Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Calhaj Asal Kabupaten Ciamis Selamat dan Runtuhnya Crane | Lawu Post

Calhaj Asal Kabupaten Ciamis Selamat dan Runtuhnya Crane

Kamis, 01 Oktober 20150 comments

Priatim (LawuPost) Seperti diketahui setelah jamaah haji melaksanakan wukuf, dilanjutkan dengan mabit (bermalam) di Muzdalifah untuk mengambil bebatuan melontar jumrah aqabah beberapa waktu lalu. Rencananya prosesi melempar jumroh akan berlangsung dua hari hingga Sabtu (26/9), untuk nafar awal dengan melontar jumrah Ula, Wusta dan Aqabah. Sedangkan yang mengambil nafar tsani akan melontar jumroh sampai Minggu (27/9).

Menurut otoritas pertahanan Arab Saudi, jumlah korban meninggal dunia akibat berdesak-desakan di jalan menuju jamarat hingga Kamis petang mencapai 700 orang dan korban luka lebih dari 800 orang. Namun, jumlah korban bisa bertambah karena laporan yang masih simpang siur. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil menjelaskan kronologi penyebab insiden yang terjadi di Mina. Menurut Djamil, peristiwa terjadi di Jalan 204 saat rombongan haji melakukan prosesi lempar jumroh di Mina. “Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 8.00 waktu setempat (12.00 WIB). Ada serombongan jemaah haji yang jalan tiba-tiba berhenti lalu terjadi berdesakan, didesak dari belakang, “katanya.

Saat ini, menurut Djamil, Kemenag masih belum mengetahui ada atau tidak adanya korban insiden itu yang berasal dari Indonesia. “Sudah digerakkan petugas operasi di Arafah dan Mina untuk menuju tempat kejadian perkara untuk mencari tahu menyangkut jemaah haji kita, “ucapnya. Sementara itu salah satu jemaah haji asal Kabupaten Pangandaran, Undang Sohbarudin yang juga Asisten Dua Setda Kabupaten Pangandaran kepada tim LawuNews saat berada di Mekah melaporkan, saat terjadi insiden di terowongan Mina Mekah, ia bersama rombongan jemaah haji asal Kabupaten Pangandaran sedang tidak ada ditempat kejadian. “Kami sampai diterowongan Mina masih subuh dan jemaah haji pun masih bisa dihitung oleh jari. Jadi kami khususnya jemaah haji asal Pangandaran alhamdulillah aman dari insiden tersebut, “ucap Undang.

Hal serupa dialami calon haji asal Kabupaten Garut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Garut, Dadang Hidayatuloh melaporkan kepada tim LawuNews, jemaah haji asal Kabupaten Garut tidak ada yang menjadi korban. Saat kejadian, ia bersama rombongan belum lewat lokasi, bahkan menurut dia rombongan Garut tidak ada yang lewat kesana. “Tetapi memang saat kejadian suasana panik. Keluarga para jemaah di Indonesia langsung saling kontak, begitu pun sebaliknya jemaah yang ada di Mekah langsung memberi kabar keselamatan mereka masing-masing. Pokoknya suasana sangat panik, termasuk setelah kejadian itu jalan dilokasi kejadian menjadi macet, “ucap dia.

Namun informasi berbeda disampaikan Kabid Haji dan Umroh Kemenag Kabupaten Garut, Irwan Nurjaman. Ia mengaku menerima informasi ada dua orang jemaah haji asal Garut yang meninggal dunia. “Tapi informasi ini masih belum jelas dan falid. Bahkan informasinya simpang siur penyebab kematian itu, yakni meninggal dunia karena sakit. Makanya kami masih menelusuri dulu biar lebih jelas, “ucapnya.

Sementara itu satu hari sebelumnya, rombongan calon haji asal Kabupaten Pangandaran menggelar wukuf di Arafah bersama jutaan umat islam sedunia. H Sehan Solehudin putra Ketua MUI Kabupaten Pangandaran mengungkapkan kepada tim LawuNews, walaupun sempat diterjang angin kencang saat wukuf, namun semua jemaah haji tetap tertunduk dan berdoa dengan khusu. “Alhamdulillah kami aman-aman saja dan tenda-tenda pun tidak sampai rubuh, tidak seperti beberapa tenda para jemaah yang lainnya. Kami sehat-sehat saja walaupun ada beberapa orang yang sakit paling hanya sakit biasa, “ujar Sehan seraya dirinya mengatakan saat ini sedang melakukan istirahat karena kelelahan setelah melakukan wukuf.

Dikatakan Sehan, jemaah haji asal Pangandaran kloter 32 berdasarkan jadwal akan diberangkatkan dari Jeddah Arab Saudi pada 8 Oktober 2015 dan tiba di tanah air pada 10 Oktober 2015. Begitu juga informasi yang diterima oleh Kabag Kesra Setda Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani dan Kepala Koordinator Kemenag Kabupaten Pangandaran, H Wawan usai melakukan solat idul adha yang dilanjutkan penyembelihan dua ekor sapi kurban dihalaman kantor Setda Kabupaten Pangandaran di Parigi kepada tim LawuNews membenarkan bahwa para jemaah haji saat itu sedang melakukan wukuf. “Alhamdulillah para jemaah haji khususnya asal Kabupaten Pangandaran keadaannya semua baik-baik saja, “ucap Wawan yang diamini oleh Dani Hamdani dan Kabag Kesra.

Wawan mengatakan, berdasarkan jadwal untuk jemaah haji KBIH Kabupaten Ciamis tahap I kloter 9 akan pulang dan sampai ke tanah air pada tanggal 2 Oktober 2015 di embarkasi Bekasi. “Sementara untuk para jemaah haji asal Kabupaten Pangandaran dikarenakan melalui kloter 32, maka sampai di embarkasi Bekasi pada tanggal 10 Oktober, “katanya. Seperti diketahui, jumlah calon jemaah haji tahun 2015 asal Kabupaten Pangandaran meningkat dari tahun sebelumnya. Kepala Koordinator Kemenag Kabupaten Pangandaran, Drs. H Wawan, MM mengatakan jumlah jemaah haji tahun 2015 tercatat 325 orang. Sementara jatah kuota untuk di Kabupaten Pangandaran sebanyak 385.
Sebanyak lima orang jemaah haji asal Kota Banjar dipastikan wafat di tanah suci akibat menjadi korban insiden Mina yang terjadi beberapa waktu lalu. Kelima korban itu adalah Maemunah binti Dasa Sasmita (53) warga Lingkungan Parunglesang Rt 02/09 Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar, Atang Gumawang bin Dede Herlan (41) bersama istrinya Ima Rismawati binti Endang Nandar (30), kemudian Dikdik Muhamad Tasdik bin Udin Samsudin bersma istrinya Ira Kusmira binti Dede Erlan. Kedua pasangan suami istri ini bersaudara dan mereka tercatat sebagai warga lingkungan Cikabuyutan Barat Rt 1/9 Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar.

Kabar meninggalnya lima jemaah haji ini sudah dibenarkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banjar, H. Dadang Rohmansyah. “Ada 9 orang jemaah haji asal Banjar yang menjadi korban insiden Mina, yang bisa dipastikan meninggal ada 5 orang, “kata Dadang. Kabar kematian Maemunah binti Dasa Sasmita terkonfirmasi dari informasi yang disampaikan oleh suami almarhumah yang juga menjadi korban, yaitu Sarnan Saripudin bin Said. Sementara kabar meninggalnya dua pasangan Atang dan Ima serta Dikdik dan Ira terkonfirmasi  dari kabar yang disampaikan oleh adik mereka yang berhasil selamat, yaitu Irfan Firdaus.

Ketua Panitia Pemberangkatan Ibadah Hji (PPIH) Kota Banjar, dr. Herman Sutrisno menjelaskan, ada 9 jemaah haji asal Banjar yang ikut menjadi korban di Mina. Selain kelima korban yang dipastikan wafat, empat lainnya adalah suami Maemunah yaitu Sarnan Saripudin, pasangan suami istri Maryati binti Ngapini dan Narikun Ahmadi bin Madmukia warga Dusun Cikadu Kelurahan Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja serta Ati Rohyani warga Cikabuyutan Barat Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Keempat orang ini juga dalam kondisi luka-luka diantaranya ada yang mengalami luka serius. Saat ini mereka masih mendapatkan perawatan di rumah sakit Mina. “Jadi yang 9 jemaah haji ini merupakan jemaah haji asal Banjar. Namun mereka berangkat dari Kabupaten Bandung, “kata dr. Herman.

Tim LawuNews pun terus berusaha mencari keakuratan informasi itu hingga Jumat (25/9) sekitar pukul 18.30 WIB. Namun informasinya masih simpang siur khususnya menyangkut kabar kondisi pasangan Maryati dan Narikun. Sejauh ini pihak keluarga belum bisa mendapatkan informasi resmi  yang dapat dipercaya. “Kita tunggu perkembangan kabar resmi yang akan disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri  atau Kementerian Agama. Jangan dulu berspekulasi , kecuali kalau memang informasi yang didapat bisa dipercaya atau didapat dari anggota keluarganya yang ada ditanah suci, “kata dr. Herman.

Sementara itu, Walikota Banjar, H. Ade Uu Sukaesih sepanjang petang berkeliling melayat ke rumah keluarga jemaah haji yang sudah bisa dipastikan meninggal dunia. Dia berharap keluarga yang ditinggalkan bisa tabah menerima musibah ini. “Semoga diberi ketabahan yakni bahwa almarhum dan almarhum meninggal dalam keadaan syahid. Surga telah menantikan mereka, “kata Hj. Ade Uu. Tak hanya warga Banjar, ada warga Kabupaten Ciamis pun dilaporkan meninggal dunia. Ia adalah Nana Hendiana Bin Idi (43)warga Dusun Cisaray Rt 01/03 tersebut diduga meninggal karena berdesakan dan kelelahan saat melintas Mina. “Calhaj yang meninggal memang warga Kabupaten Ciamis, namun tidak berangkat dari Ciamis. Almarhum berangkat kloter 61 Bandung. Sampai saat ini surat resmi kematiannya belum diterima Kemenag Ciamis, “ujar Staf Kasi  Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Eli kepada tim LawuNews.

Meski demikian, kata Eli, pihaknya akan terus menghubungi pusat informasi haji dan Ketua kloter 61 jamaah persis Bandung. “Informasi sementara calhaj meninggal setelah dirawat dirumah sakit karena kelelahan, “ujarnya. Ditempat terpisah, jemaah haji asal Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dilaporkan selamat. Penjelasan itu disampaikan oleh masing-masing Kemenag Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Misal Kabag TU Kemenag Kota Tasikmalaya, H Dadang Toha Muslim menjelaskan, informasi yang ia dapatkan dari koordinator haji asal Kota Tasik di Mekah, semua jemaah haji asal Kota Tasik tak menjadi korban tragedi Mina. “Pasalnya saat kejadian, semua jamaah haji asal Kota Tasikmalaya masih dalam perjalanan menuju Mina. Lagi pula, sesuai agenda, jemaah haji asal Kota Tasik menggunakan jalur lantai tiga sementara kejadian berada di jalur lantai satu, “ucap H Dadang seraya menyebut meski demikian ia tetap akan terus pantau setiap perkembangan dari Mekah.

Kondisi selamat dari jemaah haji asal Tasik pun disampaikan langsung oleh jemaah haji asal Kabupaten Tasik di Mekah. “Alhamdulillah hingga saat ini, saya tidak mendapat informasi adanya jemaah haji asal Tasikmalaya yang menjadi korban pada tragedi Mina, “kata salah seorang jemaah haji asal Tasikmalaya, Basuki Rahmat melalui telepon. Sementara itu, orang tua korban tragedi Mina, H Dede Herlan (68) dan Ny. Hj. Ee Rohaeti (68) warga Cikabuyutan Barat (Cikbar), Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar mengaku, tujuh anak dan menantunya menjadi korban tragedi Mina. Ia pun hanya bisa pasrah terhadap takdir ketujuh anak bersama menantunya itu. “Jika sudah takdir, kami sekeluarga hanya bisa pasrah kepada Alloh SWT, “kata Dede Herlan. Berdasarkan informasi yang ia terima dari Mekah, pemicu tragedi itu yang menimpa pula pada anaknya, akibat terinjak-injak ketika mau melaksanakan ibadah lempar jumrah di Mina.

Menurutnya, tujuh anak dan menantunya itu berangkat dari kloter BPIH Persis Bandung tersebut supaya sekeluarga (7 orang) bisa ke tanah suci menunaikan rukun islam kelima itu secara bersama-sama satu kloter. Ia pun mengungkapkan, anaknya yang dikabarkan menjadi korban adalah Hj. Ati Rohyani (46), Hj. Ira Kusmira (36), H. Dikdik Mochamad Tasdik (39), Hj. Ima Rismawati (30), H. Atang Gumawang (41), H. Irfan Pirdaus dan Hj. Sisca. Menurut H Dede, kondisi terakhir yang dialami anak dan menantunya diketahui dari sambungan telepon langsung dari Arab Saudi dan diterimanya pukul 07.00 WIB pagi sebelum kejadian tragedi Mina.

Lebih lanjut dia mengatakan, dari tujuh anak dan menantunya itu, dua orang yakni H Dikdik dan Hj. Ira masih dinyatakan hilang kontak. “Dari lima anak dan menantu yang berhasil ditemukan, dikabarkan terinjak-injak sampai mengalami luka serius. Akibatnya, sampai saat ini masih dirawat di RS Mina, “katanya. Kepala Kementerian Agama Kota Banjar, H Dadang Romansyah disela-sela acara kunjungan ke rumah korban tragedi di Mina di Cikbar mengakui, tujuh jemaah haji warga Banjar itu berangkat ke tanah suci kloter 61 Bandung. “Ada warga Banjar yang berangkat dari Bandung itu sah-sah saja. Menyusul musibah tersebut, kami menyatakan ikut prihatin dan ucapkan bela sungkawa, “ujarnya.

Runtuhnya Crane
Sebelum musibah Mina terjadi, publik dunia dik­agetkan dengan tragedi jatuh­nya alat berat (crane) yang menimpa dua lantai sekaligus Masjidil Haram Mekkah Arab Saudi hingga menewaskan sekitar 107 orang dan ratusan orang mengalami luka-luka, Jumat (11/9) beberapa waktu lalu sekitar pukul 17.30 atau menjelang waktu Magrib.

Salah seorang saksi mata asal Kabupaten Ciamis, Lily Romli, SH, MM. yang dihubungi melalui sambungan telepon menga­takan, sebelum kejadian itu, tepatnya puku17.30 menjelang magrib, terjadi badai pasir yang memang selama berada di Mekkah, sudah tiga kali terjadi. Tetapi pada hari Jumat itu, kata Lily, badai pasir disusul dengan petir dan hujan besar serta hembusan angin yang san­gat kencang. Akibatnya, kata dia, beberapa papan petunjuk jalan dan tempat yang terpam­pang di dalam masjid berter­bangan, lalu jatuh dan hancur.

"Saya beserta istri dan teman-teman satu rombongan yang sudah berada di jalur thawaf bergegas mencari per­lindungan ke tiang-tiang masjid dengan maksud menghindari benda-benda keras yang terli­hat berterbangan,"kata Lily yang merupakan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Ciamis. Selang tiga menit setelah berlindung, kata dia, terdengar suara dentuman sangat keras, kemudian disusul dengan teri­akan orang-orang bertakbir dari arah tempat sa'i, sejajar dengan garis Hajar Aswad. "Belum sempat mengetahui apa yang baru saja terjadi, tidak lama kemudian saya menyak­sikan banyak orang ditandu dengan kondisi berlumuran darah,"papar Lily.

Ia mengira, mereka yang ditandu adalah jemaah haji yang sedang melaksanakan thawaf di lantai 1 kemudian terjatuh akibat panik. "Tetapi setelah badai reda, saya baru sadar ada crane sangat besar jatuh dan menimpa ratusan je­maah di dalam masjid. Allahu Akbar, betul-betul pemandan­gan yang mengerikan,"kata Lily menambahkan. Menurutnya, saat ini kondisi di areal kejadian sudah diber­sihkan, dan kegiatan ibadah berjalan seperti biasa. Hanya untuk lantai 2, masih ditutup dan tidak dapat digunakan untuk berthawaf. Namun ada sedikit kekhawatiran yang di­rasakan ketika melihat masih banyak puluhan crane yang berdiri kokoh di atas masjid. "Khawatir kalau tiba-tiba ada badai pasir lagi,"ujarnya.

Diklarifikasi mengenai musibah jatuhnya Crane di Masjidil Haram Mekah, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ciamis, Drs. H. Ahmad Sanukri, SH, MM. melalui Kasi Umum Haji Kemenag Ciamis, H. Asep Lukman Hakim menegaskan, calon haji asal Kabupaten Ciamis saat ini sudah berada di Mekah dan selamat dari musibah jatuhnya Crane. Calon jamaah haji asal Kabupaten Ciamis sampai saat ini dalam kondisi sehat. Hingga kini belum ada yang di­rawat di poliklinik maupun rumah sakit di Saudi. Bahkan tidak ada jamaah haji yang menjadi korban runtuhnya crane pem­bangunan area Masjidil Haram, kata H. Asep.

Menurut H. Asep saat runtuhnya crane mayoritas Jamaah haji asal Kabupaten Ciamis sedang berada di hotel dan di area masjid yang jauh dari lokasi keja­dian. Seluruh jamaah juga dalam keadaan sehat dan terus di­imbau untuk menjaga stamina, istirahat teratur menjelang pelaksanaan rukun haji yang menyita tenaga. (mamay/dian)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost