Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Bebegig Sukamantri Mendulang Prestasi Pada Ajang Kemilau Nusantara 2015 | Lawu Post

Bebegig Sukamantri Mendulang Prestasi Pada Ajang Kemilau Nusantara 2015

Sabtu, 12 Desember 20150 comments

Ciamis (LawuPost) - Kabupaten Ciamis kaya dengan ragam aneka seni dari mulai sendra tari, jaipong, calung, penca, tarling, wayang landung dan berbagai atraksi lainnya yang memberikan hiburan tersendiri bagi masyarakat yang menyaksikannya. Namun yang menjadi daya tarik tersendiri saat ini adalah salah satu kesenian ciri khas di Kecamatan Sukamantri adalah Bebegig. Bebegig meskipun seram, rambut gimbalnya yang tersusun dari bunga rotan yang disebut bubuai itu menyiratkan kecintaan pada alam semesta.

Dalam bunga-bunga itu masih tersimpan ribuan benih rotan. Jika pemilik wajahnya berjalan dan menggerak-gerakkan rambutnya, ia bagaikan kupu-kupu yang mengisap sari bunga dan menebarkannya ke daerah lain. Itu sebabnya, rambut lelaki seram itu tak pernah diganti ijuk atau benda lain karena dari rambut itulah ia menyimpan rahasianya menjaga alam. Wajah seram itu adalah Bebegig milik masyarakat Desa Cempaka, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis. Hingga kini masyarakat di bagian utara Ciamis masih menggunakan Bebegig untuk memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan beberapa kegiatan hari besar lainnya, seperti halnya pada ajang pembukaan Porsenitas yang digelar baru-baru ini di Kabupaten Ciamis yang diikuti oleh 9 Kabupaten/Kota perbatasan, Bebegig menjadi salah satu “primadona” yang menyedot perhatian pengunjung.

Sebelum tampil pada ajang pembukaan Porsenitas yang digelar oleh Pemkab Ciamis, Bebegig dari Ciamis dan Buta Batok sebagai kontingen dari Jawa Barat keluar sebagai kontingen yang terbaik ke satu dalam Kemilau Nusantara 2015 yang digelar di Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Gedung Sate bandung, Minggu (25/10). Penampilan Bebegig dan Buta Batok membuat kagum masyarakat dan tamu undangan. Penampilan kesenian Bebegig asal Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis yang digambarkan seperti orang-orangan sawah dengan wajah seram mengerikan, merupakan salah satu media untuk mengusir hama di kawasan pertanian. Masyarakat yang menonton acara tersebut langsung bertepuk tangan melihat penampilan Bebegig yang dikombinasikan dengan beberapa penari dan musik khas.

Hendarman, salah seorang pengunjung mengatakan, Bebegig Ciamis memang paling menakjubkan dari seluruh kontingen yang hadir dalam acara tersebut. “Penampilan dari Ciamis, memang terlihat berbeda dengan penampilan yang lain. Berkesan sekali, sebab penampilan dari alat yang dibawa juga sangat luar biasa,” ujarnya. Ketua tim juri, Aat Suratin mengatakan, tim juri memutuskan Kabupaten Ciamis yang membawa Bebegig menjadi yang terbaik di tingkat Kabupaten dan Kota, serta Provinsi Jawa Barat yang menampilkan Buta Batok sebagai juara pertama di tingkat Provinsi. “Karena keduanya memiliki keaslian dalam penampilannya, kemudian juga keduanya ini juga membawa isu dunia,” kata Aat.

Menurutnya Buta batok dan Bebegig memang terlihat memiliki kekuatan tersendiri yang berbeda dengan penampilan daerah lain. “Meskipun yang lain juga sama bagus, tapi mereka lebih baik dari sisi penampilnnya,” kata Aat. Menurutnya, Buta Batok dan Bebegig sudah pantas jika dipentaskan di pagelaran tingkat internasional. “Mereka sangat luar biasa, bertahan dari tahun ke tahun. Saya harap tahun depan mereka lebih baik lagi, kedua kesenian yang menjadi nomor satu ini dari Kabupaten Ciamis,” ujarnya.

Kepala Seksi Seni dan Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Ciamis, H. Dedi Koesmana saat ditemui tim Lawu News menjelaskan, penampilan kesenian Bebegig Baladewa dalam Kemilau Nusantara sedikit dimodifikasi, ada Bebegig biasa yang dimainkan orang dewasa, ada Bebegig yang dimainkan oleh anak-anak, selanjutnya ada “oray-orayan” yang menggambarkan Bebegig yang menaiki naga. Diakuinya, keberadaan Bebegig diwilayah Kecamatan Sukamantri mengandung nuansa magis. Hasil pengamatannya, berdasarkan pengakurasian data yang saat ini tengah gencar dilakukan pihaknya terhadap sanggar-sanggar/group seni dalam mengantisipasi kepunahan salah satunya keberadaan Bebegig.

Dari tahun ke tahun, populasi dan popularitas Bebegig di desa ini semakin banyak. Maksudnya, generasi penerus di kalangan anak-anak kecil kini banyak yang ingin mengenakan Bebegig saat ikut upacara Agustusan.  Begitu pula tidak sedikit penonton yang sengaja menyempatkan diri berfoto bersama dengan Bebegig untuk sekedar kenang-kenangan. Atas dasar inilah pihak Disdikbud dalam hal ini bidang kebudayaan terinspirasi untuk membuat suatu hasil karya seni kriya untuk membuat bentuk souvenir/cendramata yang menjadi ciri khas Sukamantri, selain untuk melestarikan Bebegig itu sendiri supaya tidak punah. Hasil cendramata yang bisa dijual ini tentunya bisa membiayai operasional Bebegig itu sendiri terutama bisa meningkatkan kesejahteraan para pelaku Bebegig.

“Saya baru tahu di sini ada kreasi warga seperti ini. Menyeramkan tapi mengasyikkan juga, ya?,” kata Deasy Cendani (34), salah satu PNS asal Kabupaten Kuningan yang sengaja berpartisipasi dalam ajang Porsenitas yang digelar di Kabupaten Ciamis. Demikian juga tim dari kontingen Kabupaten Kota lainnya mengaku terkagum-kagum saat melihat pertunjukan Bebegig bahkan mereka lantas merekamnya dengan kamera HP atau dengan kamera saku. “Saya dengar Bebegig di Sukamantri munculnya hanya saat Agustusan. Jadi saya merekamnya,” kata Andri, warga Brebes sambil tak henti-hentinya mengarahkan kameranya ke Bebegig yang lewat di depannya. (mamay/dian/tika)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost