Puspen TNI (LawuPost) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Ketua Umum Dharma
Pertiwi Ny. Nenny Gatot Nurmantyo, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Fransen G. Siahaan, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang
Sumadi, Aster
Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Askomlek Panglima TNI Marsda TNI Bonar H. Hutagaol,
Kapuspen
TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni
Monardo, usai meninjau tiga satuan prajurit di Ambon kemarin, melanjutkan
kunjungannya ke Wilayah Timur Indonesia.
Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan mendarat di Pulau Saumlaki. Sebelum
tiba di Pulau Selaru, Panglima TNI merapat ke Satuan Radar TNI AU di Pulau
Saumlaki. Perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Selaru dari Bandara Mathilda di
Pulau Saumlaki dengan menggunakan Helikopter, dan mendarat
di Desa Lingat.
Kedatangan Panglima
TNI beserta rombongan disambut Kepala Desa
Lingat Bapak Melkisedek Baumaseh dengan memberikan sofie, minuman
khas dari Maluku dan kapur dengan dua lembar daun sirih yang digunakan sebagai pembungkus
untuk dikunyah. Acara
dilanjutkan dengan sambutan tarian adat oleh delapan pemuda dan enam pemudi.
Mereka memeragakan tarian perang, para pemuda memegang anak panah dan busur
sementara para pemudi asik melenggokkan badan.
Warga
menyambut gembira akan kedatangan Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo beserta rombongan, karena warga mengakui belum
pernah ada pemimpin negara yang datang ke pulau ini. “Baru dalam sejarah, petinggi
negara datang ke tanah kosong ini. Kami butuh bukan hanya kehadiran Bapak, tapi suara hati Bapak,” ujar Kepala Desa Lingat.
“Saya
tadi ke Satuan Radar TNI AU bahwa dalam
setahun ada 4 sampai 5 kali pelanggaran batas wilayah ekonomi ekslusif dari
luar yang kita tidak bisa berbuat apa-apa,
karena pangkalan yang paling dekat disini ada di Makassar,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Pulau
Selaru.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menyatakan bahwa untuk menjadi Poros Maritim Dunia, Indonesia harus
memiliki keunggulan di Darat, di Laut juga di Udara. Berdasarkan rencana awal, di atas tanah ini akan dibuat
Lanud dengan panjang lintasan 1500
m. Tapi ada opsi untuk menambah panjangnya hingga 3000 m, agar dapat menampung pesawat yang lebih besar.
“Selain
sebagai sarana pertahanan negara, Lanud ini juga
dapat digunakan untuk lalu lintas pesawat swasta. Diharapkan, hal ini dapat membuka
akses transportasi dan logistik yang lebih besar di Pulau Selaru. Karena selama ini untuk memenuhi
kebutuhan bahan pokok, warga di Pulau Selaru harus menyeberang ke Pulau Saumlaki
menggunakan perahu cepat,” pungkas Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M
Posting Komentar