Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Setelah Ditutup Sementara Objek Wisata Citumang Siap Dibuka Kembali | Lawu Post

Setelah Ditutup Sementara Objek Wisata Citumang Siap Dibuka Kembali

Minggu, 28 Agustus 20160 comments

Pangandaran (LawuPost) –  Camat Kecamatan Parigi, Haryono untuk menindaklanjuti harapan dari warga desa Bojong untuk mempercepat pembukaan objek wisata Citumang, pihaknya langsung mengambil langkah dengan mengundang para pengurus karang taruna desa, Kompepar, HPI, pihak traveling, balawista untuk membentuk karang taruna dan kompepar desa.

Untuk mensinergiskan antara kelompok para pemandu yang tergabung dalam karang taruna di objek wisata Citumang, pihak kecamatan membubarkan serta membentuk kepengurusan karang taruna desa yang baru sesuai aturan serta membentuk kompepar desa,“ sekarang kepengurusan karang taruna desa dan kompepar desa sudah terbentuk dan akan segera dilaporkan hasilnya ke Bupati. Karena Bupati tidak akan membuka wisata Citumang tersebut, kalau kepengurusan dan keamanannya belum beres,”ucap Haryono

Dari data yang berhasil diliput tim Lawu News, sebelumnya  Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata mengatakan, penutupan dilakukan agar keamanan objek wisata Citumang dapat lebih baik lagi. Soalnya jika terus terulang tentunya akan membawa dampak negatif bagi pariwisata Pangandaran. H Jeje juga menandaskan jika pemerintah daerah tidak memiliki niatan apapun dengan ditutupnya Citumang. Semua hanya demi keselamatan wisatawan. Jika langkah tegas tak ditempuh maka hal serupa kemungkinan akan kembali terulang. “Tidak ada niatan Pemda untuk mengambil alih wilayah ini, “ucap H. Jeje.

Dikatakan H Jeje, saat terjadi kecelakaan pertama lima bulan lalu, dia sudah menyampaikan agar sistem keamanan ditingkatkan. Kalau ini dibiarkan maka kecelakaan dianggap  takdir. “Dengan dasar itulah saya ingin membangun Citumang ke arah yang lebih baik, sebab para wisatawan tentu berharap lebih  aman dan nyaman, “ucap H. Jeje.

H Jeje menjelaskan, ada beberapa poin penting yang perlu dibenahi pihak pengelola dan masyarakat yang terlibat di wisata Citumang. Pertama pengelola harus memetakan zona berbahaya. Bila perlu, kalau bahaya pakai pagar. Selain itu, dia juga meminta adanya organisasi penyelamat profesional di Citumang. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bisa ditindaklanjuti dengan cepat. Penyelamat profesional itu diharapkan dapat menekan angka kecelakaan.

H Jeje menegaskan, untuk menyelesaikan masalah itu, pihak yang terlibat mengelola Citumang duduk bersama dan menghasilkan suatu solusi terkait keamanan wisatawan. Jika belum tercipta maka penutupan akan terus dilakukan. “Saya tunggu di Pemda. Kita bicarakan bersama cari jalan keluar. Saya tidak ingin saling menyalahkan. Seminggu beres maka seminggu juga dibuka, “ungkapnya. Guna membahas permasalahan itu pemerintah daerah akan membentuk tim yang terdiri dari pengelola, desa, polsek, koramil dan pemandu wisata yang akan dipimpin oleh Asisten Daerah II.

Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Iwan M Ridwan menyetujui tindakan dari Pemkab Pangandaran menutup sementara obyek wisata Citumang sampai ada penertiban dan penataan agar wisatawan merasa aman. Tindakan itu juga untuk kebaikan masyarakat Pangandaran ke depan.

Sementara itu, Administratur Perum Perhutani KPH Ciamis, Bambang Juriyanto mengaku, Perum Perhutani selaku pengelola akan segera melakukan pembenahan keamanan sekaligus pembinaan pemandu wisata. “Dengan penutupan ini artinya akan mengevaluasi destinasi Citumang jadi lebih baik. Kita akan duduk bersama untuk bisa mengelola Citumang sehingga dapat mendunia, “ucap Bambang.

Sebelumnya berdasarkan data yang berhasil dihimpun tim Lawu News, empat orang diketahui meninggal dunia saat menikmati liburan di beberapa tempat berbeda di Priangan Timur. Seorang pengunjung Lembah Hijau (Green Valey) Citumang, Anisatun Hikmah (23) warga Dusun Gebangsari Rt 07/03 Desa Tambaksari Kecamatan Kadungreja Kabupaten Cilacap tewas seusai berfoto bersama dua temannya.

Mereka mengalami kecelakaan air sekitar pukul 15:00 WIB, namun nasib Anisatun naas. Dia tidak bisa diselamatkan. Sedangkan teman-temannya berhasil diselamatkan petugas. Anisatun ditemukan sudah tidak bernyawa oleh petugas Basarnas, Polair dan pemandu bodyrafting satu jam setelah kejadian. Posisinya berada di dalam lubang sungai dengan kedalaman 1,5 meter. Saksi mata Wisnu Aji (23), teman korban asal Desa Gebangsari Rt 07/03 Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap mengatakan korban bersama 10 temannya akan berbodyrafting, tiba-tiba tiga orang diantaranya korban sebelum kejadian terlebih dahulu akan berfoto. “Ketiganya terseret arus sungai dan masuk kedalam lobang sedalam 1,5 meter, “ungkapnya.

Menurutnya, dua orang temannya pada saat itu berhasil diselamatkan oleh pemandu yang berada di tempat kejadian, namun korban yang terlebih dahulu masuk ke lubang tidak dapat diselamatkan. “Korban berhasil dievakuasi selama 1 jam oleh anggota Polair, Basarnas, dan pemandu bodyrafting sudah dalam keadaan meninggal dunia, “tuturnya.

Rp 40 Miliar

Lebih jauh H. Jeje kepada tim Lawu News menjelaskan, bahwa untuk menciptakan wisatawa Pangandaran mendunia dibutuhkan kesungguhan dan dukungan dari berbagai pihak. Tak terkecuali dengan pengadaan anggaran yang memadai. Menurutnya, untuk menata wajah wisata Pangandaran, Pemkab telah menyediakan anggaran Rp 40 miliar.

“Untuk penataan kawasan wisata di Pangandaran ini, kita sudah menyiapkan anggaran Rp 40 miliar lebih. Ke depan, saya tidak ingin melihat parkir yang semrawut dan penarikan retribusi parkir ke pengunjung seenaknya, “ demikian disampaikan Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata saat melakukan rapat yang dihadiri oleh para PKL, nelayan, pengurus Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3), PHRI, Kompempar, pengelola tour and travel dan beberapa stakeholder lainnya, di gedung milik ibu Menteri KKP RI, Susi Pudjiastuti beberapa waktu lalu.

Anggaran pengamanan wisata dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 500 juta seharusnya bisa menghilangkan parkir-parkir liar yang ada hampir di setiap sudut obyek wisata. Dari hasil pengamatan langsung ke lapangan, dirinya menemukan wisatawan yang datang ke Pangandaran mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk parkir saja. Dalam penataan kawasan wisata rencananya akan membangun kios-kios yang akan menampung seluruh pedagang kaki lima yang ada di sekitar pantai. “Pemda akan membangun kios-kios di empat titik, seperti di area eks Star Meridian, Dinas Sosial, Pasar Seni dan eks Hotel Pananjung Sari yang akan disewa dari PJKA. Rencananya kios akan dibangun sebanyak 990 unit. Kebutuhan kios seluruhnya 1.465 unit, dan kios yang sudah tersedia 100 unit, “ungkapnya.

Setelah kios-kios tersebut dibangun, kata H. Jeje, ke depan tidak boleh ada yang berjualan di area pantai. Sedangkan bagi para nelayan, pemerintah daerah sudah menyiapkan tempat untuk menambatkan perahu yang lokasinya di Dusun Parapat. Kemudian untuk perahu pesiar, Bupati bersama Menteri KKP RI, berencana akan membuat dermaga khusus untuk perahu pesiar yang lokasinya dekat Pelabuhan Cikidang, Pantai Timur Pangandaran,  sementara untuk dermaga perahu pesiar juga menjadi bahan pemikiran untuk dipisahkan di luar area zona untuk tempat berenang. (mamay)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost