aktifitasnya
dengan doa dan segala perbuatan jahat tidak pernah diawali dengan doa,” kata
Ustadz Wijayanto.
Diakhir tauziahnya ustadz Wijayanto mengapresiasi yang dilakukan oleh
TNI dalam memperingati HUT ke-71 TNI, dimana pelaksanaannya dilakukan dengan sederhana
dan melakukan ziarah ke Makam para mantan Presiden RI dan Taman Makam Pahlawan sebagai
bentuk penghormatan kepada para pemimpin dan pejuang bangsa. “Dengan melakukan
tabur bunga di makam para mantan Presiden RI berarti kita diingatkan tentang
kematian, karena apa yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara seperti pangkat
dan jabatan. Nantinya kita akan hijrah
dari alam dunia ke alam akhirat,” ucapnya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.